Home » » Pesta Bersama Naomi Tatsuno [064]

Pesta Bersama Naomi Tatsuno [064]


Bandar Taruhan - ‘Bro, pesta yuk, gue traktir... Kan kemaren ane baru wisuda... Hitung-hitung perayaan...’, isi sms yang Bandi kirimkan padaku barusan. ‘Ok bro, entar malam ya...’, balas smsku. Tak terasa Bandi sudah menyelesaikan kuliahnya. Aku malam ini tidak ada kegiatan, sebaiknya aku menemaninya. Sudah lama aku tidak keluar bersama Siti Fatimah, gadis yang pernah dekat denganku, entah karena apa ia tidak pernah mau keluar lagi denganku. Jam menunjukkan pukul 17:30, Bandi meminta bertemu lebih awal, seperti biasa, cafe langgananku, kami berjanji ketemu di sana. Aku yang baru pulang dari kerja pun segera mandi dan bersiap. Dengan motor pemberian Herman, Kawasaki Ninja 150RR, kupacu menuju ke sana. Bandi ternyata sudah menunggu di meja sudut sana, dengan meja yang penuh dengan minuman keras serta bungkus rokok. Bandi kali ini ingin berpesta untuk kemenangannya melalui masa perkuliahannya.

“Selamat bro... IPK 4 nih pastinya...”, olok ku lalu duduk bersamanya.
“Hahaha, enggak lah, cukup-cukup saja...”, jawabnya sambil memberikan sebotol bir Guinnesse padaku.
“Kita senang-senang dulu hari ini...”, kata Bandi.
Kami pun mulai minum. Sambil bercanda kami menjadi-jadi tertawa-tawa. Beberapa pelanggan memang memandangi kami, namun tidak heran, di sini memang ada beberapa pelanggan yang juga sering minum-minum dan berpesta. Beberapa lama, bir mulai habis, rokok LA kami pun sudah habis tiga bungkus.
Bandi mulai bertanya, “Habis ini kemana?”, ia ingin pesta berlanjut. “Karaoke?”, tanyaku.
“Ah, ga asyik bro..”, jawabnya.
“Lalu punya rencana pesta di mana lagi?”, tanyaku.
“Hmm...”, ia coba berpikir sejenak.

Lalu ia mulai bercerita. Ia ingin pergi ke Jepang setelah mengambil ijazah. Aku kaget ternyata ia menceritakan semuanya dengan blak-blakan.
“Gue mau balas dendam di sana..”, katanya.
“Serius lu bro?”, tanyaku.
“Hehehe, akan ku ledakkan kota Tokyo...”, jawabnya dengan wajah serius.
Aku benar-benar tak menyangka ide jahatnya itu.
“Malam ini, kita pesta dulu bro... Kalau gue dah ke sana, kita ga bisa pesta kayak gini lagi.
Bandi mengajakku berpesta miras lagi di luar, soalnya di sini sudah cukup ramai, tidak enak sama pelanggan yang lain. Aku coba memberinya ide untuk berpesta saja di tempat prostitusi, namun Bandi sedikit kurang suka.

“Lu pengen man?”, tanya Bandi.
“Kan itu namanya pesta bro...”, jawabku.
“Hmm, gini aja deh...”, ia memberi solusi.
“Gue panggil Naomi lagi buat temani lu...”, jawabnya.
“Emangnya lu bisa?”, tanyaku.
“Hahaha, gue mana mau nyetuh dia, jijik ah... Gue maunya liat dia tersiksa aja...”, lanjutnya.
“Trus kita mesti culik dia lagi?”, tanyaku.
“Gak lah, gue bakal ancam dia, gue kan masih nyimpan videonya...”, lanjut Bandi sambil menyengir.
Bandi lalu mengajakku ke tempatnya berjanjian dengan Naomi Tatsuno, gadis Jepang yang pernah kami siksa. Rumah kontrakan milik Bandi kini menjadi tempat kami akan berpesta. Sambil membawa beberapa botol bir lagi dan rokok, kami pulang dan hanya menunggu ke datangan Naomi.
“Dia pasti datang bro... Atau dia bakal liat videonya terunggah di internet, hahaha...”, kata Bandi.

Benar yang dikatakan Bandi, tak lama dari itu Naomi datang,
“Sendirian kan?!”, ancam Bandi ketika membuka pintu.
“Iya...”, jawab Naomi sedikit keberatan.
Ku intip keluar sana, Naomi menggunakan motor matic Honda Beat sendirian ke sini. Mukanya murung, ia nampaknya terpaksa ke sini, ia tidak berani memandangi wajah kami, ia mungkin masih trauma. Namun ia tidak berbeda dari kemarin-kemarin, masih tetap cantik. Gadis Jepang yang mirip artis AKB48 itu benar-benar menggoda nafsuku.
“Tenang, malam ini gue ga bakal nyiksa lu...”, kata Bandi lalu menutup pintu.
Ia kemudian mengajak kami masuk ke kamar,
“Malam ini, teman gue yang bakal pesta...”, katanya.
Bandi memberikan ku kesempatan berpesta dengan Naomi.
“Tapi... Gue ga bisa lama...”, kata Naomi. “Entar ortu gue curiga...”, jawabnya.
“Sudah, gue ga peduli, lu ngomongin jak sama kawan gue tuh...”, balas Bandi sambil melihat ke arahku.

Kami masuk kamar, sambil membawa semua minuman dan rokok. Ia duduk di kursi dan berpesan padaku,
“Gue pengen liat dia disiksa, lu bisa pakai apa aja yang ada di sini”, katanya sambil menunjuk ke arah lemari.
Naomi sudah tahu apa yang akan kami perbuat. Ia terpaksa berbaring di kasur menunggu dikerjai, sedikit menangis ia menunggu penderitaan. Aku periksa lemari, ada apa saja yang bisa aku pakai. Peralatan pertama adalah handycam, Bandi pasti senang kalau aku merekam adegan Naomi digagahi. Segera ku hidupkan dan taruh di meja dan menyorot ke arah kasur. Hmm, selanjutnya aku bingung mau menggunakan benda apa. Banyak sextoys di sini, aku bukan tipe orang yang suka menggunakannya, namun demi menghargai hadiah Bandi berupa Naomi, aku pun mengambil beberapa perlengkapan, seperti tali dan penis elektrik. Bandi hanya meminum minumannya, rokok tidak dinyalakan, dia tidak mau ada polusi di kamar ber-AC ini.

Aku taruh perlengkapan di lantai. Belum mau aku menggunakannya. Aku coba memanfaatkan waktu yang ada dulu untuk melihat Naomi yang cantik.
“Bangun lah...”, perintahku agar ia tidak Cuma berbaring di kasur.
“ Gue mau lihat lu menari..”, kataku.
“Coba lu menari kayak penyanyi-penyanyi AKB48!”, perintahku.
“Naomi ga pandai menari...”, katanya.
“Eh... Melawan lu?!”, singgung Bandi sambil melotot.
Naomi ketakutan, ia pelan-pelan bergerak. Bandi lalu bangkit dan membuka DVD playernya, diputarnya lagu AKB48 sambil bilang,
“Semua member group ini nantinya akan aku bunuh di Jepang sana!”, katanya dengan nada kasar sehingga Naomi ketakutan.

Lucu memang, Bandi dendam dengan Jepang entah karena sebab apa, namun ia juga ternyata menyimpan kaset AKB48 itu, walaupun dengan alasan ini mempelajari siapa-siapa saja yang ada di group itu. Lucunya lagi DVD yang dia pakai untuk memutar lagu itu adalah merk Sony, alias buatan Jepang, mungkin dia tak sadar. Hanya televisi saja yang ia pakai merk Samsung, aku tidak mau menyinggungnya, takut ia marah. Bahkan sextoys miliknya aku pun yakin merupakan import dari negri samurai sana. Tak mau terusan memikirkan masalah Bandi dengan pemikirannya terhadap Jepang, aku pun segera kembali fokus kepada Naomi. Ia mulai menari seirama dengan lagi yang ku putar.
"Heavy Rotation", lagu AKB48 itu menjadi pengiring tarian Naomi.
"Yeehaaaaa", teriak Bandi memandangi Naomi yang sedang menari dengan kakunya.
Aku duduk di ranjang juga menonton adegan tersebut, Naomi terlihat malu-malu, ia tidak begitu bisa menari, namun wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang seksi terlihat dia benar-benar seperti artis layaknya personil AKB48.
"Lepaskan pakaianmu perlahan!!!", perintahku meminta Naomi membugili tubuhnya sambil menari. Tak mau menunggu lama hingga lagu habis, Bandi ikut memaksanya,
"Woi, dengar tuh apa yang dia suruh!!!", teriaknya sambil mendekati meja dan mengambil handycam.

Naomi dengan sangat terpaksa membuka pakaiannya sedikit demi sedikit.
"Nih sorot bro, biar nanti lu bisa nonton...", kata Bandi sambil memberikanku handycam.
Naomi hampir bugil, semua pakaian pelapis luar sudah tertanggal, hingga tersisa hanya celana dalam hitam dan bra hitamnya. Aku terus menyorotinya sambil menonton, kulihat Bandi sudah tak sabar, aku melihat dia mendekati Naomi sambil memegang celananya.
"Aku akan cari kerja ke Jepang, kalau gue ga di sini, lu harus turuti kemauan kawanku itu...", kata Bandi ke Naomi.
Aku kira Bandi akan memperkosa Naomi, namun ternyata salah, seperti sifatnya sedari dulu yang dendam dengan Jepang, ia tidak mau menyentuh Naomi, ia hanya melepaskan ikat pinggangnya. "Ayo menari!!! Semangat!!!", teriaknya sambil mencambuk Naomi yang setengah bugil.
Aku memang pernah dengar dari Bandi suatu saat ia ingin ke Jepang untuk balas dendam, mungkin menjadi teroris atau sejenisnya, dendamnya sangat besar dan tak ku sangka akan benar-benar ia wujudkan. Aku menyoroti tubuh Naomi, putih mulus, benar-benar seperti artis, namun muncul bercak merah ketika Bandi mencambuknya dengan ikat pinggang.
"Ayo buka semua!!!", teriak Bandi memaksa Naomi unyuk melepaskan bra dan celana dalamnya.

Naomi menangis, pipinya merah merona akibat tangisannya yang bercampur rasa malu. Aku tahu Bandi ingin menyerahkan Naomi kepadaku ketika ia tidak di sini lagi, video yang sedang kurekam ini bisa jadi ancaman untuk terus mengikat Naomi.
"Hiks hiks hiks...", Naomi menangis sambil melucuti pakaian dalamnya sendiri.
Aku tak sabar kembali melihat tubuh mulus Naomi, aku bergerak maju agar dapat menyorot lebih jelas. Tubuh mungil gadis Jepang ini sangat mempesonaku, kulihat jelas semua lekuk tubuhnya. Dadanya bersih, putih sekali, putingnya merah muda dan berbentik kecil, masih terlihat indah walaupun Naomi terus berusaha menutupinya dengan tangan. Selangkannya pun ku sorot, Naomi malu-malu dan menutupi dengan tangannya.
"Woi, lu mau gue potong tangan lu itu?!!", ancam Bandi agar Naomi membuka tangannya sehingga tubuh indahnya bisa kusorot dengan jelas.
Naomi akhirnya menuruti kemauan Bandi, ia masih dipaksa untuk terus menari, sambil menangis iapun terus-terusan dicambuk hingga lagu AKB48 diputar beberapa kali. Aku merasakan gejolak nafsuku, penisku sudah mengeras memandangi tubuh Naomi yang menari dengan bugil. Ku letakkan handycam kembali ke meja dan ku arahkan ke arah Naomi. Aku pun menelanjangi diriku sendiri, penisku sudah mengaceng keras. Kembali aku menyoroti Naomi dengan keadaan sama-sama bugil. Ku tunggu Bandi selesai menyiksanya saja agar aku baru bisa melampiaskan nafsuku.

Lima belas menit berlalu, Bandi mulai bosan, ia terlihat puas dan tersenyum,
"Cukup deh", katanya sambil memandangi tubuh Naomi yang penuh dengan garis-garis merah bekas cambukan.
"Sisanya buat lu bro, gratis, malam ini lu pake aja sepuasnya...", kata Bandi lalu meninggalkan Naomi.
Bandi duduk di sudut sambil main hp, akhirnya ini waktu ku.
"Sekarang layani gue!!!", perintahku menyuruh Naomi menghentikan jogetannya.
Kutarik tubuhnya hingga mendekat denganku. Aku menekannya ke bawah hingga ia terlutut di depanku.
"Hisap!!!", perintahku meminta Naomi menyepongkan penisku.
Aku duduk dengan membuka selangkanganku, lalu kusoroti wajahnya yang cantik itu. Dengan mata tertutup, Naomi terpaksa membuka mulutnya dan membiarkan penisku masuk ke dalam mulut itu. Bibirnya indah, dengan warna meeah muda merona, ia perlahan mengulum penisku hingga geli-geli terasa di ujung penisku itu ketika mengenai lidahnya.

Nikmat, benar-benar mengasyikkan, aku tidak perlu merogoh kocek unthk "jajan". Bahkan aku mendapatkan gadis yang sangat cantik ini secara gratis. Terima kasih kawan, berkat kamu, aku bisa meluapkan unek-unekku. Sejak dijauhi Siti, aku sering murung, aku biasanya melampiaskannya di tempat prostitusi, jika lagi bokek, biasanya aku cuma beronani sambil nonton bokep di kost ku. Aku terus menyoroti wajah Naomi yang cantik itu, lembut pancaran wajahnya yang imut itu. Memang sepongannya masih amatiran, namun sensasi dari wajah dan lekuk tubuhnya yang bagaikan artis adalah sebuah nilai plus. Naomi, suatu hari aku ingin terus bisa menikmafimu. Video ini harus terus ku simpan, selain bisa sebagai bahan coliku, aku juga bisa terus mengancammu. Ku ulurkan tangan kananku sementara tangan kiriku masih memegang handycam. Ku raba bagian dada Naomi, susunya kenyal bagai puding, agak kecil, namun putih mulus dan indah. Naomi, kau seorang gadis Jepang yang beruntung, karena belum ada gadis Jepang lain yang bisa menyepong penisku, hahaha, aku merasakan nikmat tiada tara. Ku pejamkan mataku membiarkan Naomi memberikan pelayanannya kepada penisku.
"Ooohhh....", desahku menikmati kuluman Naomi.

Bandi sudah tertidur dengan posisi terduduk, ia sudah memberikan kesempatan ini padaku. Aku akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Aku menghentikan sepongan Naomi ketika aku merasakan gejolak di selangkanganku semakin meningkat, aku tidak mau cepat berejakulasi. Ku tarik penisku menjauhi bibir Naomi, lalu ku angkat tubuh Naomi dan ku rebahkan di ranjang. Bandi sudah ketiduran, ia tidak akan tahu apa yang kuperbuat, aku tidak mau menyiksa Naomi menggunakan peralatan Bandi. Aku ingin menikmati Naomi dengan lembut dan romantis. Lalu ku lempar peralatan Bandi hingga berantakan di lantai, agar Bandi tidak curiga ketika ia tiba-tiba terbangun nantinya. Aku lalu menindih tubuh Naomi, hangat sekali, susunya mengenai dadaku. Kecil susunya terlihat hampir rata karena ia berbaring sehingga "puding kenyal" itu merata. Ku ciumi rambutnya yang harum dan ku belai-belai, Naomi sedikit menolak, namun aku yakin ia lebih menerima begini daripada harus kusakiti. Wajah cantiknya yang bening bagai artis Jepang itu semakin membuatku bernafsu. Gairahku menciumi harum rambutnya kini ku arahkan ke bibir kecilnya, ku ciumi lekuk mulutnya dan kugerilya dengan lidahku. Naomi sedikit menahan bibirnya agar tidak terbuka, namun lidahku dengan cepat bermain hingga bibir manisnya itu bisa kunikmati.

Lalu aku pun menghiasi ciumanku itu dengan sedikit tambahan seperti meludahi bibirnya, kupaksa masuk agar Naomi menelan semua air ludahku. Ku ciumi terus sambil meremas-remas susu kecilnya itu. Sebentar-bentar ku pilin putingnya hingga Naomi bergetar kegelian.
"Cantik... Kamu harum... Tubuhmu seksi banget...", pujiku agar Naomi semakin masuk ke suasana. Aku juga sudah melayang terbawa nafsu duniawi, bagaikan dimabuk asmara, sungguh indah bisa bersetubuh dengan gadis secantik Naomi ini. Beberapa menit setelah bosan menciumi bibirnya aku pun menyudahinya, kini kuarahkan ciumanku ke leher Naomi, putih dan harum, seperti leher bayi yang masih segar. Sedikit cupangan hingga kuciumi turun sampai ke buah dadanya. Putih, segar, kecil, harum, ranum, dengan puting yang masih kecil dan merah muda, entah bagaimana bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Kusedoti langsung ke dua belah susunya itu bergantian, nikmat tiada tara, kurasakan penisku semakin mengeras tak mampu menahan.

Tak bisa menahan lama, setelah menciumi kedua belah dada Naomi, aku pun segera mengambil posisi, ku buka renggang kedua paha Naomi, ia sedikit menahan karena tidak mau kuperkosa. "Tenang sayang, kita main halus saja...", kataku dengan perlahan menusukkan penis kerasku ke lubang vagina Naomi.
'BLEEPPPSSSS', sedikit susah karena selain vaginanya sedikit sempit juga karena belum begitu basah. Namun cengkraman erat vagina sempitnya membuat aku semakin masuk ke dalam suasana nikmat. Ku biarkan sejenak penisku menancap dalam vaginanya, ku rebahkan tubuhku kembali hingga menindih Naomi. Kulanjutkan ciuman bibir kami, lalu perlahan ku mulai memainkan bokongku naik turun untuk menggenjot Naomi. Sungguh nikmat luar biasa, cengkraman vagina Naomi menahan penisku bergerak perlahan keluar masuk. Naomi sudah mulai membalas ciumanku, kubelai rambutnya perlahan, hingga kami bagaikan sepasang kekasih yang memadu cinta. Bandi masih tertidur pulas, ia sepertinya kecapekan, aku tidak mau membangunkanya, bisa saja ia malah mengganggu kegiatanku ini. Lagian kapan lagi bisa begini, kalau ada Bandi sudah pasti ia ingin menyiksa Naomi.

"Arrggghh....", erangan Naomi menerima genjotanku yang kian waktu kian cepat.
Nafsuku sudah di pangkal ubun-ubun. Penisku bergetar cepat di dalam vagina Naomi.
"Cepat mas...", kata Naomi.
Aku yakin dia juga ingin cepat-cepat menyudahi ini. Sedari tadi ia juga memandangi jam dinding, mungkin ia khawatir akan pulang kemalaman. Aku mengerti posisinya, aku juga sudah tak bisa menahan gejolak ini, ingin sekali kupercepat tempo agar nikmat ini tersalurkan dengan tersemprotnya sperma keluar dari penisku ini.
"Mantap say...", pujiku mempercepat irama.
Naomi memelukku kencang, "Tolong mas...", rintihnya seperti akan berejakulasi.
Ku percepat iramaku semakin kencang, kuat sekali hingga ranjang pun bergetar naik turun. Namun tiba-tiba sana Naomi menolakku, ia mendorong tubuhku, sepertinya ia tersadar dari kenikmatan itu, sambil menangis ia berteriak memohon,
"Tolong jangan di dalam!!!", sontak aku kaget karena perlawanannya.
Aku terdiam sesaat memandangi wajahnya yang sedikit mengiba.
"Ya sudah, pelan-pelan saja...", kataku.
Naomi menggeleng-geleng, "Naomi mau pulang...", katanya, ia seperti ketakutan.
"Tapi, saya belum keluar...", kataku.

Naomi kemudian menangis, ia ingin segera menyelesaikannya tanpa aku harus berejakulasi di dalam vaginanya.
"Lain kali Naomi temani lagi... Naomi tak bisa kemalaman...", pintanya dengan wajah memelas.
Melihat itu aku sedikit prihatin. Apa boleh buat, aku masih punya kesempatan yang lain, Naomi berjanji akan menemaniku lagi lain hari, lagian aku juga merekam semua aksi ini, akan menjadi sebuah ancaman jika Naomi tidak memenuhi janjinya.
"Ya sudah...", kataku lalu mencabut penisku.
Aku memintanya mengocok penisku dengan tangannya segera. Naomi mengerti, ia juga ingin cepat-cepat menyudahi semua ini. Hanya dalam beberapa menit, Naomi berhasil memainkan penisku dengan tangan dan mulutnya hingga aku berejakulasi. Spermaku berceceran di tangan dan bibirnya. Nikmat sekali, malam itu sangat indah bisa menikmati gadis secantik Naomi.
"Terima kasih...", kataku kemudian membiarkan Naomi berpakaian kembali.
Ia buru-buru sekali, setelah berpakaian ia pun meninggalkan tempat ini. Aku bangkit dan merapikan handycam yang sedari merekam aksi kami, tidak begitu panjang namun sudah sedikit memuaskan.

Aku kembali ke ranjang dan beristirahat hingga besoknya Bandi terbangun dan tidak menyadari apa yang telah ku perbuat semalam.
"Ini bro simpan baik-baik...", Bandi tidak memeriksanya, ia menyerahkan semua peralatannya, handycam beserta alat penyiksa. Bandi sudah siap bertolak ke negeri matahari. Cita-citanya untuk membalaskan dendamnya akan segera tersalurkan. Sampai bertemu lagi kawan, akan ku "siksa" Naomi sesuai dengan pesanmu.

Agen Bola - Bandar Taruhan - Bandar Bola - Taruhan Bola - Judi Bola - Agen Sbobet - Agen Maxbet - Agen 368bet - Agen Cbo855 - Agen Sabung Ayam
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger