Home » » Transformasi Istriku

Transformasi Istriku


Bandar Taruhan - Acara baru saja berakhir, teman dan sanak saudara telah meninggalkan kediaman kami, saat itu adalah hari peringatan ulang tahun perkawinan kami yang 15 yang dirayakan secara sederhana namun penuh dengan kebahagiaan. Namaku Prakoso, dan hampir semua yang mengenalku memanggilku dengan nama Pras, pegawai sebuah perusahaan swasta, sementara istriku Katrina dan semua yang mengenalnya, memanggilnya dengan nama Ina. Ina dalam usianya yang 38 tahun masih sangat cantik dengan bentuk tubuh yang serasi, dengan tinggi 160 Cm, pinggang yang ramping walau telah melahirkan 2 orang putra dan putri (Indra yang sulung berusia 13 tahun dan Selly si bungsu 9 tahun), dan menggunakan Bra dengan ukuran 36 cup B. Wajahnya cantik dengan rambut sebahu, hidung yang bangir dan kulitnya yang kuning langsat. Memang dulu Ina termasuk salah satu kembang kampus (kami kuliah di universitas yang sama walau beda jurusan)

Kehidupan kami relatif tenang, secara finansial walau tak berlebihan namun sangat cukup, sementara istriku Ina setelah melahirkan Indra berhenti bekerja dan lebih banyak mengurus rumah tangga, anak dan kegiatan lain khas ibu ibu seperti senam, arisan, dan sejenisnya. Dalam urusan sex kami juga tidak mempunyai masalah, mampu saling memuaskan dan menikmati kebersamaan antara kami, dan cukup terbuka satu dengan lainnya. Namun dibalik ketenangan dan kebahagiaan kami, ada satu hal yang kadang mengusik diriku. Memang sejak awal aku senang dan bangga sekali kalau ada orang yang memuji kecantikan Ina, istriku dan kukira itu memang hal tersebut adalah sesuatu wajar, suami mana yang tidak senang dan bangga akan kecantikan istrinya?. Namun sejak 2 tahun terakhir yang berkembang dalam pikiranku semakin jauh, aku ingin sekali melihat istriku berpakaian sexy, mendapat perhatian dari laki laki yang melihatnya dan bahkan kadang dalam fantasiku membayangkan istriku disentuh laki laki lain bahkan lebih dari itu.

Itulah awal mula aku mulai merambah situs dan berbagai forum baik lokal maupun luar yang banyak menyajikan hal seperti yang ku fantasi kan, dan ternyata banyak, bahkan banyak sekali suami yang memiliki kesamaan denganku, namun sebagai orang yang selalu berusaha berpikir dengan logika aku mencoba menilik dengan cermat dari segala aspek dan bahkan sempat ku konsultasikan dengan beberapa pakar. Akhirnya aku mendapatkan kesimpulan bahwa hal itu adalah sesuatu yang sebetulnya biasa saja, hanya menjadi tidak biasa bila di kaitkan dengan norma dan budaya di negera kita ini, Namun sungguh tidak mudah mewujudkan fantasiku itu, apalagi istriku walau tidak sangat konservatif namun termasuk orang yang pemalu, berbagai pengalaman orang di forum forum kupelajari, dan keputusanku adalah pertama aku harus mampu membangkitkan sisi liar dalam diri istriku mengenai sex dan menjadikan nya lebih berani untuk mengexplore kecantikan dan ke sexy an nya.

Dari sebuah literatur aku membaca bahwa pada dasarnya bagi manusia normal terdapat sisi liar mengenai sex, namun oleh pendidikan, norma dan budaya serta agama hal tersebut dikekang sehingga tetap tidur dan hanya memperlakukan sex sebagai suatu kesenangan terbatas dan pada batas batas tertentu. Dari titik inilah aku mulai berexperimen namun dengan cara yang sangat halus, sebagai awal kubeli peralatan photography dan aku mulai sering memotretnya, tentu saja termasuk anak anak dan lain sebagainya, namun obyek utama fotoku tetap Ina, istriku. Baik pada saat kita pergi berlibur maupun pada banyak kesempatan lain, lama kelamaan karena hasil foto2 ku lumayan bagus Ina mulai suka untuk difoto, dan perlahan lahan ku arahkan untuk mau di foto dalam tampilan yang semakin sexy. Sampai pada suatu saat aku melangkah lebih jauh.

"Percaya nggak, kalau mama pose untuk majalah playboy pasti diterima" kataku pada suatu malam sehabis membuat beberapa foto istriku dengan pakaian tidurnya.
"Ngawur..." kata Ina sambil tertawa, lalu lanjutnya "kan kalau di majalah gitu harus polos.."
"Iya.." jawabku "mama tu ga kalah sama model model itu" kataku lagi.
"Nggaklah itu kan papa aja mau nyenengin, udah 39 lho umurku" jawabnya.
"Ga ada yang percaya kok, ngaku 25 tahun juga orang percaya" jawabku yang di sambut dengan tawanya.
Detail detail seperti itu dalam berbagai variasinya pelan pelan terus kuulangi tanpa terlihat mendesak, namun aku yakin kalau rasa ingin tahu bagaimana hasil foto dalam keadaan polos mulai melekat di benak istriku

"Pa...bagus nggak....? Tadi siang mama nganter Indra ke mall dia perlu buku, eh ada toko yang jual ini iseng iseng mama beli" kata istriku pada suatu malam sehabis makan malam dan aku tengah santai nonton TV. Ina menyodorkan sebuah bungkusan yang kubuka dengan antusias.
"Wow.... kerenn ma.."kataku senang sambil mencium pipinya..
Yang dibeli istriku adalah sebuah lingerie yang sangat bagus dan sexy.
"Pakai dong..." kataku "kan pingin liat.." katataku lagi melanjutkan.
Betapa sexynya istriku dalam balutan lingerie yang supermini dan sexy itu dan explorasi berbagai gaya untuk difoto di akhiri dengan permainan sex yang amat memuaskan kami. Sejak itu Ina semakin berani untuk difoto tanpa busana dan tanpa disadari juga semakin berani untuk berpenampilan berani dan sexy saat bepergian, tentu saja saat tidak dengan anak anak. Keberanian istriku semakin lama semakin bertambah, namun aku tetap bersabar dan perlahan serta tidak terlihat mendesak, semua kuusahakan berjalan secara alami.

pada suatu hari libur saat itu rumah sedang sepi, anak anak paginya dijemput oleh orang tua istriku, kangen cucu kata mereka dan untuk tidak merepotkan pembantu kami suruh ikut untuk menjaga Indra dan Selly, praktis hanya ada kami berdua di rumah. Karena iseng aku lalu memutuskan untuk mencuci mobil, kukeluarkan mobil dari garasi dan mencucinya di halaman, kebetulan rumah kami ada halaman sehingga leluasa, saat aku tengah asyik membersihkan mobil kulihat Ina menghampiriku, menggunakan tanktop putih tipis, dan aku tahu kalau Ina saat itu tanpa BH dan celana pendek dengan rambut diikat kebelakang, penampilannya terlihat segar dan benar benar menyembunyikan umurnya yang sebenarnya.
"Mau bantuin....??? " tanyaku menggodanya.
"Iya.... mau gangguin ...."jawabnya dengan tertawa lalu mengambil lap kanebo dan mencoba membantu.

Sambil membersihkan mobil kami bergurau dan sesekali selang air kuarahkan ke kakinya yang membuatnya kaget namun tertawa tawa. Sambil mencuci mobil kami berbasah basahan dan tanpa disadari tubuh Ina sudah basah kuyup, tanktopnya melekat dan karena basah maka tubuhnya tercetak dengan sangat jelas, puting susunya tampak menonjol. Saat aku melirik, aku melihat Pak Ganda, satpam kompleks nampak berjalan menuju ke rumah kami, sementara istriku belum menyadari. otakku berpikir cepat dan aku ingat kalau saat itu awal bulan, pasti Pak Ganda hendak memberikan kartu tagihan keamanan, perlahan aku bergeser ke bagian belakang mobil sementara istriku masih asyik mengelap kap mobil membelakangi jalan (rumah kami dalam kompleks cluster sehingga tidak pakai pagar).

"Pagi Ibu...." sapa Pak Ganda.
Terkejut seperti disengat lebah saat ina mendengar sapaan Pak Ganda.
"Eh...Pak Ganda.... sebentar pak.."jawab Ina yang hanya menengok dan tidak memutar memutar tubuhnya, lalu memberiku isyarat agar aku menemui Pak Ganda.
Namun aku yang berada di belakang mobil dan aku tahu kalau Pak ganda tidak melihatku hanya menggeleng sambil senyum dan memberikan isyarat agar istriku yang menemui satpam kompleks itu.
Istriku menggeleng dan menunjuk bajunya yang basah namun aku tetap menggeleng dan menunjuk supaya Ina yang menemui Pak Ganda sambil mengedipkan mata dan menujukkan jempol jari tanganku. Beberapa menit kami saling memberi isyarat akhirnya dengan menggigit bibir istriku mengangguk tapi sebelum berbalik Ina sempat memberi isyarat dengan lirikannya sambil berkata perlahan. "awasss ya..jangan nyesel yaaa." suaranya pelan sekali dan aku yakin Pak Ganda tidak mendengar, namun aku masih menangkap kata katanya.

Yang sempat kulihat hanya bagaimana Pak Ganda nampak terpukau memandang istriku menghampiri dirinya dengan baju yang melekat di tubuhnya, semua lekuk badannya tercetak dengan jelas dan putting susunya tampak menonjol tercetak jelas. Entah apa yang dibicarakan namun aku melihat istriku sempat tertawa dan mereka bicara, bukan hanya sekedar menyampaikan kartu iuran keamananan. Yang kuperhatikan hanya bagaimana mata laki laki itu melahap tubuh istriku dengan penuh kekaguman. akhirnya pak ganda melangkah meninggalkan pagar rumah kami dan sempat kulihat tangannya 'merapihkan' bagian selangkangannya.
"Aduuhh..." seruku saat tiba tiba istriku mencubit dengan keras.
"Jahat ya.... masa mama disuruh nemuin Pak Ganda dengan keadaan begini.." katanya sambil cemberut namun aku tahu dia nggak marah.
"Tapi papa bener kan sampai bengong tuh dia liat mama kagum liat orang cantik" kataku.
"malu kan........."jawabnya lagi.
"Malu ngomongnya lama..."kataku menggoda.
"Iya biar papa nyesel biar aja diliatin"katanya lagi setengah merajuk.
"Nggak nyesel kok malah seneng.." kataku tertawa.

Kejadian saat mencuci mobil itu rupanya membekas dalam diri istriku, Ina semakin berani memakai pakaian terbuka, kamipun semakin mesra, banyak bersenda gurau dan aku semakin senang 'memamerkan' istriku kala kami sedang pergi berdua. Kini kalau sedang iseng kadang kami pergi ke mini market yang jauh dari rumah, Ina mulai berani menggunakan baju tipis tanpa BH, kadang kancing atasnya dibuka hingga buah dadanya terlihat saat membayar tol dan berbagai cara ekshibionism lainnya. Istriku semakin menyukai pandangan laki laki yang terpesona olehnya, dan aku terus mendukung dan mendorongnya karena juga merupakan kebanggaanku.

"Besok papa harus survey lokasi, di daerah sukabumi ma, untuk urusan kantor, ada yang harus papa dokumentasikan dan check ke pejabat daerah setempat" kataku pada suatu hari, padahal keesokan harinya adalah hari Jum'at
"Sama siapa aja pa ?" tanya istriku.
"Aku bawa si Henry, itu anak magang, dia baru lulus terus magang di kantor, keliatannya sih bagus prospeknya, cerdas, rajin dan cepat menangkap persoalan" kataku lagi.
"Padahal besok anak anak mau diajak kakeknya ke anyer pa, sehabis pulang sekolah, sampai hari Minggu, sepi deh sendirian, kalau mama ikut kan papa tahu mama segan nggak nyaman" jawab Ina, istriku lagi.
"Mama mau ikut ?, kalau mau ayo aja surveynya cuma sehari kok" tanyaku spontan.
"Boleh...?" tanya Ina antusias.
"Ya bolehlah." jawabku yang dijawab dengan senyum manisnya.

Karena kami berangkat pagi sekali, lepas waktu makan siang kami sudah tiba di tujuan, kebetulan lalu lintas tidak terlalu padat, dan seperti yang kuduga, Henry pandai membawa diri, usianya baru 23, baru lulus, tetapi pandai membuat suasana menjadi ceria, penampilannya pun tidak mengecewakan, dengan tinggi diatas 170 Cm, wajah yang cukup ganteng dan kulit yang agak ke coklatan, pemuda itu memang cukup menarik selain kerajinannya dalam melaksanakan pekerjaan yang disuruh. Istriku yang biasanya agak pendiam kalau baru kenal dengan orang yang baru bertemu ternyata dengan cepat dapat membaur dan bergurau dengan santainya, kadang tawanya berderai saat Henry menceritakan sesuatu yang lucu. Namun bagaimananpun Henry berusaha menyembunyikan, juga aku dapat menangkap sinar mata pemuda itu saat memperhatikan Ina, pandangan kagum dan tertarik pada Ina, istriku. Sebenarnya pekerjaan yang harus kulakukan tidak terlalu banyak, setelah membuat beberapa pertemuan, melakukan peninjauan dan membuat catatan sudah selesai, namun aku punya rencana lain yang ingin kuwujudkan. Selama aku sibuk dengan pekerjaan yang kulakukan istriku menanti dengan sabar dan menjelang sore aku mengajak Henry dan istriku meninggalkan lokasi.

"Hmm.. baru besok data yang kita perlu akan di antarkan... "kataku, "kayaknya kita harus cari penginapan nih...."kataku melanjutkan.
"Henry kamu bawa baju ganti ?" tanyaku.
"Bawa pak..." jawab pemuda itu cepat.
Hampir 25 KM mobil kami berjalan akhirnya kita menemukan sebuah resort dengan bentuk bungalow, aku lalu turun setelah memarkir mobil, kusuruh istriku dan Henry menunggu di mobil. Setelah beres urusan administrasi aku kembali ke mobil. "wah cuma tinggal 1 bungalow, type studio lainnya full" kataku.
"Penginapan lain yang sekelas paling deket 30 an KM dari sini, juga belum tentu ada yang kosong..." kataku lagi memang saat itu malam sabtu dan terlihat banyak mobil parkir.
Ina tidak berkomentar, memang salah satu sifat baik istriku tidak sembarangan memberikan pendapat sebelum melihat hal yang benar.

Bungalow itu cukup besar, dan nyaman namun sesuai type nya maka tidak terdapat kamar tidur, sebuah ruang besar dengan tempat tidur ukuran besar, ada sofa dan meja, ada meja makan, dapur mini semua dalam tata letak yang menarik, kamar mandi juga sangat memenuhi syarat memang berbeda dengan type studio apartemen yang serba sempit. Aku menatap istriku dan Ina melirik ke Henry, aku faham dia ingin bertanya bagaimana dengan Henry sementara tempat tidur hanya ada satu buah. Rupanya Henry memiliki perasaan yang halus.
"Pak..Bu... biar Henry tidur di mobil saja atau mungkin masih ada kamar driver, coba Henry tanya.." katanya sambil melangkah ke pintu.
"Nanti dulu.." jawabku.
"Kalau tidur di mobil itu out of question no way" kataku "nanti rusak dan bau deh mobilku" kataku sambil tertawa dan istriku pun tertawa sementara Henry tersenyum kecut.
"Kalau menurut mama gimana..?" tanyaku melempar urusan ke istriku.
"Bisa pesen extra bed kan?" tanya istriku.
Aku langsung menepuk paha " iya kok papa bodoh benar ga mikir ke situ.." dan langsung mengambil telepon dan menghubungi receptionist.

Setelah membereskan beberapa barang bawaan aku tanya istriku "Ma mau makan apa laper nih mau makan diluar atau di sini aja ...?"
"Keluar ke- mana mana jauh ya disini aja deh mudah mudahan makanannya enak..." jawab istriku sambil membaca buku menu yang tersedia di meja.
"Ya sudah aku mandi dulu, pilih saja menunya "kataku yang langsung bergegas masuk kamar mandi.
Selesai mandi, dengan tubuh segar aku menyuruh istriku mandi namun di tampiknya dan disuruhnya Henry duluan."kamu aja duluan Hen.." kata Ina yang tanpa banyak protes diiyakan oleh Henry.
"Nih pilihannya..." kata Ina memberikan catatan makanan yang hendak dipesan, lalu melangkah masuk kekamar mandi setelah mengambil beberapa potong pakaian dan aku masih sempet berbisik "Ulangi ya kejadian Pak Ganda" yang disambut dengan cubitan pada perutku.

Sesudah memesan makanan aku duduk di meja makan membuka laptopku, ngobrol dengan Henry tiba tiba terlintas dikepalaku hal yang sudah lama ingin kulakukan kubuka folder dimana isinya adalah foto foto Ina yang kususun dari berpakaian lengkap, sexy hingga bugil dalam banyak gaya lalu ku minimize. Aku lalu membuka folder pekerjaan sesudah menemukan apa yang kucari "Hen coba tolong ini di hitung simple kok hanya di summary lajur ini dan ini "jelasku hasilnya di dicocokin dengan lajur ini kalau sudah di save ya jangan lupa baru di close" kataku lagi sambil bangkit dari tempat dudukku dan keluar bungalow untuk merokok. Aku mendengar istriku keluar dari kamar mandi, menanyakan keberadaanku dan dengan tenang aku masuk kedalam Ina sudah terlihat segar, dengan rambut di gerai, menggunakan rok pendek dan kaos putih (tiba tiba aku tersadar kalau itu kaos yang dipakai waktu siram siraman air dan dilihat Pak Ganda) ketika aku menegaskan ternyata istriku tidak mengenakan BH dan dengan kerling nakal sambil memeletkan lidah Ina menggodaku.

"Sudah Hen...?" tanyaku dan berjalan cepat ke tempat pemuda itu duduk.
"Su..sudah pak.." jawabnya gugup.
Aku tersenyum dalam hati melihat kegugupannya dan duduk dikursi tersebut kulihat file pekerjaan masih terbuka namun sudah terisi seperti yang ku instruksikan malah ternyata file foto foto istriku yang tertutup pasti Henry salah klik hingga bukan minimize file malah menutupnya karena gugup namun aku tak berkomentar apapun. Makan malam datang sambil makan kita ngobrol dengan santai, Henry banyak cerita hal yang lucu dan membuat istriku tertawa memang pemuda itu supel sekali saat aku melihat jam tanganku ternyata sudah pukul 9 malam. kami masih duduk duduk santai setelah makan namun sesekali aku melihat tatapan Henry ke istriku efek foto foto yang dilihatnya mulai terlihat.
"Aku punya sesuatu."kataku sambil bangkit dan menuju ke koper disudut ruangan, dan aku kembali dengan sebotol anggur merah yang memang kubawa.
memang aku dan istriku memiliki kegemaran pada saat tertentu minum anggur untuk sekedar relax. Ternyata Henry juga menyukai anggur merah tersebut Ina nampak makin cantik saat wajahnya agak kemerahan karena efek yang ditimbulkannya pembicaraan kamipun semakin lepas dan bebas.

"Kuputar musik ya..." kataku dan sejenak kemudian lagu lagu lawas mengalun dari laptopku, saat aku melihat ke istriku nampak tawanya yang berderai mendengar cerita Henry.
"Haduh..." kata ina sambil bangkit...."bentar ah ke toilet dulu gara gara anggur beser deh..." lanjutnya sambil melangkah dan saat melewati kursi yang kududukki kutarik tangannya perlahan aku berbisik. "baliknya nanti jangan pakai CD ya..." yang dijawab dengan cubitan kecil.
"Apa pendapatmu Hen...?" tanyaku setelah mendengar pintu kamar mandi tertutup
"Soal apa pak..?' tanya Henry polos.
"He..he.."sambil tertawa aku melanjutkan. "Tadi kan kamu liat koleksi foto foto Ibu toh nah apa pendapatmu dibandingkan dengan aslinya.." kataku lagi.
Wajah pemuda itu agak pucat saat mendengar kata kataku namun kulanjutkan.

"santai aja aku nggak keberatan kok, cuma jaga ya semua ini sebagai rahasia" kataku lembut.
"Iya pak...pasti..." jawabnya cepat.
"nah apa pendapatmu soal ibu.." tanyaku lagi.
"Cantik, smart dan..." namun sebelum kalimatnya selesai terdengar pintu kamar mandi terbuka dan Ina kembali ke tempat duduknya.
"Ma... tadi papa bilang ke Henry kalau mama suka main solitaire di HP..." kataku asal saja, karena aku tahu kalau Ina memang suka main game yang mudah di HP dan salah satunya solitaire.
"Kita ngadu yuk..." kataku lagi, "coba siapa yang bisa dapat score paling tinggi..."
"Ayo....siapa takut..." jawab Ina spontan.

Karena game itu game standart maka HP kami semua ada aplikasinya.. "aturannya kalau mati langkah nggak boleh replay ya tunggu yang lain selesai, liat siapa yang score tertinggi baru start lagi, kita pakai vegas score draw three jadi pemenangnya cepat ketahuan " jelasku.
"Okee..." Jawab istriku
Karena game sederhana dan banyak pakai faktor keberuntungan menang kalah bergantian , setelah beberapa game berjalan..
"ga enak ah kalau ga pakai taruhan atau hukuman, Hen ada usul ?" tanyaku.
'hmm... gimana kalau yang kalah harus nambah minum.." katanya yang langsung disetujui dan ternyata akibatnya dalam beberapa putaran saja botol anggur itu sudah kosong, kebetulan aku banyak menang dan minum paling sedikit Ina tampak semakin bebas bagaimana juga anggur memang membawa efek karena mengandung alkohol.

"hukumannya harus diganti nih... "kata istriku saat menuang ternyata sudah tidak ada tetesan anggur dibotol.
"karena timpang ni bertiga gini kita atur, mama lawan Henry siapa kalah hukumannya papa yang atur harus ngapain, nanti mama lawan papa siapa yang kalah hukumannya Henry yang atur, kalau papa lawan Henry, hukumannya mama yang atur setuju.? tanyaku.
Hasil undian pertama - tama Ina lawan Henry, dan Ina yang menang.
"Henry...karena Ibu yang menang.. kamu harus cium tangan Ibu" kataku yang langsung diturutnya diiringi derai tawa istriku.
Selanjutnya aku lawan Ina dan saat aku kalah aku disuruh Henry mencium pipi istriku.
Permainan berlanjut.. dan Henry kalah dari Ina " Henry hukumannya pijitin kaki Ibu kiri dan kanan, masing masing 1 menit" kataku.
Istriku terlihat mau bilang sesuatu namun aku pura pura tak melihat dan karena posisi duduk Ina di sofa yang panjang maka Henry harus pindah.

Henry lalu duduk di sofa itu dan istriku menggeser duduknya ke ujung satunya dan kedua kakinya diatas paha Henry, tapi karena sofa itu agak pendek maka kaki istriku tetap harus tertekuk. Kulihat ina sangat tidak nyaman matanya menatapku dan memberi kode 'ahhhh..' aku baru ingat kalau saat ke toilet tadi aku pesen untuk melepaskan CD nya rupanya efek anggur dan suasana yang menyenangkan membuatnya menuruti permintaanku. Aku tersenyum lalu berdiri di belakang Henry yang memijit kaki istriku kuberi tanda agar ina membuka dan lebarkan pahanya yang dijawab dengan gelengan namun kugoda dengan memicingkan mata.
"Hen.... kaki itu dari telapak kaki sampai paha, masa mijit cuma di mata kaki aja..." kataku sambil menepuk pundak pemuda itu dan tangan pemuda itu mulai naik hingga ke batas rok yang dipakai istriku sampai situ aku tidak mendesak lebih jauh namun aku yakin kini Henry menyadari kalau Ina tidak menggunakan CD karena saat merubah posisi kaki selintas terlihat pahanya terbuka.
Setelah menunaikan 'hukumannya' Henry pamit ke kamar mandi

"Pa...ini kalau diterusin bahaya lho..." kata istriku.
"Bahaya bagaimana ..?" tanyaku pura pura bodoh.
"Habis ini apa lagi taruhannya..? pasti jadi sentuhan kayak mijit barusan atau entah gimana lagi istriku menegaskan.
"Lalu kenapa ? selama mama senang papa juga senang ini aja mulai horny liat tadi Henry sempet liat sekilas "V" nya mama" kataku
"Awas..jangan marah yaa.."kata istriku sambil menggigit bibirnya.
"Selama untuk fun dan mama senang semua papa ok.."tegasku.
“Hmmm…. Serius nih ya… No Regret … “ tegas Ina.
“Sejauh yang mama mau dan berani” jawabku kalem tapi tega yang di sambut dengan lirikan sambil menggigit bibir.
dan kami menghentikan pembicaraan kami melihat Henry keluar kamar mandi.

"Masih berani..?" tanyaku pada istriku yang dijawab dengan santai.
"Belum ketentuan siapa kalah total kok. " jawabnya dan melanjutkan dengan menjawab pertanyaan Henry tentang hukuman bagi yang kalah.
"hukumannya...." kata istriku menggantung lalu lanjutnya "yang kalah lepas kaos yang dipakai dan ga boleh dipakai sampai permainan selesail" katanya sambil tertawa.
Henry memandangku dengan raut wajah seperti tidak percaya dengan apa yang didengar dan aku mengangguk, permainan berlanjut dan dan kekalahan berikutnya membuat pemuda itu bermain dengan dada telanjang terlihat kalau Henry penggemar olah raga karena tubuhnya atletis dan berbentuk.
"Awas lho kalau dibales..." kataku sambil tertawa.
Dan benar saja saat Ina melawanku, aku yang menang, aku memberi kode ke pemuda itu tanpa setahu istriku dan cepat disambar oleh Henry. "Hukuman ibu ......" lama terdiam seakan berpikir lalu katanya "sama deh lepas kaos atasan" katanya.
"Kurang asemmm " kata istriku, lalu memandangku aku pura pura mengangkat bahu "a bet is a bet a commitment is a commitment.." jawabku santai namun hatiku tegang juga akankah istriku berani ?

"Ya udah..siapa takut.."kata istriku, walau nampak ragu namun dengan menggigit bibir istriku melepaskan atasan yang dikenakannya dan sesaat kemudian buah dadanya yang indah dengan ukuran BH 36 B terpampang indah menggantung dengan puting yang tampak mencuat dan Henry memandangnya dengan nanar, matanya hampir tidak bisa lepas memandang buah dada Ina, istriku. Permainan berlanjut terus, tidak terlalu lama Ina, istriku sudah sama sekali tidak berpakaian, Vagina nya yang selalu di cukur bersih tampak agak membasah dan akhirnya tiba juga giliran Henry harus melepaskan CD nya kemaluan pemuda itu tampak tegang dan dengan ukuran yang cukup besar, panjangnya kalau tidak diatas mungkin sama denganku namun lebih besar diameternya sementara aku baru atasanku yang terlepas.
"he..he.. gimana nih terus?" tanyaku.
Istriku tidak menjawab namun mengambil HP nya, mengedipkan matanya padaku dan siap dengan game selanjutnya "ayo....lanjut"

Henry nampak sekali sdh tidak konsentrasi ke game nya sehingga cepat sekali sudah kalah "nnggg. hukumannya." aku terdiam sejenak dan berpikir. 'its now or never, antara cemburu dan terangsang antara ingin mewujudkan fantasiku dan semua resikonya namun akhirnya nafsuku memenangkannya.
"Hukumannya Hendry pijitin ibu sana jangan dikursi di tempat tidur saja dan istriku yang tadi begitu berani nampak memandangku dengan penuh keraguan namun aku mengangguk sambil tersenyum akhirnya Ina menarik tanganku sambil melangkah ke extra bed dimana Henry akan tidur "Pa...." bisiknya "bahaya nih udah horny bisa bablas nih" yang kujawab dengan remasan pada tangannya sambil berbisik "enjoy aja ma it's just a game."

Sungguh campur aduk perasaanku melihat istriku dalam keadaan bugil mulai dipijit pemuda itu yang juga sudah telanjang bulat dan saat Ina dalam posisi telentang entah sadar atau tidak tangan pemuda itu meremas remas buah dada istriku dan istriku hanya memejamkan matanya namun jelas terlihat kalau tangannya memainkan batang kemaluan pemuda itu. Tiba- tiba HP istriku berbunyi dan ketika kulirik rupanya Indra anakku yang menelpon ibunya "sini biar papa yang jawab" kataku, aku lalu melangkah keluar menerima telp anakku namun saat keluar aku sempat menyingkap gorden sedikit sehingga aku dapat melihat kedalam dengan jelas.
Sambil terima telp aku 'nonton' bagaimana Henry yang mula mula memijit berubah jadi meremas remas dan entah apa yang dibisiki istriku tahu tahu mulutnya sudah menjilati dan mengulum puting payudara istriku lalu turun terus kebawah dan istriku secara naluriah merenggangkan pahanya sehingga Henry mendapatkan akses penuh menjilati vagina nya.

Terlihat istriku menggelinjang tangannya memegang kepala pemuda itu dan saat menahan gelora yang memuncak, pahanya menjepit kepala pemuda itu sesekali Henry memasukan jarinya ke liang kemaluan istriku tanpa melepaskan mulutnya dari kemaluan Ina. Nampak tak tahan Ina tampak menarik pemuda itu dan kini dengan merubah posisi istriku diatas Henry, mereka berciuman cukup lama dan istriku mulai bergerak kebawah sampai akhirnya batang kemaluan pemuda itu berada dalam mulutnya kulihat bagaimana istriku dengan penuh nafsu menjilati dan mengulum batang kemaluan Henry, menjilati buah zakarnya dan mengeluarkan semua keahliannya memberikan kenikmatan yang tiada tara kepada pemuda itu dengan lidah dan mulutnya. Cukup lama istriku memainkan batang kemaluan dimulutnya pemuda itu dan akhirnya tubuhnya beranjak naik dan dengan posisi diatas batang kemaluan itu di arahkan ke lubang kemaluannya dan perlahan lahan batang kemaluan pemuda itu masuk dan amblas dalam vagina istriku.

Tanpa kusadari nafasku memburu sendiri, gejolak perasaan antara nafsu dan cemburu membuatku sesak, namun harus kuakui bahwa efek pada diriku juga luar biasa, belum pernah aku merasakan kemaluanku setegang ini. Istriku bergerak naik turun, kadang pinggulnya berputar dan Henry dengan nafsunya meremas dan sesekali menghisap puting susu Ina disisi lain aku cukup kagum pada pemuda itu setelah sekian lama terangsang dalam permainan tadi masih mampu bertahan. Akhirnya mereka berganti posisi dan Henry diatas sambil berciuman pinggul pemuda itu naik turun dengan kecepatan tinggi dan akhirnya kulihat istriku membuka mulutnya tubuhnya mengejang dan memeluk Henry dengan kerasnya badannya agak melengkung lalu melemas dengan lunglai untuk sesaat pemuda itu menghentikan gerakannya lalu bergerak lagi dengan ritme yang teratur namun tak lama gerakannya makin cepat dan akhirnya batang kemaluannya dihunjamkan sedalam dalamnya aku sadar kalau pemuda itu mencapai puncak kenikmatan nya dan menumpahkan spermanya dalam kemaluan istriku.

Untuk sesaat mereka terdiam dengan Henry diatas tubuh istriku, nampak Henry mencium istriku dan perlahan lahan Henry menggulingkan diri kesebelah istriku. Terlihat betapa lelehan sperma mengalir dari vagina istriku entah berapa banyak sperma yang di tumpahkan Henry. Setelah istriku bangkit dan ke kamar mandi aku melangkah masuk Henry sudah mengenakan celana nya nampak canggung ketika melihatku namun aku hanya tersenyum sambil menunjukkan jempol tanganku dan menyusul istriku ke kamar mandi. Saat aku masuk Ina istriku sedang menyiram tubuhnya denga air hangat aku langsung melepaskan pakaian yang kukenakan dan kupeluk istriku dari belakang dengan batang kemaluan yang sudah amat tegang kuminta Ina membungkuk berpegangan pada washtafel dan dengan mudah kemaluanku memasuki vagina istriku yang masih sangat basah
Tidak sampai 2 menit aku sudah tak tahan "uh..... ma..... keluar.....ahhh.... sshh..." dengusku saat kemaluanku menyemburkan airmani dalam vagina Ina, istriku.

"Tumben........cepet banget papa keluar..." kata istriku sambil mencium bibirku.
"Iya...nggak tahan lihat mama tadi ML tadi sama Henry..." jawabku sambil membalas ciumannya dan memeluk tubuh telanjangnya.
"Pa ini udah kebablasan lho" kata Ina lirih.
"Apanya..? "jawabku pura pura tidak mengerti yang di jawab dengan cubitan.
"Nggak kok memang papa ingin lihat mama ML sama orang lain bikin horny selama mama nggak terpaksa dan enjoy it's ok" kataku lagi serius.
"Takutnya papa nyesel" jawab Ina istriku lirih yang kujawab dengan pelukan dan berbisik.
"Nggak akan udah papa pikirin mateng kok ma yang penting cuma satu hati kita lurus dan hanya memiliki satu sama lain, lagian kan ini hanya sex game, kalau nanti udah ketuaan mau begini juga udah nggak bisa dan nggak ada yang mau" yang kembali dijawab dengan cubitan.

Dengan berbalut handuk, Ina keluar lebih dahulu dari kamar mandi, sementara aku meneruskan mandi , dan saat aku keluar kulihat istriku masih tetap dengan handuk yang membelit tubuhnya ngobrol dengan Henry di sofa. Melihatku keluar, Henry beranjak dari duduknya "Permisi mandi dulu ya bu" kudengar Henry berkata yang dijawab dengan anggukan dan senyum oleh istriku, dan ketika aku melintas kutepuk bahunya. Saat Henry menutup pintu kamar mandi Ina, istriku menghampiri diriku, tanpa bicara berlutut di depan sofa tempaku duduk, tangannya bergerak menurunkan celana boxer yang kupakai dan sekejap kemudian mulut dan lidahnya menjelajahi batang kemaluanku. Tidak biasanya Ina se agresif itu, kami memang menikmati sex diantara kami namun istriku adalah type yang biasanya kalem dan cenderung agak pasif walau tidak pernah ada pantangan dalam melakukan sex diantara kami, namun kali ini Ina benar benar seperti orang yang 'kehausan' lidahnya bermain kesemua titik dan tempat yang dapat dijangkaunya untuk kemudian batang kemaluanku masuk kemulutnya dan di kulum dan dihisap dengan penuh nafsu. Aku hanya dapat pasrah..sesekali tanganku menjangkau puting susunya namun akhirnya aku hanya dapat menikmati permainan istriku ini.

Begitu dahsyatnya permainan mulut Ina, tak lama aku merasa denyut dan tanda tanda kalau aku tidak dapat bertahan lagi kalau diteruskan.
'Ma.... ga tahan ni kalau diginiin... sshh.."desisku.
Beberapa menit kemudian akhirnya pertahananku jebol juga badanku mengejang, tanpa sadar rambut Ina, istriku kujambak dan dengan lenguhan panjang.
"ma.....ahhh....keluar...oohh... maa.... sshhh..." aku meracau tak karuan saat batang kemaluanku menembakkan sperma berkali kali dalam mulut istriku dan Ina dengan sama cepatnya berusaha menelan semua yang kukeluarkan.
Lemas dan serasa lolos tulangku ketika batang kemaluanku lepas dari mulut ina, istriku, kenikmatan yang luar biasa benar benar membuatku lunglai kami segera membereskan pakaian yang dikenakan dan bersamaan dengan itu terdengar suara pintu kamar terbuka dan Henry keluar dengan mengenakan kaos dan celana boxer.

Malam telah sangat larut, dan rasa kantuk yang menyerang sulit untuk dikompromikan
"ma... bobo yuk...' ajakku ke Ina, istriku yang di jawab dengan anggukan.
Setelah meredupkan lampu,kami tidur dengan istriku dalam pelukanku dan Henry tidur di extra bed yang terletak beberapa meter dari ranjang kami, sehingga kami dapat melihat dirinya.
Entah berapa lama aku tertidur dan terbangun karena suara yang walau tidak keras namun terdengar jelas di malam sepi itu ketika aku membuka mata Ina sudah tidak lagi di pelukanku, dan suara yang lebih tepatnya lenguhan terdengar dari tempat dimana Henry tidur.

Agen Bola - Bandar Taruhan - Bandar Judi - Taruhan Bola - Judi Bola - Agen Sbobet - Agen Maxbet - Agen 368bet - Agen Cbo855 - Agen Sabung Ayam
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger