Home » » Peju Siapa Inii...???? (Vani's Sex Story 4)

Peju Siapa Inii...???? (Vani's Sex Story 4)


Bandar Taruhan - Sinar matahari sudah di ubun-ubun kepala. Suasana sebuah kos di satu daerah di bilangan Jakarta Selatan sunyi senyap. Maklum penghuninya yang rata-rata mahasiswi jam segini pada masih di kampus. Tapi, di kamar no. 13 di lantai 2, sesosok tubuh sexy baru menggeliat bangun.
“Uuuukkkhh.. kepala gue masih agak cenut-cenut nih” batin Vani sambil berusaha untuk duduk di ranjangnya.
Tiba-tiba Vani seperti menyadari sesuatu “Eh, kok gue cuma pake atasan? Mana celana gue? Mana tong gue juga?” pikir Vani kebingungan.
Vani memang cuma memakai pakaian halter pink, dengan bawahan polos. Sehingga mhemeknya yang tak berjembi dan montok terkespos dengan jelas. Perasaan Vani juga semakin tidak enak karena halternya juga dalam kondisi terbuka sehingga toked Vani yang besar tidak tertutup apa-apa. Deg-degan Vani menjulurkan tangan kanannya ke selangkangannya. Jari tengahnya dimasukkan ke sela-sela bibir mhemeknya dan masuk ke lubangnya sedikit. Jantung Vani berpacu semakin cepat karena terasa ada cairan agak kental di lubang mhemeknya. Pelan-pelan dikeluarkan jarinya sambil membawa cairan tersebut. Diujung jari Vani terlihat cairan agak kental berwarna putih. Dari baunya Vani langsung tau “PEJU SIAPA INIIIIII…????” jerit Vani histeris.

Vani mandi cepat-cepat (tidak lupa menyemprot kencang-kencang mhemeknya untuk membersihkan peju yang tersisa). Berpakaian sekadarnya, dan langsung celingak-celinguk di kosnya. Seperti yang bisa ditebak, tidak ada siapapun selain Vani. Tapi hendak masuk ke kamarnya, Vani berpapasan dengan Mirna dan cowoknya, si Tono. Kelihatannya mereka habis beli makan siang. Mirna seperti biasa langsung melengos melihat Vani. Tapi, si Tono memandang Vani dan tersenyum malu-malu. Vani cuek aja dan masuk lagi ke kamarnya. Vani langsung menghempaskan pantat semoknya ke ranjang. Dengan muka tertekuk, Vani mencoba mengingat-ngingat setiap kejadian semalam di pestanya si Angel di X2.

Malam sebelumnya. Pulang kuliah sore itu, Vani langsung mandi dan berdandan. Malam itu perayaan ulang tahun sahabatnya di kampus, Angel. Pestanya diadain di X2 (di Plasa Senayan bagi yang ga tau).
“Harus dandan habis nih gue, mumpung si Albert ga ikutan” batin Vani. FYI, Albert itu cowoknya Vani. Halter pink Bebe dengan belahan cukup rendah untuk menunjukkan 1/2 bagian toked putih Vani yang menyembul menantang, celana pendek warna hitam, wedges merah hitam, kalung tipis menghiasi leher, dan setelah tambahan beberapa aksesories, Vani pun puas mematut dirinya di hadapan cermin.
“Sapa tau ada cowo tajir kecantol. Mumpung Albert masih di Singapore". batin Vani puas dengan dandanannya.
Tiba-tiba HP Vani berbunyi. Dari Angel.
“Halo Ngel. Udah mo sampe”.
“Van, sory ya. Noel telat. Kelamaan kalo jemput elu. Jadi si Boris yang jemput ya. Paling bentar lagi dia nyampe” jawab Angel penuh penyesalan.
“Ya udah deh” jawab Vani pasrah.
“Yah, ada Boris. Ga bisa bebas deh gue. Pasti ngelapor ke Albert kalo gue macem-macem” pikir Vani agak sebal.

Boris tuh sohib kentel Albert. Benar kata Angel, nggak ada 5 menit mobil Soluna Boris sudah di depan kost Vani. Tidak menunggu Boris menjemputnya ke dalam, Vani langsung ke halaman menghampiri mobil Boris. Si Boris yang baru keluar mobil, langsung terpana melihat Vani. Ya iyalah, cowok normal mana yang tidak akan nelen ludah liat cewek sexy habis dengan toked yang 36C yang menggunung indah terekpos setengahnya. Hot pant Vani menunjukkan paha putih mulusnya. Tidak memperdulikan pandangan mesum Boris, Vani langsung masuk dan menghenyakkan pantatnya di jok mobil.
“Ayo jalan Ris. Kita udah telat neh” perintah Vani.
Tidak usah disuruh, Boris langsung melesatkan mobilnya menuju X2. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00WIB. Boris yang berambut kriting Afro kurang konsen dalam menyetir mobil. Matanya bolak-balik melirik toked dan paha Vani.
“Hoki banget si Albert punya cewe hot habis kaya gini. Asemm.. jadi konak gue” batin Boris.
Vani bukannya ga tau kalo si Boris lirik-lirik belahan dadanya. Tapi doi pasang tampang so cool. Story-nya, sebelum Albert nembak Vani, Boris udah ngejer-ngejer duluan. Nah ditolaklah dengan sukses. Tapi story ini penulis belum bisa konfirmasikan kebenarannya hehe. Long story short, sampailah mereka di X2.

Belagak gentlement, Boris langsung bayarin Vani sekalian, yang orangnya lagi sibuk tele-tele dengan Angel. Angel, Noel Cowoknya, dan beberapa temen lainnya ternyata udah di dalam. Sudah nge-reserve Sofa segala buat spot mereka di lantai RnB. Begitu Vani melihat Angel dan temen-temennya, biasalah langsung ribut cipika cipiki. Di meja sudah ada kue tart mini dengan lilin angka 19 di atasnya, dan minuman beberapa botol juga sudah siap. Ritual ulang tahun seadanya, lalu mereka langsung turun. Angel yang cantik dan anggun malan itu menggunakan mini dress warna hitam. Kontras banget dengan kulit putihnya. Angel langsung turun ngikutin hentakan musik RnB, berpasangan dengan Vani. Berdua mereka joget dengan hotnya. Beberapa ABG yang seperti biasa langsung sadar ada barang bagus, mulai menghampiri dengan ikut joget di sekeliling Angel dan Vani. Tapi, sebentar saja sudah nyingkir melihat ada 2 gorilanya datang, si Noel dan Boris (terutama si Boris nih. Tinggi, gede, rambut kribo. Siapa yang tau dia taroh apaan aja di dalam rambutnya). Angel berpasangan dengan Noel, Vani dengan agak malas ngaledenin Boris.

Party malam itu heboh dan rame banget. Minuman terus ngalir (emang tajir si Noel). Nah, ada nih satu minuman kegemaran Vani, yang naiknya pelan. Tapi, begitu mulai naik, si Vani jadi agak hyper. Jogetnya makin hot. Dan, libido nih lonte juga ikut naik. Pas jojing bertiga sama Angel dan Gina, Vani sudah mulai ngerasa makin horny. Selangkangannya mulai agak berkedut-kedut. Semakin heboh goyangannya, semakin kuat kedutan di bibir-bibir mhemeknya. Apalagi selama goyang, tubuh Vani bergesakan terus dengan tubuh Angel & Gina. Vani goyang sambil menggigit bibirnya. Vani ga sadar Angel berteriak di telinganya
“Van.. gue ngaso dulu yahh… Lo masih mo goyang?”.
Karena Vani ga ngerespon, Angel dan Gina langsung balik lagi ke meja. Boris yang dari tadi ceng-gur, liat kesempatan karena Vani joget sendirian. Dia nyamperin, dan sambil ngedorong satu anak ABG dengan pakaian full HipHop menyingkir, Boris ngimbangin goyangan Vani.

Pertama-tama Boris sudah siap kalo Vani bakal nyuekin dan balik ke meja. Boris malah agak kaget karena Vani malah mengimbangi dance Boris. Jelas Boris jadi makin semangat, karena Vani goyang makin hot, dan tidak jarang tokednya menempel di badan Boris. Liat sepasang toked lompat-lompat di depan mata, Boris jadi makin horny. Dia jadi makin berani. Pertama-tama, Boris coba taroh tangannya di punggung Vani. Karena Vani ga nolak, Boris makin berani dengan menarik badan Vani lebih menempel ke badannya. Habis itu udah deh, setiap goyangan Vani berarti gesekan kuat tokednya dengan badan Boris.
“Hmmmpff… puting gue jadi negang nih. Enak banget kegesek-gesek badan Boris." desah Vani dalam hati.
Oiya lupa bilang. Vani jelas tidak pake bra. Jadi setiap gesekan di dadanya, langsung kena putingnya. Boris juga sadar banget kalo puting Vani menegang.
“Wah ni anak horny toh. Gue garap bisa kali ya” pikir mesum si Boris.
Melihat Angel, Noel dan anak-anak lain juga mulai turun dance lagi, si Boris memulai siasatnya dan menggiring Vani ke sofa.
“Van, kita duduk minum dulu yuk.” ajak Boris, menggiring Vani ke sofa sambil meremas-remas pantat montok Vani.

Di sofa, Boris langsung mengangsurkan se sloki penuh ke Vani yang ditenggak Vani dengan cepat. Wajah Vani sudah memerah. Tidak menunggu lagi, Boris langsung menyosor bibir Vani dan melumatnya dengan rakus. Vani agak gelagepan awalnya, dan mencoba mendorong menjauh Boris. Tapi, tangan kiri Boris langsung menyelusup ke balik halter Vani, dan dengan ganas meremas-remas toked sekal Vani. Remasan-remasan memutar di bongkahan tokednya, diselingi dengan pilinan-pilinan puting Vani yang besar membuat gairah Vani langsung membumbung tinggi.
“Haahhh… hhmmppfffh…sshhhh..” desah Vani dengan nafas memburu di sela-sela lumatan bibir Boris.
Mhemeknya semakin basah dan gatalnya nyaris tidak tertahankan untuk digaruk dan digesek-gesek.  Karena saking bernafsunya, kaki Vani bergerak serampangan dan terbentur meja. DUG! Sakitnya langsung sedikit menyadarkan Vani.
"Eh, kok gue cipokan dengan Boris? "Minggir lo Rissss..!!” jerit Vani sambil berusaha mendorong Boris.
Tapi Boris yang horny habis, malah mengeluarkan toked Vani dari balik halter kedua-duanya, meremasnya dan berusaha mengisapnya. Mati-matian Vani berusaha mendorong Boris. Rasanya sia-sia saja. Vani sudah hampir pasrah, ketika tiba-tiba badan Boris terangkat.

“Gila lo ya Boris!” maki Noel yang mengangkat tubuh Boris dari tubuh Vani.
Boris didorong agak kasar menjauh oleh Noel.
“Napa sih Noel? Dia sendiri yang mau kok!” teriak Boris tidak kalah keras.
“Woe, gue lihat sendiri Vani mati-matian nolak lo. Lo jangan maksain nafsu lo ya, ke bokin sohib sendiri” tegas Noel garang.
Boris seperti kembali sadar dan tau kalo sia-sia saja menjelaskan, karena Noel dan lainnya cuma melihat pas bagian akhir (kasian deh lo Boris wkwkwkwk).
“Sorry bro. Gue cuma kebawa nafsu. Sory ya Vani” ujar Boris ke Vani.
Setelah itu, Boris langsung ngeloyor pergi. Vani diantar pulang oleh Noel dan Angel. Noel menyetir, Angel menemani Vani di jok belakang. Angel ngerti banget si Vani. Sambil memeluk Vani, Angel berbisik
“Lo horny banget ya Bel?” Vani mengangguk malu-malu.
“Udah sempet keluar blom pas tadi lo digarap sama Boris?” selidik Angel lebih lanjut.
“Belum Ngel. Amit-amit deh. Tapi, gue jadinya nanggung banget” rengek Vani pelan.

Vani masih merasakan putingnya tegang dan mhemeknya berkedut-kedut minta dijamah. Tiba-tiba Angel berkata tegas ke Noel yang lagi sibuk nyupir
“Noel, ga boleh noleh-noleh ke belakang sampai di kost Vani. Trus, spion tengah naikin. Jangan sampe keliatan jok belakang”.
“Siap bos” jawab Noel sambil cengar-cengir dan belagak naikin posisi spion tengah.
Padahal sebenarnya malah diturunin biar pemandangan jok belakang makin kelihatan jelas. Noel tau jelas apa yang akan terjadi selanjutnya. Pelan-pelan jemari lentik Angel menyusup ke balik halter Vani. Membelai kulit mulus toked Vani dan bergerak memutar mengitari gunung mulus itu. Diiringi remasan perlahan, jari Angel mulai membelai puting Vani yang makin menegang.
“Ssshhh….mhhhhhh….hhmmmmm….” desahan erotis Vani mulai terdengar.
Sambil memejamkan mata, Vani membayangkan Albert sedang bermain-main dengan tokednya.
“Kerasin dikit remesnya..”pinta Vani pelan.
Angel menuruti dengan memperkeras cengkraman tangannya di toked Vani.
“Buset, perasaaan tambah gede aja toked si Vani. Tangan gue ga cukup” batin Angel agak iri.
Angel menyingkap ke samping halter Vani, sehingga kedua tokednya muncul utuh, membusung besar. Kedua tangan Angel yang penuh dengan daging kenyal tersebut, meremas-remas dengan kasar (Angel tau Vani suka tokednya diremas-remas kasar). Kemudian Angel mulai menjilati puting Vani.
“Akkhhh….hhhmmppffff… enak.. terusinnn…” erang Vani yang dibanjiri libido tinggi.

Noel yang menyetir pelan-pelan, menikmati pemandangan erotis di jok belakang dengan penuh nafsu. Dia senang banget melihat ceweknya, Angel, dengan rakus melahap kedua toked Vani. Noel melihat Angel sudah bersiap masuk ke menu utama, karena tangan Angel mulai bergerak untuk membuka resliting hot pant Vani. Begitu jari Angel menyusup ke balik tong Vani, Angel langsung sadar betapa horninya Vani
“Van, mhemek lo udah banjir banget” ujar Angel yang mulai nafsu juga.
“Please kocokin Ngel” rajuk Vani memelas.
Tanpa diminta dua kali, dua jari Angel langsung menyusup ke sela-sela bibir montok mhemek Vani dan mulai mengocok lubangnya. Bunyi kecipakan becek mulai terdengar heboh di mobil Noel. Cuma kalah oleh erangan nafsu Vani yang menggila
“Oaaahhh… Aaahhhhh.. Aeehhhhhh….Hahh..hahhhh…iya..iya.. gitu terusinn…”. Angel menjawab erangan Vani dengan meremas dan mengisap-ngisap putingnya, dan semakin cepat mengocok mhemek Vani. Tidak sampai 2 menit, badan Vani menegang hendak mencapai puncak.
“OOAAAAAHHHH……HHHAAAAHHHHHHH…..” jerit orgasme Vani sambil kelonjotan didera gelombang orgasme yang meledak di selangkangannya. Orgasme yang kedua langsung menyusul tanpa jeda. Vani sampai terbungkuk mencengkram pundak Angel kuat-kuat
“SHIIIIIITTTT…..OOOUUUGGHHHH…!!!”. Angel merasakan sedikit semburan dalam mhemek Vani.

Vani tergolek lemas dan puas di jok belakang. Tidak sadar Angel memperbaiki pakaian dan celananya.
Noel tiba-tiba berkata “Honey, lo malam ini tidur di apartemen gue ya”.
Angel cuma tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya dan mengangguk mengiyakan. Angel tau apa yang akan terjadi malam ini. Seks panas dan kasar sudah menantinya sepanjang malam. 5 menit kemudian Noel dan Angel sudah memapah Vani ke kamar kosnya. Begitu menyentuh bantal, Vani langsung jatuh tertidur tanpa sempat mengganti pakaian. Noel dan Angel langsung melaju menuju apartemen Noel, dan lupa mengunci pintu kamar Vani. Kembali lagi ke hari ini. Vani masih berpikir keras siapa gerangan yang mengenthot dirinya ketika tidur. Kecurigaan awalnya adalah pada Noel. Tapi, Vani langsung menepis dugaan itu. Ada Angel semalam. Noel ga akan berani macem-macem. Apa mungkin Boris? Bisa saja dia mengikuti mereka pulang, dan langsung masuk ke kamar Vani ketika Noel-Angel pulang. Untuk memastikannya, Vani langsung menelpon Boris. Ketika tersambung, di ujung sana suara Boris langsung memelas
“Van… Gue betul betuulll minta maaf soal semalem. Sorry banget Van. Gue betul-betul ga bisa nahan liat lo begitu hot semalem. Pliss jangan bilang ke Albert. Gue khilaf doang. Suer” berondong Boris. Vani langsung tau kalo bukan Boris pelakunya. Kalo memang Boris yang ninggalin peju di mhemeknya, Boris pasti sudah mengambil photo atau bahkan video adegan ngenthot tersebut. Dan menggunakannya untuk memaksa Vani putus dari Albert atau sekedar digunakan untuk sandera agar bisa minta jatah seks sewaktu-waktu. Setelah basa-basi singkat, dan berjanji berulang kali bahwa Vani tidak akan melapor ke Albert, akhirnya Vani bisa memutuskan sambungan telpon tersebut. Vani jadi tambah bingung. Siapa sih yang ninggalin pejunya di mhemek gue?

Pusing mikir, Vani beranjak keluar mau cari makan siang. Melintasi kamar Mirna, tetangga kosnya anak Komunikasi, terdengar suara Mirna yang cempreng dari jendela yang tidak tertutup sedang memaki-maki cowoknya. Vani jadi terkikik karena mendengar sebab amarah Mirna adalah konthol cowoknya ga mau berdiri padahal si Mirna sudah horny dan siap tempur. Tapi, kalau Vani tau tentang kejadian tadi pagi, dia tidak akan tertawa sebahagia itu. Ini kejadian 3 jam sebelum Vani bangun. Kamar sebelah Vani sudah heboh, karena Mirna mau keramas tapi kehabisan sampo. Dipaksanyalah cowoknya, si Tono, minta sampo ke tetangga kos. Tono reflek langsung menuju kamar Vani yang berada tepat di samping kamar Mirna. Beberapa kali mengetok kamar Vani, tidak ada jawaban. Tono iseng mencoba membuka pintunya, cuma buat ngecek ada orangnya atau nggak. Eh terbuka. Masuklah Tono, dan langsung disuguhi pemandangan hot Vani yang sedang tertidur dengan slebornya. Tokednya yang sebelah kanan menyembul tanpa kain penutup. Sambil menelan ludah berkali-kali, Tono menggoyang kaki Vani pelan
“Van..Van..”. Tapi, Vani anteng aja tidur terus. Tono cepat-cepat menuju kamar mandi Vani, mengambil sampo dan lekas-lekas menyerahkannya ke Mirna. Begitu Mirna menutup pintu kamar mandi, Tono langsung berlari menuju kamar Vani.

“Ouuhh rejeki nomplok” sorak Tono kegirangan.
Sudah lama Tono nafsu liat Vani. Sejak memacari Mirna, Vani sudah jadi bacol Tono. (Bacol = bahan coli). Tanpa babibu, Tono langsung melepas celana dan celana dalamnya. Kontolnya yang 11cm sudah mengacung tegak. Dengan gemetaran Tono melepaskan hotpant Vani. Melihat tong Vani yang berwarna hitam, Tono nyaris menangis terharu. Diremas-remasnya pelang gundukan mhemek Vani. Vani cuma menggeliat pelan, dan terus tidur. Tong Vani langsung dilepas dan dilempar ke lantai. Paha Vani dibuka lebar-lebar, sehingga mhemek Vani yang bagai bakpao itu terpampang dengan jelasnya. Tono langsung melesakkan kontholnya dalam-dalam.
“mmhhh…” terdengar desahan pelan Vani.
Tono sempat kaget. Tapi, ternyata Vani masih tetap tidur.
“Uuuhhh peret banget mhemek Vani… agak basah pula” erang Tono keeanakan. Tono langsung masuk RPM tinggi. Mhemek Vani di kocoknya super cepat. Plak..plak..plak.. slep..slep..slepp… bunyi benturan paha Tono ke paha Vani terdengear ditingkahi bunyi kontolnya yang menggesek-gesek dinding mhemek Vani. Melihat toked Vani yang berguncang-guncang heboh, Tono langsung meraup dengan kedua tangannya. Tidak pernah seumur-umur Tono meremas-remas toked sebesar itu. Dihisap-hisapnya putting Vani yang besar mengacung sambil diremasnya kuat-kuat toked bongsor itu. Tidak sampai tiga menit, Tono sudah mengejan-ngejan orgasme. Menembakkan spermanya di dalam mhemek Vani. Ngos-ngosan, Tono tersenyum puas. Cepat-cepat dipakainya kembali celananya, dan berlari riang kembali ke kamar Mirna.

Nah, sekarang lo tau kan, kenapa Tono siang itu tidak bisa ngaceng lagi demi Mirna? Dan misteri peju di mhemek Vani milik siapa pun terpecahkan. Oya, sampai sekarang Vani tidak tau. Gue tau karena teman Tono tempat dia ngember tentang keberhasilannya ngentotin Vani adalah temen gue juga. Wkwkwkwk… Ga kebayang kalo Vani tau Tono pernah ngenthotin dia. Oke, cerita ini masih berlanjut sedikit. Marilah kita kembali lagi ke saat sekarang, ke masa Vani yang masih bingung siapa yang ngenthotin dia. Sekarang Vani sudah kenyang habis makan. Tapi, masalah baru muncul. Horny-nya sebenarnya belum terpuaskan. Sejak bangun sebenarnya mhemek Vani sudah berkedut-kedut gatal. Cuma gara-gara masalah peju tidak jelas itu yang buat Vani teralih sejenak. Berhubung sekarang sudah kenyang dan tenang, nafsu seksnya naik lagi. Terapi finger dari Angel semalam cuma menyentuh sedikit kepuasan Vani. Bahkan sebenaranya membuat Vani lebih horny lagi. Sambil menekan-nekan selangkangannya, Vani berpikir-pikir siapa yang bisa diajak indehoy siang itu.
“Aduuuhh.. napa sih Albert harus jauh pas gue sange gini” runtuk Vani kesal.
Nama Boris terlintas pertama, tapi langsung dibuang jauh-jauh oleh Vani. Selain karena dia sohib Albert dan tidak menarik, Vani tau si Boris cuma panas di awal doang. Paling banter si Boris cuma bisa bertahan 5 menit di dalam mhemek. Vani tau itu dari cewek si Boris, Renny. Dua nama lagi terlintas, langsung dikibas oleh Vani.
“Uuhh.. gue pengen ngerasain ngenthot kaya sama si Ethan lagi” pikir Vani refleks.
“Eh, ngapain gue mikirin si setan satu itu. Sorry aja kalo gue sampe ngrendahin diri minta seks sama dia” tukas Vani gengsi.
Akhirnya Vani menelpon mantannya yang sebenarnya sudah bertunangan, si Roland. Roland partner seks yang tepat untuk saat ini. Pernah jalan sama Vani sekitar 6 bulanan, dan sekarang sudah bertunangan dengan orang yang tidak mungkin dibatalkan oleh si Roland karena keluarga mereka sudah sangat dekat. Dan Vani tau, Roland butuh harta calon istrinya. Maka ditelponlah si Roland.

Waktu menunjukkan pukul 13.30 ketika Vani tiba Plaza Tendean, tempat janjian ketemuannya dengan Roland. Ketika di sms Vani bilang bahwa Vani pengen ketemuan, Rolland langsung menelpon. Rolland sebenarnya sudah bisa menebak alasan kenapa Vani minta ketemuan. Bagaimanapun, mereka pernah jalan bareng selama 6 bulan.
“Ok deh Van, kita ketemuan di Plaza Tendean saja ya, kan lumayan di tengah-tengah tuh” kata Rolland di telepon. Vani mengiyakan. Lalu Rolland menambahkan
“Tapi, gue mau lo berpakaian seperti ini…”. Vani mendengarkan ucapan Rolland, lalu wajahnya memerah jengah.
“Ih, gila lo ya Land” kata Vani tersipu.
“Mau nggak?” balas Rolland nakal.
“Ya udah deh” jawab Vani pasrah, timbang ga jadi ketemuan dengan Rolland.

Dan disinilah Vani, menunggu Rolland yang masih dalam perjalanan. Orang-orang melihat seorang cewek cukup tinggi, berambut pendek warna brunette turun dari taxy, mengenakan kemeja terusan warna khaki. Belt coklat besar menghiasi pinggangnya, dan boot pendek yang sewarna dengan belt-nya menutup kakinya. Kemejanya yang tidak terkancing 2 kancing atasnya menunjukkan belahan toked putih Vani yang membusung. Vani masuk ke café **** dan langsung pesan minuman, lalu duduk manis di pojok café. Para karyawan & pengunjung café memandang cewek yang duduk di pojok begitu jutek dan dingin, sehingga tidak ada yang mengganggu. Padahal, situasi diri Vani bertolak belakang dengan tampilan luarnya. Jantungnya berdebar kencang dan nafasnya agak tidak beraturan, akibat nafsu birahi yang menggelora sejak siang tadi.

“Sialan Rolland lama banget sih. Gue jadi makin deg-degan jadinya. Aduuhh..mana mhemek gue berkedut-kedut terus. Makin basah deh…” runtuk Vani dalam hati tak berdaya mengekang nafsu birahinya.
Padahal Rolland cuma terlambat sekitar 5 menitan. Vani berupaya mengalihkan perhatiannya dengan mengecek status FBnya di HP. Tiba-tiba ada seseorang sudah berada di samping Vani dan langsung menyapa
“Hai Van. Sory agak telat ya” sapa Rolland.
Agak kaget Vani mendongak ke samping, dan dengan senangnya bangkit untuk memeluk dan mengecup ringan pipi cowok tersebut.
“Ih tambah gemuk aja lo” ujar Vani genit.
Rolland memang berperawakan agak gemuk. Keliatannya, kerjaannya yang di belakang meja, memanjakan perut dan tubuhnya.

Mereka langsung beranjak pergi menuju tempat mobil Rolland di parkir. Rolland melirik ke arah Vani yang menggelayut manja di lengannya. Karena Vani sekepala lebih rendah dari Rolland, dengan mudah Rolland melihat ke belahan toked Vani yang menantang.
“Ehm, keliatannya lo ngikutin request gue nih” kata Rolland dengan seringai nakal.
“hu-uh.. Iya, gue ga pake BeHa” rajuk Vani manja dan agak tersipu.
Rolland terkekeh puas. Akibat tidak memakai BeHa pulalah, nafsu Vani semakin tak tertahannkan. Rasa khawatir orang-orang bakal tahu kalo tokednya cuma ditutupi sehelai kain tipis kemejanya, dan gesekan halus bahan kemeja pada putingnya, membuat puting Vani menegang horny. Mobil Rolland di parkir di basement yang sepi. Tak ada petugas parkir yang berkeliaran seperti halnya di mall-mall besar. Begitu Vani masuk dan duduk di sebelah Rolland, Rolland langsung meraih kepala Vani, dan melumat bibir sensual Vani dengan penuh nafsu. Vani meladeni ciuman Rolland dengan nafsu yang tak kalah hebatnya. Hampir semenit kedua insan penuh birahi ini saling melumat bibir, memainkan lidah di mulut pasangannya dan diselingi gigitan kecil di bibir bawah. Nafas Vani semakin memburu dan jantungnya berdebar makin kencang, ketika tangan kanan Rolland dengan bebasnya masuk ke balik kemejanya dan merengkuh toked sebelah kirinya dengan ganas.
“Uuuugggnnnnnnn…” desah Vani refleks keluar begitu merasakan tokednya diremas-remas oleh Rolland.
Tubuh Vani jadi menggelinjang kecil ketika putingnya dijepit kuat oleh jari Rolland, dan dipilin-pilin.

Tidak peduli mereka sedang di tempat umum, Rolland membuka 2 kancing lagi dari kemeja Vani dan menyibakkannya ke samping. Kedua buah melon segar berwarna putih muncul ke permukaan, menantang pandangan Rolland. Puting Vani yang besar sudah mengacung tegak sebagai indikator empunya sedang dilanda libido tinggi. Mata Rolland melotot demi melihat sepasang toked yang besar dan indah tersebut.
“Gila, makin gede aja toked lo Van. Cowok lo pasti rajin nggarap toked lo ya” ujar Rolland tersengal-sengal penuh nafsu. Vani bersemu merah dan tidak sempat menyelesaikan jawaban karena kedua tangan Rolland langsung maju dan meremas kedua tokednya kuat-kuat.
“Gitu ddee…hmmppffffffff..sssshhhh..” desah Vani lebih erotis lagi.
Sambil jari-jarinya memutar-mutar bongkahan toked Vani dan memilin-milin putingnya, Rolland berkata
“Buka paha lo Van, gue pengen lihat lo pegang janji ga”. Sambil tetap mendesah-desah menahan kenikmatan di dadanya, kedua tangan Vani bergerak untuk melepaskan 2 kancing terbawah kemeja terusannya, kemudian menyibakkannya ke samping. Rolland dengan jelas melihat gundukan montok mhemek Vani yang berjembi tipis di puncak belahan mhemek itu.

“Hehehe.. pasti lo horny habis disepanjang jalan karena ga pake BeHa dan CD ya Van” kekeh Rolland penuh kemenangan.
“Buka paha lo” perintah Rolland sambil tangannya membuka paha putih mulus Vani.
Jemari Rolland langsung meremas kedua bongkah bakpao montok tersebut.
“Aiieehhh…..Ahhhhh…” pekik Vani kaget.
Dari selangkangannya seolah ada kejutan listrik yang langsung bergerak menyebar ke seluruh tubuhnya. Apalagi Rolland tidak berhenti sampai meremas-remas saja, jari tengahnya langsung menyelusup masuk ke belahan bibir mhemek Vani dan langsung dikocok.
“Ahhh.. ahhhh… sssshhhhhh…. “ Vani menggeliat-geliat keenakan, karena mhemeknya yang sudah gatal dari 2 jam yang lalu mendapat pemuasannya dengan garukan-garukan cepat jari Rolland.
“Busett.. udah banjir mhemek lo Van. Jiwa lonte lo jadi makin parah saja” seringai mesum Rolland menghiasi wajahnya.
Jari tengah Rolland makin cepat mengocok mhemek Vani. Vani meremas kuat bahu Rolland dan kepalanya menggeleng-geleng resah
“Auhh.. ahhh.. Landd… chukup L..aannd… Jhang..jangan di sini dhonng…aahhhh…” rengek Vani tengsin campur horny, karena takut ke-gap satpam.
Rolland menghentikan kocokannya dan mengeluarkan jari tengahnya dari mhemek Vani. Sambil menjilati jari tengahnya yang basah oleh cairan mhemek Vani tersebut, Rolland berkata
“Hehe gue setuju. Gue juga udah ga tahan ngenthotin lo Van. Gue udah book kamar di hotel depan situ”. Rolland menghidupkan mesin dan mulai bergerak meninggalkan parkir Plaza, sementara Vani memperbaiki kondisi pakaiannya yang terbuka dimana-mana.

Memasuki parkiran hotel M*******a, kedua nafsu manusia ini hampir tidak tertahankan. Ketika Rolland menuju meja resepsionis untuk mengambil kunci kamar, Vani yang menunggu di sofa mendengar HPnya berdering.
”wah Angel. Gue angkat ga ya?” pikir Vani.
Tapi ada naluri yang memaksa Vani untuk mengangkat telepon. Baru saja Vani selesai bilang halo, suara panik Angel terdengar di ujung satunya
“Vannnnn.. lo kemana aja sihh…”. “Ada apa emangnya Ngel” Vani agak heran.
“Lo lupa ya, hari ini kan kesempatan terakhir lo serahkan paper AB ke mr HB. Minggu lalu sudah diampuni sama die, masa lo lupa kalo batasnya hari ini lo harus serahin. Lo mau baru bisa ngulang setahun lagi?” cerocos Angel.
“Astaga… gue betul-betul lupa” Vani tersadar dan langsung panik.
Paper itu berbobot 50% dari total penilaian mata kulian Mr. HB (Lengkapnya ni dosen bernama David Hutabarat. Cuma anak-anak manggilnya mister HB). Ini mata kuliah wajib, yang jadi prasyarat beberapa mata kulian yang Vani harus ambil semester depan. Gawat kalo sampai ga lulus.
“Mr. HB bilang dia tunggu sampe jam 3 ni sore Van. Mending lo sekarang cepet kemari. Bawa tugas ga bawa tugas ga penting. Yang penting lo ngadep dia dulu. Ok?” lanjut Angel cepat.

Buru-buru Vani pamit cabut ke Rolland yang sudah menenteng kunci kamar.
“Aduhh Rolland.. sory banget yaa… Gue harus ke kampus nih.. Darurat nine-one-one masalahnya. Udah ya, gue cabut dulu. Ga usah diantar deh…”cerocos Vani.
Setelah cium sekali pipi Rolland yang bengong, Vani langsung lari ke pintu lobby dan masuk ke taxy yang memang ada di depan hotel.
“Lho? Kok jadi gini?” Rolland terpana dan memandang sedih ke selangkangannya.
Setelah tersadar, dia mulai menekan tombol HP-nya dan berbicara “Mia, bolos kantor yuk…”.
Di dalam taxi, otak Vani mulai berpikir cepat menyusun bermacam skenario dan alasan agar bisa mendapat pengampunan dari Mr. HB dan paling tidak tambahan sehari lagi untuk serahkan paper tersebut. Paper Vani belum kelar. Biasanya butuh sekitar 1 jam untuk sampai ke kampus Vani dari area situ. Tapi, berkat desakan Vani ke abang sopir taxy, tak sampai 45 menit mereka sudah sampai kampus. Pukup 14.50. Vani berlari kecil ke arah ruangan Mr. HB di lantai 3. Setelah sampai kampus tepat waktu, perasaan Vani sudah jauh lebih tenang. Vani yakin bisa merayu Mr.HB untuk memundurkan deadline sampai besok. Sudah rahasia umum kalau Mr.HB yang mata keranjang pilih kasih dengan mahasiswi-mahasiswinya, timbang para mahasiswa. Apalagi bagi mahasiswi yang cakep dan seksi. Vani cukup berpakaian seksi di ujian lisan Mr.HB, dan soal yang keluar lebih mudah bahkan dikasi petunjuk segala.

Vani mengetuk tiga kali pintu ruangan Mr. HB, sebelum mendengar suara bariton yang menyilakannya untuk masuk. Begitu kepala Vani nongol, Mr. HB langsung tersenyum
“Ahh.. ini dia si Vani yang cantik. Kemana saja kau Manis. Duduk, duduklah kau” ujar Mr. HB bermulut manis mempersilakan Vani duduk di depan meja kerjanya. Begitu menghenyakkan pantatnya di kursi, Vani langsung pasang tampang memelas
“Pak.. minta tolong dong.. Tambah sehariii saja, pasti besok Saya sudah bisa serahin paper AB saya Pak” rayu Vani dengan manisnya.
“Wah, tidak bisa itu. Kau dan teman-teman kau sudah Bapak kasi kelonggaran sampai dua kali. Tidak ada lagi mundur-mundur deadline” tegas si Mr. HB walau tetap dengan tersenyum.
Sambil mencondongkan badannya kedepan sehingga agak membungkuk Vani berkata
“Pak, sudah 2 hari ini saya nungguin tante saya di Rumah Sakit. Baru pulang siang tadi. Kalo nggak gitu, pasti paper sudah selesai Pak. Boleh ya Pak”. Mr. HB menelan ludah, karena dari posisinya dia bisa melihat dengan jelas belahan toked Vani yang menonjol.
“Puas-puasin deh lo liat toked gue. Yang penting, mundurin deadline-nya sehari” batin Vani penuh percaya diri.
“Wah, susah posisi Bapak kalo begini. Apa kata teman-temanmu kalau kau mendapatkan kelonggaran dari Bapak” Mr. HB masih berusaha tegas, tapi matanya tetap melotot memandang lurus ke belahan gunung kembar di depannya.
“Ayolah Pak, nggak ada yang bakal tahulah kalo Bapak ga cerita-cerita” desak Vani terus.
Tiba-tiba si Mr. HB bangkit dari kursinya dan berjalan menuju sisi Vani lalu duduk di atas meja tepat di samping Vani
“Boleh saja. Tapi ada syaratnya” kata si Mr. HB sambil tetap memandangi belahan dada Vani.
“Syarat apaan Pak?” tanya Vani sudah mulai khawatir melihat perilaku Mr. HB.
“Kuberi kau waktu sehari lagi untuk kumpul itu paper, asal kau ijinkan aku meremas-remas kau punya susu itu hehe” ujar Mr. HB sambil menyeringai mesum.

“HEHH..” kaget Vani mendengar penawaran mesum Mr.HB dan reflek menutup dadanya dengan kedua tangannya.
“Terserah kau Vani. Bapak cuma tawarkan solusi yang win-win buat kau. Bapak senang, kau pun senang” ujar Mr.HB dengan lagak tidak butuh.
“Aduhh.. gue kasi ga ya? Kalo ntar dia nglunjak gimana? Tapi gue juga ga mau ngulang lagi tahun depan” Vani menimbang-nimbang penawaran tersebut dalam hati.
Vani tidak sadar kalau tangannya turun dan tidak lagi menutupi tokednya ketika sedang berpikir untuk terima atau tidak tawaran Mr.HB tersebut. Tapi Mr.HB menganggap diamnya Vani dan fakta bahwa Vani tidak lagi melindungi tokednya, sebagai tanda bahwa Vani menerima tawarannya tersebut.
“AAHH…” Vani memekik kaget ketika dua tangan muncul dari balik punggungnya dan langsung meremas kuat-kuat kedua bongkah tokednya.
“Lho.. Bapak ngapain sihh.. Kan saya blumm..Aakkkhhh… ahhh… hmmppfffffffhhhhh..” protes Vani terpotong desahannya karena mendadak gelombang listrik dan kenikmatan melonjak dari kedua putingnya.
“Kau ternyata tidak pake BeHa Vani… kenyal sekali toked kau ini” ujar Mr.BH di samping telinga Vani sambil memilin-milin puting Vani dari balik kain kemejanya.
Rangsangan pada tokednya yang tiba-tiba ini, seolah mengingatkan tubuh Vani bahwa ada libido yang terpendam dan menuntut untuk dipuaskan sejak siang tadi.

Serangan tangan Mr.HB semakin gencar. Kedua tanganya sudah menyelusup ke balik kemeja Vani, dan dengan leluasa meremas-remas melon putih dan kenyal tersebut.
“Hahhhh…haahhh… aammmhhhhhffffff…” desah Vani keenakan, apalagi lidah Mr.HB menjilati leher jenjang Vani dengan liarnya.
Mr.HB kini pindah berlutut di samping Vani. Beliau sudah tidak tahan untuk mencaplok toked Vani yang menggiurkan tersebut. Mr.HB membuka mulutnya lebar-lebar, dan menelan ¼ toked Vani dari ujung putingnya. Kemudian Mr.HB menghisap kuat-kuat puting Vani yang sudah menegang keras sampai keluar suara yang keras. Sluuuurrppp.. Slurrrppppp… Terang saja Vani semakin belingsatan tokednya diperlakukan seperti itu, karena tokednya sensitif banget.
“Aaaahhhhaaaahhhh…. Haahhhhhh…SShhhhhhhhh.. Enak banget Pakk…” erang Vani tak tertahankan lagi.

Menyadari muridnya makin terangsang, perlakuan Mr.HB pada toked Vani semakin menjadi-jadi. Cupangan memerah menyebar di sekujur bulatan toked Vani yang putih. Gelinjang tubuh Vani pun menjadi-jadi, sehingga bagian bawah kemejanya tersingkap dan membuat Mr.HB terhenyak.
“Kau juga tak pakai celana dalam Vani.. Wah wah.. kau memang sudah siap untuk dienthot ternyata” ujar Mr.HB penuh sukacita sambil memasukkan jari tengahnya ke sela-sela mhemek Vani yang sudah basah kuyup. Begitu jari tengah Mr.HB melesak sepenuhnya ke dalam lubang mhemeknya, tubuh Vani langsung melengkung dan lenguh kenikmatannya terdengar
“Ouuhhhh….hhhuuuuhhh… iyhaa.. iyhaa… disitu Pak.. benar disitu Pak.. kocok yang kenceng Phak…” pinta Vani penuh nafsu.
Dengan senang hati Mr.HB memenuhi permintaan anak didiknya itu. Jari tengahnya keluar masuk mhemek Vani, dan diselingi gerakan mengobel-ngobel yang agak kacau, sehingga bunyi kecipakan becek terdengar. Tak sampai semenit Vani mulai merasakan bahwa rasa gatal yang menggerayangi sekujur mhemeknya terasa semakin menghebat. Semakin kencang dikocok, rasa gatal tersebut semakin memuncak dan meruncing ke bibir-bibir mhemeknya. Dan tanpa dapat ditahan lagi, orgasme pertama Vani di hari itu meledak juga.
“OAAAAAAHHHHH….. AGGHHHHH….HHAAAHHHHHHH..” lenguh Vani panjang sampai punggungnya ikut melengkung akibat terpaan gelombang orgasme yang sudah dinanti-nantinya.

Mr.HB sempat terpana demi menyaksikan betapa hebatnya reaksi orgasme Vani. Sedetik kemudian ia tersadar, dan cepat-cepat bangun untuk melepas celananya. Ketika Vani mendapatkan kembali kesadarannya 30 detik kemudian, Mr.HB sudah hendak melepaskan celana dalamnya. Cepat-cepat Vani berdiri dan berkata
“Ehh.. Bapak mau ngapain? Perjanjiannya kan cuma remas-remas susu. Ini kan sudah lebih dari remas-remas” ujar Vani ketus. Sambil tetap melorotkan celana dalamnya Mr. HB berkata
“Sudahlah Vani, Bapak tau kau juga lagi horny. Kuberi kau poin A kalau kau mau Bapak enthot sekarang. Ya?” Mr.HB mencoba tawar menawar.
“Hah? A? Bener ya Pak” tanya Vani.
“Kalau gitu Bapak tulis dulu di kertas evaluasi Bapak, bahwa nilai Saya A, baru kita lanjut” ujar Vani licik.
“Mana bisa begitu Vani. Kertas evaluasi kan baru Bapak bisa isi kalo sudah UAS” Mr.HB semakin desperate.
Sambil berlagak mengancingkan kemeja bagian atasnya, Vani berkata
“Ya sudah kalau begitu. Sampai ketemu besok ya Pak”. Susah payah bergerak karena celana dalamnya masih melingkar di mata kaki Mr.HB cepat-cepat berkata
“Eh.. eh. Iya..iya.. Bapak nilai sekarang. Kau duduk saja manis di sofa sana ya”.
Setelah itu cepat-cepat Mr.HB menaikkan CDnya dan membongkar-bongkar mejanya. Lalu setelah menulis singkat diatas sebuah map, Mr.HB mendekati Vani di sofa dan menyorongkan map tersebut. Di Form Valuasi, terlihat jelas cuma nama Vani yang sudah mendapat nilai A.

Sambil tersenyum puas Vani berkata “Gitu dong Pak, kan gamp…Eeeiiihhhhh….Hmmppffh!!” Belum selesai Vani menyelesaikan ucapannya, Mr.HB sudah menerkam dan menindih tubuh Vani di sofa, lalu dengan buas melumat bibir Vani. Sambil menjilati leher Vani, tangan Mr.HB dengan cepat melepaskan belt yang melingkari perut Vani, lalu mengangkat kemeja terusannya tinggi-tinggi sampai seperut. Sehingga selangkangan Vani yang minim jembi terpampang dengan jelas.
“Eh. Pak..Pak.. sabar Pak. Sabar Pak” Vani agak menyesali omongan asalnya tadi dan berusaha menutupi selangkangannya. Tapi Mr.HB yang sudah dikuasai nafsu birahi, dengan mudahnya menyingkirkan kedua tangan Vani hanya dengan tangan kirinya. Lalu tangan kanannya dengan cepat meremas gundukan mhemek Vani.
“Pak jang…Aaahhhhhh….. Auhhhhhh…” ucapan Vani berganti lenguhan terkejut bernuansa nikmat. Cukup dengan beberapa kocokan saja, mhemeknya sudah banjir kembali.
“Haahhh.. haahhhhh…. Oohhhhhh.. hmmmppffff….” desah Vani blingsatan karena mhemeknya kini dikocok dengan dua jari, yang kadang menggesek klitorisnya.
“Sudah kuduga kau suka Vani hehehe..” tawa kemenangan Mr.HB terdengar.
Tangan kirinya yang sudah tidak perlu memegangi Vani, cepat-cepat melorotkan CDnya. Konthol Mr.HB yang hitam pekat langsung tampil mengacung tegak. Mr.HB yang konaknya sudah di ubun-ubun, langsung mengangkangkan lebar-lebar paha Vani. Sambil mengocok-ngocok pelan kontholnya, Mr.HB mulai mengarahkan palkon-nya ke bibir mhemek Vani. Vani tidak hanya pasrah, tapi juga sudah berharap agar konthol tersebut menghujam mhemeknya.
“Ah… kontolnya si tua ini kecil. Tapi tak ada rotan, akarpun jadi” batin Vani.
Tanpa cek medan dan kedalaman, Mr.HB langsung membenamkan dalam-dalam kontol ukuran 11cm-nya ke dalam lobang kenikmatan Vani. Membuat Vani agak tersedak dan melenguh pendek “Heeggghhh..umhh..”. Mr.HB langsung menyeringai puas “Aggghh.. rapat sekali meqi kau ini Vani..hahhhh”.

Mr.HB langsung menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. Lenguhan kenikmatan Mr.HB mengalahkan desahan erotis Vani yang mulai menikmati pompaan konthol Mr.HB di liang mhemeknya.
“Hmmm…ahahhh.. ahhh.. iya Pak.. betul gitu Pak.. lebih cepat Pak.. ahhhh..” ceracau Vani keenakan. Mendengar ceracau Vani yang mesum itu, Mr.HB semakin kehilangan kontrol. Tangannya mencengkram toked Vani kuat-kuat, dan genjotan pinggulanya semakin tidak beraturan. Tiba-tiba, “AAAAHHHHHH…. AKU KELUARR..” lenguh Mr.HB kuat. Peju Mr.HB menyemprot-nyemprot di dalam mhemek Vani. Vani terpana. Baru 3 menit ngeseks, Mr.HB sudah ngecret.
Sambil masih tersengal-sengal, Mr.HB jatuh di atas tubuh Vani.
“Hebat sekali kau Vani. Belum pernah Bapak ngrasakan meqi senikmat kau punya” puji Mr.HB sambil beranjak bangkit karena dilihatnya Vani kesusahan bernapas. Dengan mudahnya konthol Mr.HB terlepas dari mhemek Vani, dengan diikuti leleran pejunya yang banyak mengalir di bibir mhemek Vani. Vani gondok setengah mati.
“Kupret! Baru juga gue naik. Ini mah bukannya terpuaskan, malah makin horny gue jadinya” batin Vani kesal sambil memperbaiki pakaiannya.
“Ya udah Pak. Saya pamit kalo gitu. Ingat ya, cuma sekali ini Bapak bisa nikmatin tubuh Saya. Kalau Bapak mencoba lagi, Saya laporkan ke Dekan kalau Bapak menyalahgunakan kekuasaan sebagai Dosen” sambil berkata seperti itu, Vani memphoto Mr.HB yang bugil dan langsung keluar ruangan dengan judesnya. Mr.HB cuma bisa bengong, dan lemes (tapi puas hehehe). Vani cepet-cepet keluar sebenarnya karena tidak ingin ketahuan si dosen mesum itu kalau dia masih konak habis. Vani cuma ingin cepat-cepat ke toilet untuk membersihkan mhemeknya dari sisa peju, kemudian langsung masturbasi. Sudah ga tahan bo’!

Toilet yang berjarak hanya 10 meter dari ruangan Mr.HB serasa berkilometer bagi Vani yang nafsunya meledak-ledak. Jantungnya berdebar keras, nafas Vani memburu dan mhemeknya berkedut-kedut protes minta dikocok. Toilet cewek yang terletak bersebelahan dengan toilet cowok, tidak ada orang sama sekali di dalamnya. Maklumlah, sudah sore jadi banyak mahasiswa dan dosen yang sudah pulang. Vani langsung masuk ke bilik paling dekat pintu, dan membuka pahanya lebar-lebar agar mudah disemprot dengan air. Semprotan keras air terasa sangat nikmat di mhemeknya. Tidak berlama-lama membersihkan, Vani langsung duduk di atas toilet yang telah ditutup atasnya. Dibukanya pahanya, jari telunjuk dan tengahnya bergerak membelai bibir mhemeknya, lalu masuk ke dalam mhemeknya yang sudah banjir lagi.
“Hmmmmmmppfffff….sshhhhhhh… ouuhhh… enaknyaa..” desah Vani perlahan, berusaha agar suaranya tidak terlalu keras. Tapi, setelah semenit, Vani sudah lupa situasi, sehingga kocokan dan suaranya makin menjadi-jadi mengiringi nafsunya yang menggelora.
“Aahhhhhhhh…. Hahhhhhh… Ouggggghhhhhhh……” lenguh Vani dalam kungkungan birahi.
“Ini dia.. ini dia.. aduuhh mhemek gue makin gatelllll…..shhhhhh..” batin Vani yang titik orgasmenya semakin mendekat.
Tiba-tiba pintu bilik Vani terbuka lebar dan seseorang berdiri tegak di hadapannya. Vani nyaris tersedak karena kagetnya, plus dia hampir saja mencapai klimaksnya.
“Oh elu Van. Gue pikir kuntilanak lagi indehoy” kata orang tersebut sambil cengar-cengir.
Vani yang terkesima sampai lupa mengangkat tangannya dari selangkangannya, cuma bisa berkata tergagap
“Oh..ehh.. Ethan.. Kok lo disini?” tanya Vani salah tingkah.
Ditengah rasa shocknya akibat ke gap lagi masturbasi oleh Ethan, Vani setengah tidak sadar kalau Ethan berjalan mendekat dan mengangkat tubuhnya ke pelukan Ethan. Vani baru sadar ketika mukanya sudah dekat sekali ke muka Ethan, yang berkata
“Kalo lo lagi horny, napa ga call gue aja. Gue selalu siap kok kalo buat elo” ujar Ethan.
Belum sempat Vani membalas ucapan itu, bibirnya sudah dilumat oleh Ethan. Vani gelagepan tapi tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Ethan yang kuat. Tidak butuh lama, nafsu Vani sudah menguasai akal sehatnya. Ciuman Ethan diimbangi oleh french kiss Vani yang basah dan panas. Tangan Ethan dengan aktifnya meremas-remas pantat Vani yang sekal dan menonjol. Tiba-tiba Ethan melepaskan ciumannya
“Van, kita pindah tempat yuk. Gue tau tempat yang lebih nyaman” kata Ethan agak tersengal-sengal. Tidak menunggu reaksi Vani, Ethan langsung menyeret tangan Vani keluar dari toilet.

Ethan sebenarnya tidak sengaja masuk toilet cewek, hanya karena toilet cowok airnya tidak ngalir. Tapi, begitu masuk suara lenguhan cewek terdengar bergema. Story selanjutnya, sudah Anda baca di atas. Vani blingsatan memperbaiki pakaiannya karena Ethan menarik Vani di sepanjang koridor, naik menuju ke lantai 4. Walaupun Vani sebenarnya tidak perlu kuatir, karena koridor bangunan itu kosong. Ternyata Ethan mengajaknya menuju ruangan sekretariat forum mahasiswa manajemen, yang entah bagaimana Ethan punya kuncinya. Setelah masuk ruangan, Ethan mengunci pintu lalu berdiri menghadap Vani “Buka baju lo Van” perintah Ethan. Seperti dihipnotis, Vani langsung menurutinya. Pertama-tama belt besarnya dilepaskan, lalu satu persatu kancing kemejanya diloloskan, maka kemeja terusan Vani pun jatuh tergeletak di lantai. Vani berdiri menantang tanpa sehelaipun benang menutupi, hanya bot coklat berhak semi tinggi yang tetap terpakai, yang malah membuat penampilannya semakin slutty. Ethan pada saat yang sama juga sedang melepaskan celana dalamnya, untuk kemudian berdiri bugil dengan konthol setengah tegak.
“Sepong konthol gue Van” perintah Ethan.
“Uhh.. haruskah?” rajuk Vani, tapi tetap mendekat ke arah Ethan.
Vani berjongkok di depan Ethan, dan langsung menggenggam konthol hitam Ethan dengan tangan kanannya, lalu mulai mengocok. Kemudian tanpa ragu-ragu, Vani membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukkan konthol Ethan sampai setengahnya dan mulai mengemutnya.
“Ssshhh… gila.. enak Van..” desis Ethan keenakan sambil memegang kepala Vani dan menggerakannya maju mundur.
Konthol Ethan semakin membesar di dalam mulut Vani, dan membuatnya agak kerepotan melakukan blowjob pada konthol selebar 5cm tersebut. Aroma konthol Ethan membuat libido Vani kembali naik ke level tinggi. Sambil melumat-lumat konthol, jari tengah tangan kirinya dengan aktif mengobel-ngobel mhemeknya sendiri. Keasikan masturbasi dengan mhemeknya, Vani malah lupa memblow job Ethan. Konthol Ethan cuma dipegang kuat-kuat, sedang Vani melenguh-lenguh keenakan.

Ethan yang kesal, langsung menyuruh Vani mengambil posisi doggy di atas kasur gulung yang ditebar oleh Ethan.
“Nungging Van, gue pengen nyodok lo dari belakang” perintah Ethan.
Vani melakukannya dengan patuh. Kedua tangan menahan body depan, kaki tertekuk, paha terbuka selebar mungkin, dan pantat ditunggingkan.
“Wow.. lo emang napsuin Van” ujar Ethan senang sambil menampar pantat Vani yang sekal dan bundar itu.
“Ahhh.. “ Vani cuma mengerang pelan karena tamparan Ethan.
Tanpa berlama-lama, Ethan langsung memasukkan palkonnya ke sela-sela bibir mhemek Vani yang sudah basah kuyup. Sambil memegang erat pinggul Vani, Ethan mulai menekan pinggulnya dalam-dalam.
“Heeppp… shit.. masih sempit aja ni mhemek” maki Ethan senang, sambil menekan agak keras sehingga setengah batang kontholnya amblas, SLEPP… “Akkhhhhhh…. “ erang Vani agak keras, setengah kaget karena tiba-tiba mhemeknya disesaki oleh benda asing yang sangat tebal.
Sambil berusaha menoleh ke belakang, Vani memohon
“Ayo Than, langsung dikocok.. Mhemek gue udah gatel banget nihh..” rengek Vani manja plus horny. Ethan semakin bersemangat untuk menggenjot Vani dari belakang. Pantat Ethan dengan aktif mulai maju mundur, menghajar mhemek Vani dengan hujaman-hujaman kontholnya yang besar. “Aaaahhhh.. haaahhhh… ouugggghhhh.. “ lenguh Vani.
“Hmmppff.. buseet… gatel di dinding mhemek gue rasanya digaruk-garuk enak banget… Gede banget konthol si Ethan.. Gillaaaa….Mau tereak aja rasanya… aahhhhh..” batin Vani yang semakin terbuai nafsu birahi.

Akibat pompaan Ethan, tubuh Vani terguncang-guncang maju mundur dengan kuatnya. Tokednya yang 36C tanpa ampun bergoyang-goyang heboh tak tentu arah. Ethan yang tidak puas cuma meremas-remas pantat Vani, menggapaikan tangannya untuk meraih toked Vani yang bergoyang bebas. Sambil meremas-remas sepasang daging kenyal bundar dada Vani, Ethan menceracau keenakan
“Gillaa.. toked lo besar banget Van… Lo demen kan gue remes-remes gini..”. Ethan tak perlu jawaban langsung, karena lenguhan Vani yang semakin keras sudah menunjukkan betapa Vani juga menikmati setiap remasan di tokednya. Tidak sampai 5 menit digempur dengan doggy style, tubuh Vani sudah menegang. Lenguhannya semakin keras
“Ahhh.. ouuuggghhhh.. yahh.. yahh.. cepetin Than.. cepetin ngocoknya..Ahh..ahhh..” Vani mencerocos di sela-sela erangannya. Memenuhi request Vani, Ethan meningkatkan RPMnya. Dan
”OUUUUUUGGGGHHHHHH……. GUE KELUAR.. GUE KELUAR….AAAHHH…” jerit Vani sambil mengejan-ngejan. Ethan merasakan ada semprotan pelan di kontholnya. Diturunkan kecepatan kocokannya, untuk membiarkan Vani cooling down dan ambil nafas dulu.
“Hah.. hah…hah… gila.. enak banget.Than..” ujar Vani yang nafasnya masih tersengal-sengal.
Ethan pelan-pelan mencabut kontholnya. Walaupun sudah pelan-pelan, tetap saja Vani terpekik kecil ketika konthol itu dicabut.
“Auh.. kok dicabut?” tanya Vani kaget.
Ethan tidak berkata apa-apa, tapi langsung membalikkan tubuh Vani sehingga terlentang. Toked Vani yang menggunung indah menjadi sasaran lumatan bibir Ethan. Sambil meremas-remas dengan kuat, puting Vani dijilat-jilat dan dipermainkan dengan lidah oleh Ethan. Libido Vani langsung naik lagi. Bahkan rasa gatal di mhemeknya kembali dengan lebih hebat.
“SShhhhhh… hhmmppfffff… “ desis Vani keenakan karena tokednya sekarang sedang dikenyot dan dihisap kuat-kuat oleh Ethan.

“Haahh.. hahh… Than, gue mau diatas ya” pinta Vani.
“Hehe gue emang pengen ngerasain goyangan lo Van” akur Ethan dengan usul Vani.
Ethan terlentang dan Vani mengangkang di atasnya, mulai mengarahkan konthol Ethan ke lubang mhemeknya. Tanpa kesulitan batang konthol tersebut amblas langsung 3/4nya.
“Heekkhhhhhh… uuuuhhhh… gede banget sihhh…” runtuk Vani yang matanya sampai terpejam karena kenikmatan yang dirasa ketika batang gemuk tersebut menerobos dan menggesek dinding-dinding mhemeknya yang licin. Vani langsung mulai menggoyang pinggulnya dengan gerakan naik turun, sambil tangannya bertelekan di perut sixpack Ethan.
Slepp.. slepp.. sleppp… bunyi gesekan konthol dengan dinding becek mhemek Vani. “HHHhhhmmm… hhaahhhhh…. Sshhhhhh…” desah Vani menikmati setiap sentuhan.
Karena Vani diatas, dengan mudah dia mengarahkan sentuhan-sentuhan konthol Ethan ke titik-titik yang Vani suka. Sekarang konthol Ethan amblas seluruhnya, dan Vani mulai melakukan gerakan maju mundur, dan diselingi oleh gerakan pinggulnya yang memutar-mutar. Sensasinya? Luarr biasaaa… Ethan merasakan kontholnya dipilin-pilin, dan diremas-remas dengan enaknya oleh cengkraman dinding-dinding licin yang panas mhemek Vani.
“Ahhh.. hhaaahhh… gillaa mhemek lo enak bener Vannn….” erang Ethan yang sampai merem melek saking enaknya.

Lebih cepat dari ronde pertama, Vani sudah hampir mencapai orgasmenya lagi. Konthol Ethan menggesek-gesek tepat di titik g-spot Vani. Rasa gatal yang sangat hebat terasa mengumpul disekujur selangkangan Vani, membuat Vani semakin blingsatan goyangannya berusaha menggaruk setiap titik gatal tersebut. Ethan yang tau Vani akan mencapai orgasmenya lagi, mempercepatnya dengan meremas tokednya yang tergantung bebas sambil memilin-milin putingnya. Betul saja, detik berikutnya Vani merasakan ledakan kenikmatan muncrat di lubang senggamanya “OOOAAHHHHHH……. AAAAAUUHHHH…. OUHH… Ouuhhhh…. hmmmmppffffff…” jerit Vani penuh kepuasan.
Tubuh Vani bergetar dengan hebatnya, dialiri sengatan listrik orgasme yang bersumber dari mhemeknya dan menyebar ke seluruh tubuh. 15 detik setelah gelombang klimaksnya berlalu, Vani menjatuhkan diri di atas tubuh Ethan. Nafasnya masih tersengal-sengal. Ethan yang sudah merasa tanggung, tidak lagi menunggu Vani siap. Tangan Ethan menggapai pantat Vani dan mengangkatnya sedikit, agar ada sedikit celah antara selangkangannya dengan selangkangan Vani. Ethan mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, karena kontholnya masih menancap dalam di mhemek Vani. Ethan mengocok dengan cepat. Plak..plak.. plak.. slep..slepp. sleppp.. bunyi benturan kontol Ethan dengan mhemek Vani, ditingkahi oleh kecipak becek cairan mhemek Vani.
“Ahh.. ahh. Thann.. tung… tunggu… jangan dikocok lagi.. ngiluu..” rengek Vani lemas.
Tapi, Ethan malah mempercepat kocokannya. Tapi, ternyata akibat kocokan ini, rasa ngilu di mhemek Vani cuma tarasa sebentar. Sekarang malah rasa gatal itu kembali dengan lebih hebat lagi. Tanpa diduga, gelombang orgasme yang lebih dahsyat dari sebelumnya meledak di selangkangan Vani.

“HIAAHHHHHH…..AAAAHHHHH… OUUFFFHHHHHH…. GUE KELUAR LAGI THANNNN” pekik Vani yang mencapai orgasmenya lagi dengan mata terpejam kuat dan tangan meremas pundak Ethan kencang-kencang.
“Hahh.. hah…. Gila.. gila… gue keluar lagii…” desah Vani lemas.
Ethan bergerak menggulingkan tubuhnya, sehingga sekarang Vani yang ditindih.
“Than.. time out.. time out..Gue nyaris pingsan nih..” Vani memohon dengan suara lemas.
“Sorry Van, gue udah nanggung banget nih. Tahanin bentar lagi ya. Gue udah mo keluar juga kok” kata Ethan dengan nafas memburu karena birahinya sudah diubun-ubun kepala. Tanpa menuggu persetujuan Vani, Ethan langsung tancap torsi tinggi dalam posisi misionaris. Konthol Ethan menghujam mhemek Vani tanpa belas kasihan. Keluar masuk dengan cepat, berputar-putar, mengobel-ngobel dinding mhemek yang sempit dan semakin banjir itu. Tanpa bisa ditahan, Vani mengalami orgasmenya yang entah untuk keberapa kali.
“ETHANNN… GUE YANG KLUARR NEEHHHH… EEHHHHHHHHMMMMM..” teriak Vani kesal tapi penuh kenikmatan, sambil kelonjotan di bawah tubuh Ethan.
Ethan mencabut kontholnya, diiringi lelehan banjir peju dan cairan mhemek Vani. Ethan langsung mengambil posisi di atas perut Vani, dan menjepitkan kontholnya di sela-sela toked biadab Vani. Kedua telapak tangan Ethan merangkum kedua bongkah susu ranum tersebut, dan menjepitkannya kuat-kuat ke kontholnya yang sudah hampir meledakkan peju. Konthol Ethan dikocok dengan cepat di sela-sela toked Vani
“Ouuh.. I lovee tits fuck..” lenguh Ethan kenikmatan.
Tak sampai setengah menit, Ethan merasakan ada gerakan aliran dari pangkal batang kontholnya menuju ke palkonnya. Rasa gatal di palkonnya pun semakin menghebat. Dan ledakan orgasme Ethanpun terjadi juga
“OOOOOHHHH… SHIIITTTTT……” lenguh Ethan keras.
Semprotan peju langsung menembak. Lelehannya memenuhi toked dan wajah Vani. Selama beberapa saat Ethan menikmati kenikmatan di klimaksnya tersebut, sambil pelan-pelan membersihkan kontholnya di belahan toked Vani. Kemudian Ethanpun langsung terbaring lemas di samping Vani.

Hampir 3 menit tidak ada yang berbicara. Hanya nafas memburu yang terdengar semakin perlahan, seiring lewatnya badai kenikmatan seksual. Ethan memiringkan badannya dan langsung menatap Vani.
“Gue pikir lo udah ga mau lagi ngenthot sama gue Van” ujar Ethan sambil nyengir nakal.
Muka Vani bersemu merah, tapi masih berusaha menjawab dengan ketus
“Gue kepepet. Lagi horny habis, ga ada partnernya”. Ethan masih keras kepala
“Udah deh. Akuin aja.. si Albert juga ga bisa muasin kaya gue kan?” ujar Ethan dengan PeDenya. Walaupun itu benar, Vani gengsi mengakuinya
“Huu.. siapa bilang”. Tapi, ucapan Ethan berikutnya mengejutkan Vani
“Lo mau ga jadi fuck buddy gue?”
“Hah? Maksud lo?” tanya Vani.
“Iya.. fuck buddy. Kalo lo butuh seks, lo bisa ajak gue. Begitu juga sebaliknya. Tapi cuma sebatas seks. No other commitment. Jadi cowok lo tetep Albert. Ok ga?” terang Ethan.
Vani agak bimbang menjawabnya. Kalau mengikuti kata hati (dan kata mhemek), Vani jelas maulah. Cuma gengsi kalo langsung mengiyakan. Tiba-tiba Ethan menyosor bibir Vani dan melumatnya. “Gue anggap diem lo itu tanda setuju”. Sambil membalas lumatan bibir Ethan, fantasi Vani mulai membayangkan petualangan seks macam apa lagi yang akan dialaminya bersama Ethan.

Agen Bola - Bandar Taruhan - Bandar Bola - Taruhan Bola - Judi Bola - Agen Sbobet - Agen Maxbet - Agen 368bet - Agen Cbo855 - Agen Sabung Ayam
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger