Home » » Kabar Buruk dan Sebuah Kenikmatan [035]

Kabar Buruk dan Sebuah Kenikmatan [035]


Bandar Taruhan - Pagi yang sibuk, telepon berdering terus menerus, dari tadi aku tak mampu menghandel semuanya. Lima armada truk ku sedang mengantar barang, aku hanya sendiri di sini sambil mengawasi beberapa buruh yang sedang bongkar makanan ringan dari sebuah kontainer. Oh ya, namaku Herman, usaha toko sembako ku semakin pesat, kini bukan toko kecil lagi, aku bahkan menjadi distributor salah satu merk makanan ringan, selain itu aku juga menjual beberapa kebutuhan pokok seperti beras dan lain-lain, termasuk rokok. Dua administrasi, lima sopir dan lima kernet, aku rasa sudah cukup menjalankan usuha ini. Armadaku lancar, pulang hanya untuk mengambil antaran, beras dan makanan ringan terus aku suplai ke toko-toko kecil. Saking sibuknya aku sudah tidak menghiraukan usahaku yang satunya lagi, usaha pijat plus-plus yang aku percayakan kepada temanku Tono dan Satorman.

Telepon terus berbunyi, sebentar-sebentar aku mengangkatnya dan mencatat semua pesanan pelanggan. Handphone ku pun terus berbunyi, hingga aku sadar ada sms dari Tono yang belum sempat ku baca dari tadi pagi. 'BOSS, COBA BACA KORAN HARI INI, URGENT', kulihat di handphone ku ternyata ada tiga panggilan tak terjawab dari Tono, aku memang sedikit sibuk, ada beberapa panggilan yang aku sengaja acuhkan, lagian aku pikir Tono hanya mau melapor keadaan usaha pijat-pijat.
"Hallo ton, ada apa?", aku telepon balik ke handphone Tono.
"Bos gak baca berita hari ini?", tanya Tono.
"Tak sempat ton, hari ini benar-benar sibuk sekali, emangnya ada apa?", tanyaku.
"Alex kabur dari penjara bos", kata Tono yang membuatku sedikit shock.

Alex adalah orang yang kujebloskan ke penjara dengan tuduhan pemerkosaan. Ceritanya panjang sekali, dari sebuah dendam, Alex pun memperkosa istriku Agnes dan menyiksaku. Dia sudah tertangkap dan entah bagaimana kata Tono kalau alex bisa berhasil kabur dari penjara. Ku tutup handphone lalu cepat-cepat kembali ke ruanganku dan ku lihat koran yang sedari tadi pagi belum sempatku baca. Ternyata benar kata Tono, Alex melarikan diri dari penjara dengan memotong jeruji besi di jendela dinding. Ini sesuatu yang berbahaya, aku takut ia masih dendam dan kembali mengincar keluargaku. Cepat-cepat ku telepon Agnes untuk mengetahui keadaannya. Lima kali teleponku tidak diangkat, membuatku semakin khawatir, apa Alex mengetahui kediamanku dan menyiksa Agnes.
"Mon, tolong kamu jaga gudang sebentar, saya ada urusan", perintahku kepada Mona salah satu karyawan bagian admin untuk menggantikanku mengecek bongkaran kontainer.
Aku pun segera mengambil mobilku untuk segera pulang ke rumah. Ku pacu mobilku dengan kecepatan tinggi, tubuhku gemetaran, aku takut sesuatu terjadi dengan keluarga ku.

"Siang pak!", sapa security yang menjaga pintu masuk ke dalam rumahku, ia membukakan pintu lalu memberikan senyuman.
Sepertinya semua baik-baik saja. Syukurlah, terlihat penjagaan security tidak lah kendor. Aku segera masuk rumah dan mencari Agnes.
"Loh, awal dah pulang?", tanya Agnes dengan tubuh hanya terbalut handuk, ia heran karena tidak biasanya aku pulang jam segini.
"Kamu kok tidak jawab teleponku sih", tegutku sedikit jengkel karena tadi sempat khawatir.
"Sorry, tadi aku mandi mas", jawab Agnes kemudian masuk kamar untuk mengecek handphone nya.
Syukurlah ternyata Agnes baik-baik saja, aku pun masuk ke kamar dan memeluknya karena sangat lega mengetahui tidak terjadi apa-apa.
"Ah mas, aku masih basah nih", kata Agnes ketika ku peluk dengan erat.
Rambutnya harum dengan bau shampoo membuatku terangsang, siang-siang begini tidak apalah sesekali bercinta dengan istri, lagian kerjaan sudah kuserahkan pada anak buahku. Aku lega, dan kini akan melampiaskan rasa legaku. Kutarik handuk Agnes hingga lepas, terlihat tubuhnya yang sangat sempurna. Agnes pun spontan langsung menerima perlakuanku, ia memelukku lalu menciumi bibirku. Kami saling bercumbu bibir, sambil memeluk tubuhnya yang bugil dan sedikit basah, sungguh terasa sangat fresh sekali, rambutnya yang masih basah dan harum ku belai. Segar sekali di siang yang tadinya terasa panas dan gerah.

Agnes pun mulai melucuti pakaianku, satu per satu kancing kemaju ku dilepasnya, lalu ditariknya bajuku agar lepas. Ia menghentikan ciumannya dibibirku, Agnes lalu menciumi dadaku kemudian ke arah putingku. Sambil tangannya mengarah ke bawah untuk membuka celana jeans ku, Agnes membuka kancing kemudian menarik resleting celanaku ke bawah, lalu diturunkannya celanaku hingga ke bawah. Agnes memang seorang istri yang pandai melayani suaminya. Masih dengan posisi menciumi putingku, tangan Agnes pun meraba-raba penisku dari arah luar yang masih terbalut dengan celana dalam ku. Penisku terasa mengeras dengan suasana seperti ini. Agnes kemudian memasukkan tangannya ke dalam celana dalamku untuk memegang penisku. Penisku sudah mengeras, celana dalamku tidak bisa muat apalagi ditambah tangan Agnes yang meraba-raba penisku. Akhirnya penisku menyembul keluar, Agnes kemudian menarik turun celana dalamku. Ku tarik wajahnya agar tidak terus menciumi putingku karena itu membuatku sedikit geli. Kuciumi bibir Agnes, bagian wajahnya harum, masih basah dan terasa segar. Tangan Agnes pun masih memainkan penisku, ia mengocok penisku dengan perlahan.

Beberapa saat kemudian Agnes mulai merendahkan tubuhnya, ia berjongkok. Tanpa banyak berkomunikasi, kami sudah tahu dengab percintaan kami. Agnes pun mulai mengulum penisku dengan mulutnya. Sungguh luar biasa, penisku terasa hangat mendapatkan pelayanan yang super profesional dari Agnes. Maju mundur Agnes terus menyedoti penisku, dengan tangannya ia pun membelai-belai buah jakarku. Oh, nikmatnya surga dunia ini. Lidahnya pun bergeriliya di sekeliling penisku, nikmat dan geli ku rasakan bersamaan. Aku menahan rasa nikmatku agar tidak berejakulasi, memang sudah dikulum Agnes beberapa menit, sepongan nikmatnya membuat penisku terus bergejolak ingin memuntahkan sperma. Ku angkat tubuh Agnes agar ia menghentikan sepongannya, lalu kudorong kecil tubuh Agnes hingga terbaring di kasur. Tubuh putihnya indah sekali, aku tidak pernah bosan bercumbu dengan istriku ini. Ku buka kaki nya, sehingga terlihat vaginanya di antar kedua pahanya, lalu ku dekatkan kepalaku untuk menjilati bagian itu.
"Aaahhh...", desahan Agnes ketika aku menjilati vaginanya.
Lidahku bermain di sekitar vagina Agnes, lalu ku masukkan juga lidahku sehingga menelusuri lubang vaginanya. Agnes terus mendesah kegelian.

Setengah jam sudah berlalu dari tadi kami bercinta, aku pun tak sabar memasukkan penisku yang terus mengeras ke lubang vagina Agnes yang sudah mulai basah. "Bleps", sedikit gampang menjebol vagina Agnes, "Ahh...", Agnes kembali mendesah. Penisku sudah tertancap ke lubang vagina Agnes, lalu pelan-pelan ku maju mundurkan bokongku untuk mengocok penisku di dalam vagina Agnes.
Agnes cantik sekali, kulitnya putih seperti artis-artis korea, rambutnya lurus panjang, wajah orientalnya membuat ia nampak special. Payudaranya tidak begitu besar, namun itu yang membuatku suka, soalnya seperti payudara anak remaja yang baru tumbuh dewasa, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Susunya bergoyang-goyang karena genjotanku. Kuremas susunya lalu ku pilin-pilin putingnya, Agnes masih mendesah, ia merasa geli ketika ku pilin puting susunya. Beberapa saat kemudian lalu ku rebahkan badanku untuk bisa menggapai bibirnya. Kuciumi bibirnya, dan lidah kami pun seperti sedang bersilat di dalam mulut. Harum sekali, benar-benar segar sekali, jujur aku jarang sekali bercinta dengan istriku di siang begini, karena siang hari seperti ini biasanya aku masih sibuk dengan kerjaanku.

Ku ciumi pipinya, lalu ke arah telinganya.
"Geli mas...", rintih Agnes ketika aku menjilati telinganya.
Harum sih ketika mendekati rambutnya yang basah. Aku pun kemudian menjilati lehernya, dengan posisi masih terus kugenjot, aku pun kemudian mengarahkan jilatanku hingga ke putingnya. Kucium-cium dan ku jilat-jilati susunya, sebentar-sebentar juga kusedot. Terasa sekali jembutku bergesekan dengan jembut Agnes. Nikmat tiada tara, walau sering bercinta namun semakin hari semakin nikmat. Berbagai gaya ku peragakan, bahkan berbagai imajinasi kubayangkan untuk memacu gairahku. Penisku pun kemudian terasa akan mengeluarkan sperma, bergetar-getar di dalam vagina Agnes dan akhirnya sperma pun ku semprotkan kencang di dalam vagina Agnes.
"Oh yes...", desahku kemudian aku lunglai memeluk tubuh Agnes.
Penisku masih tertancap di vagina Agnes, terasa basah semua di dalam vagina Agnes, dan sedikit cairan pun lumer keluar dari sela-sela lubang vagina Agnes karena penisku yang sudah perlahan-lahan mengecil kembali. Aku lega, ku peluk tubuh Agnes kemudian tertidur.

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger