Home » » N.i.a 1

N.i.a 1


Bandar Taruhan - Hujan turun sore itu dengan derasnya. Disudut jendela sebuah rumah, tengah duduk seorang gadis dengan tatapan kosong pada titik air hujan yg mulai menggenang di pelataran rumahnya. Dia adalah Nia, seorang gadis mahasiswi PTN semester 2. Dengan wajah yang cantik, rambut panjang, kulit putih, dan tubuh cukup proposional 50/167 kiranya tak sulit utknya mendapatkan seorang pria tambatan hati. Tapi sore itu terlihat lain, dari jarak dekat dapat dilihat pada sudut matanya menggenang airmata yg siap meluncur basahi pipi halusnya. Seorang wanita cantik sedang merana, cintanya tersangkut di ujung penantian. Ya, Nia sedang jatuh cinta, pria yg beruntung telah dicintai seorang Nia adalah Roy, tapi bukan Roy Martin tentunya. Nama lengkapnya adalah Roy Kanda, seorang mahasiswa semester 6 di kampus yang sama dg Nia namun berbeda jurusan. Roy terbilang cukup keren atau lebih tepatnya bisa dibilang bintang kampus. Banyak cewek yg tergila-gila padanya, tak terkecuali Nia tentunya. Dengan wajah cool, tampan, dan pembawaan yang berwibawa maka patutlah dia menjadi pujaan kaum hawa disana. Tapi disitulah letak kegundahan Nia. Pria tampan bernama Roy itu tak juga menyatakan perasaannya meski mereka berdua telah berteman cukup dekat.

Sore itu menjadi sore dingin dan penuh kebekuan bagi Nia. Tadi pagi terdengar kabar bahwa Roy telah jadian dengan Sesya. Sesya adalah gadis cantik centil semester 4 dari jurusan sekretaris di kampus itu. Sesya terkenal sebagai gadis kampus yg cantik, seksi, centil, namun jg jutek. Dengan tubuh 50/160, rambut bergelombang, wajah cantik sensual dan dada besar sungguh terlihat sintal menggoda. Apalagi ditunjang dg dandanan dan pakaian yg seksi sehingga selalu terpampang kemolekan dan kemulusannya. Berlawanan dgn itu, nuansa jutek begitu kentara. Jiwa kesombongan dan keangkuhan yg direkatkan pada kecantikan telah mampu membuatnya berasa bak bintang. Sedangkan Nia yg terkesan anggun dan rendah hati sering menjadi korban kejutekan Sesya yg merasa tersaingi oleh kecantikan Nia. Kembali pada kesedihan sore itu, Nia terlihat murung. Bukan dia tak mau menerima salah satu dari beberapa pria yg pernah menembaknya, namun hati berkata lain tentang cinta. Dan dihatinya saat ini hanya ada Roy seorang.

Sore berganti malam hingga waktu tidur Nia pun tiba. Di atas ranjangnya Nia tetap gelisah. Pil pahit seperti tengah ditelannya. Pikiran mencari kepuasan diripun menyeruak. Keinginan menghibur diri. Perlahan ia tanggalkan baju babydoll. Kini terlihat tubuh seksi mulus tergolek diranjang. Tak menunggu lama, Bra tipe 36 dan CD g-string segera ia lepas pula. Dan sekarang terlihat tubuh polos tanpa noda. Begitu seksi ternyata Si Nia. Tak kalah rasanya dibanding keseksian Sesya. Lebih-lebih tatkala terlihat bukit payudara Nia yg ternyata cukup besar membulat indah. Dihiasi puting merah muda khas orisinilitas yg belum pernah terjamah tangan pria. Dadanya begitu seksi, putih, montok, sekal, dan membusung menggoda. Berlahan tapi pasti ia raba sendiri dada ranumnya. Dia remas, raba, dan dipilin putingnya dg penuh perasaan. Mata Nia terpejam menghayati kenikmatan itu. Keningnya berkerut meresapi gairahnya. Sayup mulai terdengar desahan Nia,

"stttt...ehmmm..ehhh", Mulutnya sungguh terlihat seksi dalam melantunkan desahan itu.
Dengan gemulai satu tangannya menjalar menyusuri perut dan pinggul yang berlekuk bak gitar, kemudian berhenti di gundukan berbelah rapat di pangkal pahanya. Di belainya labia mayora yang juga masih kesat orisinil dan belum tertusuk jarum pria. Suasana lembab pun mulai tercipta nun jauh dibawah sana. Kian lama kian basah akibat belaian tangannya yg mengundang hasrat. Rancau Nia semakin terdengar jelas,
"uhmmm..uhh..stt..ahh..ah..mas royy..uhmm..".
Ya,memang hanya Roy yg memenuhi pikiran dan imajinasinya. Nampaknya Nia telah terjangkit virus asmara yang begitu kuat hingga pengaruhi hati dan pikirannya utk selalu menghayal tentang Roy.
Tak puas hanya bermain di pintu kenikmatan, jari Nia yang lentik menjelajah hingga ke sudut atas lubang surganya. Sesaat dia terhenyak tatkala tonjolan di sudut itu tergosok oleh jarinya. Merasa menemukan kenikmatan lebih dari gesekan pada daerah tersebut, Nia berinisiatif untuk lebih intens pada daerah tersebut. Alhasil, lenguhan keras terlontar dari bibirnya,

"uhhhhh...mmhhh..auhh..ah ah ah..", semakin digosok semakin pula meningkat kegelian dan rasa nikmat yang tak bisa diungkapkan kata-kata. Hingga pada suatu ketika ditemukanlah suatu titik puncak dan membuat Nia gemetar dan mendesah sejadi-jadinya,
"auwhhhh..awhh..stttt..uh uh uh...arghhh..", Nia gapai orgasme tersebut dengan kepala terdongak dan punggung terangkat tinggi keatas, semenit kemudian Nia limbung bersimbah peluh diikuti nafas memburu yang kian lama kembali teratur. Nia tergeletak lemas diatas tempat tidurnya dengan terpejam seakan mengais sisa-sisa kenikmatan yang baru saja diraihnya. Nia bukanlah gadis kampus yang binal. Namun sisi privasinya yang manusiawi dalam mencari dan menentukan langkah kenikmatan kepuasan adalah hasrat jiwa. Sesaat kemudian Nia telah lelap tertidur tanpa busana. Wajahnya terlihat letih namun kerutan dahi yang masih tertinggal menandakan bahwa ia telah merasakan dentuman birahi yang menggelora. Nampak di seprei tepat dibawah pahanya membekas basah karena tetesan cairan kenikmatan yang diraihnya.

Pagi ini Nia sudah duduk manis di meja ruang kelasnya. Sekilas melintas Roy di samping kelas Nia dan sempat pula menyapa Nia lewat jendela yang terbuka. Nia tak menggubrisnya, dan Roy pun menjadi bertanya-tanya dalam hati. Siangnya ketika jeda kuliah, Nia selalu menghindar setiap Roy mendekatinya. Hati Nia terasa telah beku. Hingga saat pulang terlihat Sesya berjalan beriringan bersama Roy kemudian masuk mobil berdua diselingi kecupan Sesya pada pipi Roy, kepedihan semakin menjadi-jadi di hati Nia. Sore harinya, 10 kali telepon dari Roy direject oleh Nia, bukan dia membenci Roy tapi dia takut berharap terlalu banyak pada Roy. Hari-hari berlalu, tak terasa sudah 3 bulan Nia tak lagi bertemu dengan Roy. Masa-masa pertemanan yang dekat antara Nia dan Roy seperti telah sirna. Begitu juga Roy juga tengah disibukkan oleh Sesya sesya dan sesya.
Pada suatu siang di hari sabtu, Nia sedang bermain ke rumah Nina, seorang sahabat sekelasnya di kampus. Nina adalah pribadi yang humoris. Sering hadir dalam kemurungan Nia dengan candaan dan humor yang mampu membuat Nia terlupa sejenak pada kepedihannya.

Nina adalah gadis energik bertubuh langsing atau lebih tepat disebut kurus 45/160 namun memiliki kelebihan di sisi dadanya yg berukuran 36 dan pantatnya yang bahenol montok sehingga terkesan aneh karena badan kurus dengan onderdil depan belakang penuh. Namun dalam sisi lain ia tampak lebih menggiurkan, apalagi ditunjang paras yang imut dan hidung yang mancung. Sungguh menjadi sebuah daya tarik tersendiri.  Siang itu selagi Nia dan Nina asyik bercanda di kamar atas rumah Nina, tiba-tiba bel rumah Nina berbunyi. Karena penghuni rumah lainnya sedang berkunjung ke rumah neneknya diluar kota, maka Nina sendiri yang beranjak berdiri dari kasur untuk membukakan pintu. Saat Nina melompat dari tempat tidur terlihat dadanya yang besar dan menggantung indah itu bergoyang-goyang. Beberapa menit menunggu, Nia dikejutkan oleh suara cowok,

"hai Nia, udah lama disini?",
Ternyata suara itu adalah suara pacar Nina, Kenji namanya. Kenji adalah teman sekelas Roy dan kebetulan mereka adalah teman dekat.
"hai ken, barusan kok setengah jam yang lalu".
Setelah sedikit berbasa-basi, kenji segera meluncur ke arah laptop Nina diatas meja belajar. Ternyata laptop Nina sedang ada masalah dan butuh bantuan Kenji untuk membetulkannya. Laptop tersebut ngadat saat Nina kesusahan mengoperasikannya. Bisa jadi Nina masih belum familiar dengan OS Linux mint 10 julia di laptopnya yang dipasang oleh Kenji beberapa hari yang lalu. Sembari Kenji tekun mengerjakan laptop di meja belajar, Nia dan Nina kembali bercanda diatas kasur Nina. Setelah sekitar 30 menit kemudian terlihat Kenji senyum-senyum sendiri di depan laptop.
"say, tahu ga ngadat nya kenapa coba?, nih liat.. kamu ngejalanin 3 film bokep berjalan bersamaan dengan player berbeda, sizenya besar lg, ya tentu aja jadi multi tasking and ngambek tuh laptopnya say !".

Nina yang penasaran segera menghampiri Kenji dan melihat layar laptop yang sedang menampilkan adegan syur. Lama-kelamaan Nina jadi keasyikan nonton dan duduk dipangkuan Kenji sambil melihat laptop. Sekian lama kemudian terlihat Kenji meremas dada Nina yang ada di pangkuannya. Nina sebentar melirik ke arah Nia seakan mengatakan malu, namun Nia memberi isyarat dengan tangannya untuk melanjutkannya. Kenji berkata pada Nia,
"Nia, maaf nih bikin kamu jadi obat nyamuk, kalau kamu ga nyaman gak papa kamu duduk diluar kamar aja dulu".
"ow gak papa terusin aja, aku disini aja deh". jawab Nia.
Sepertinya Nia juga penasaran pada aktifitas kedua temannya tersebut. Kini Kenji mulai menciumi bibir Nina dengan ganas. Nina juga menyambutnya dengan ganas pula. Sekejap terlihat sebuah adegan panas beberapa meter di depan Nia. Dia bahkan asyik memperhatikan aktifitas itu yang ternyata cukup mendongkrak libidonya. Sedangkan Nina kini telah topless dan terlihat bahwa kenji sibuk mengulum dan menjilat puting Nina yang menjulang indah. Nina mendesah diliputi gemuruh ombak nafsu.

"ahhh..sttt..ken..terusskannn..mhhh..".
Mendapat sinyal positif, kenji semakin berani bergerilya. Beralih menggelitik tengkuk dan telinga Nina dengan lidah dan bibirnya, sambil tangan kirinya meremas dan memilin bukit payudara Nina yang wah itu. Tangan kanan kenji pun tak mau ketinggalan, perlahan tangan itu menjalar menelusup di celah pakaian bawah Nina, meraba dan menerjang. Sekian detik kemudian tampak kini Nina benar-benar bugil tanpa penutup apapun. Begitu membusung dada besar Nina terlihat, dan demikian aduhai bulatan pantat Nina yg mulus terpampang. Nina segera menuntun kenji berdiri, dan mereka kembali berpagutan bibir dengan panas. Jemari lentik Nina meremas erat tonjolan di selangkangan kenji dari luar celana. Kemudian dia tanpa babibu segera Nina berusaha melucuti pula pakaian Kenji. Sambil tetap berpagutan, tangan Nina sibuk melepas kemeja sekaligus celana panjang Kenji. Sekarang Kenji hanya berpenutup CD saja. Nina nampaknya masih membiarkan kain terakhir itu menutup selangkangan Kenji. Namun Nia yang tampaknya menjadi lebih penasaran akan isinya. Pandangan Nia hanya terpaku pada tonjolan di bawah pusar Kenji. Sekilas nampak Nina menangkap tatapan mata Nia pada selangkangan pacarnya. Seperti hendak pamer, dengan sedikit terburu-buru di pelorotkannya CD Kenji. Sekarang nampaklah batang Kenji menjulang dengan kerasnya. Sesaat kemudian nampak Nina berjongkok dan mengulumnya.

"ehhhmmm...sayangg....terussskann..." Kenji mendesah perlahan.
Demi melihat hal itu, Nia sudah tak kuasa lagi menonton adegan selanjutnya. Dengan terburu-buru ia berpamitan pada Nina,
"Nin, aku pulang dulu, ada sms dari mama nih..." Nia beralasan.
"ehhmmm....iya Nia ati-ati, sori dari tadi dicuekin, tolong kunci pintu dari luar, trus lemparin kuncinya ke sofa lewat jendela" Nina membalas di sela per-karaoke-an-nya.
Buru-buru Nia keluar dari kamar Nina dan mengunci pintu seperti apa yang diminta Nina. Dengan hati kacau segera di-stopnya sebuah taksi untuk segera meluncur ke rumahnya.
"ke jalan x mas" kata Nia pada sopir taksi.
"iya non.." jawab sopir taksi singkat.
Nia bukan wajah penggemar 3 some, Nia juga tergolong pendiam, namun adegan yang baru saja dilihatnya didepan matanya sendiri tentu bukanlah sekedar angin lalu belaka. Nia seorang gadis normal yang punya nafsu. Melihat hal demikian tentu dan sudah pasti membuat darahnya bergejolak. Bahkan kali ini birahinya sudah diubun-ubun. Makanya segera Nia mohon pamit karena melihat gelegar nafsunya sedang menyala-nyala.

Dalam kemelut pikiran dan hati yang tak karuan, tiba-tiba Nia dikejutkan dengan tumbukan keras di moncong taksi yang dinaikinya.
Brrraaakkkk.. sebuah peristiwa kecelakaan terjadi, mas sopir taksi na'as menabrak seorang pengendara motor didepannya yang meleng dan hilang kendali. Sesaat sebelum kejadian sempat terlihat si pengendara motor sibuk ber-sms ria sambil tetap melajukan kendaraannya. Taksi segera menepi dan sopir itu sibuk berurusan dengan warga yang emosi. Memang tak salah jika warga membela pengendara motor, taksi dalam posisi salah karena dia yang menabrak dari belakang meskipun hal itu dipicu si pengendara motor. Urusan panjang pun terjadi. Sesaat, sopir menemui Nia dan mengatakan agar Nia berpindah pada angkutan yang lain saja.
"siaallll..." gerutu Nia dalam hati.
Jalanan begitu ramai, sampai-sampai taksi yang berlalu dijalan itu pun juga padat penumpang. Angkot dan bus kota juga terlihat penuh sesak.
"uuuuffffhh....lengkaplah sudah penderitaanku" gerutu Nia.

sambil berjalan tanpa tenaga Nia menyusuri jalanan tersebut, rumah Nia masih kurang 5 kilometer lagi. Nia dikejutkan suara klakson mobiil yang muncul dari arah belakangnya, namun mobil itu kemudian berhenti dan membuka kacanya.
"Nia....ngapain kamu jalan sendirian...?? sini bareng gue yukkk" suara dari dalam mobil berteriak melawan deru suara mobilnya.
Nia tersentak, sosok yang memanggilnya itu adalah Roy, ya Roy yang dikaguminya namun akhir-akhir ni dijauhinya.
"ga..makasih" jawab Nia agak ketus sambil terus berlalu.
"Nia...tunggu dong..kenapa sih kamuuu???" teriak laki-laki yang ternyata Roy itu lagi.
Nia tak menggubris, tetap ia berjalan menyusuri jalan trotoar sambil mempercepat langkah. Namun Nia kurang hati-hati, karena terburu-buru akhirnya ia kurang kontrol dan terperosoklah kaki Nia pada lobang di sisi trotoar yang rusak, Nia pun terjengkang. Roy segera menepi dan bergegas mendatangi Nia. Nia meringis kesakitan, pergelangan kaki kanannya terkilir.

"aduuhhh...." Nia nampak panik.
"Nia...kamu gak apa-apa? tuh kan...Roy bilang juga apaaa..!!" kata Roy begitu sampai di depan Nia.
"Ikut Roy ya..." kata oy lagi.
Sekarang Nia tak dapat menolak, keadaan tak mendukungnya. Nia pun mengangguk pelan. Dengan sigap Roy mengendong Nia dan mendudukkannya di kursi depan mobilnya. Sesaat kemudian mobil melaju.
"kita ke rumah sakit atau ke tukang urut nih..???" tanya Roy sambil terus melajukan kendaraannya.
"ga usah...pulang aja" jawab Nia singkat.
Setelah itu keadaan hening, hanya terkadang terdengar suara Nia mengaduh saat mobil melewati jalan berlobang atau bergelombang. Sepi tanpa suara akhirnya Roy memberanikan diri membuka pembicaraan.

"Nia...kenapa sih..kkamu kok sekarang menjauh gitu, apa sudah tidak mau bersahabat lagi dengan gue?".
Nia diam tak menjawab atau tepatnya dia bingung mau menjawab apa. Lucu aja kalau dia bilang cemburuu sama sesya, emang Nia apanya Roy? pacar bukan, istri malah bukannn.
"Niaaaaa....ngomong dooong..."ucap Roy mempertegas.
"kka kkamu kan udah punya pacar, ga perlu kan jalan ama aku?" kata Nia kemudian dengan terbata.
"maksudnya..??" Roy balik bertanya.
"aaak akku merasa tersisihkan, sebagai sahabatmu tapi ga bisa bebas becanda seperti dulu" Nia menjawab lagi.
Kali ini Nia masih menggunakan kata 'sahabat' untuk memperhalus maksud sebenarnya bahwa ia cemburu.
"hahaha...Nia nia...ngapain sih mikirin begituan? teman tetaplah teman Nia...ga bakalan posisi teman direbut paksa ama pacarku atau istriku sekalipun !" Kata Roy lagi.

TEMAN ? teman tetaplah teman?. Nia menjadi berpikir bahwa Roy memang tak sekalipun menaruh hati padanya. Roy hanya menganggap Nia sebatas teman, tidak lebih. Sampai dirumah Nia, mereka langsung menuju ruang tamu. Ternyata Roy adalah tukang urut freelance yang handal. Sakit pada kaki Nia pun diurutnya dengan lihai. Begitu melihat Nia, dirinya yang sedang memandang wajah Nia, Roy pun membuang pandangan kearah lain. Sebenarnya apakah arti dari pandangan itu? Hati Roy berkata apa sih?.
"Nak Roy, kamu itu lho mau-maunya mijitin kaki Nia yang bau kaos kaki itu...jangan mau nakkk!" tiba-tiba muncul mama Nia dari ruangan dalam membawa secangkir kopi, eh salah...teh ding...untuk Roy.
"Ihhh...mama apaan sih, siapa juga yang bau..!!!" rajuk Nia manja.
"Iya tan, ga apa-apa kok...jiwa seorang pemijit ga boleh pilih-pilih...meski bau hihihihi" timpal Roy.
"TIDAK BAU !!!" nada Nia meninggi.
"iya...iya...ga bau, ihh gitu aja marah neng..." Roy menjawab dengan tersenyum.

Mama Nia pun berlalu ke dalam lagi, mungkin beliaunya merasa tidak enak mengganggu urusan muda-mudi.
"Gimana Nia, udah enakan?" tanya Roy di sela proses pemijitannya.
"Lumayan, tapi masih susah di tekuk nih kakiku..." jawab Nia.
"Permisi ya..." Roy berkata sambil tangannya naik ke atas paha Nia bagian dalam dan satu tangannya lagi memijit di belakang tulang kering Nia.
"jalurnya otot dari sini, harus rata mijitnya" kata Roy lagi.
"iii iiya" jawab Nia agak kaget. Terus terang Nia lumayan kaget plus merinding disentuh pahanya, itu kan daerah sensitif Nia.
"celana panjangnya diganti celana pendek atau apa gih sana, sayang celana panjangnya kalau kena minyak urut" lanjut Roy.

Tanpa menjawab Nia langsung berjalan tertatih menuju kamarnya. Tak seberapa lama kemudian Nia sudah muncul kembali dengan kaos santai longgar dan bawahan sebuah rok santai se lutut. Proses per-pijitan berlanjut. Nia masih saja mengunci mulutnya. Diam-diam ia juga meresapi setiap gesekan tangan Roy di pahanya yang mulus itu. Sensasinya berbeda dengan saat dia meraba sendiri tubuhnya. Kian lama Roy juga semakin asyik berkutat dengan pekerjaan barunya itu. Dengan masih tetap diam, keduanya meresapi kegiatan "pijit" itu. Tangan Roy yang awalnya memijit lama-lama berubah menjadi remasan dan belaian di paha itu. Nia juga tak menolak perlakuan itu. Nia hanya memejamkan mata sambil bersandar di sofa. Sesekali terlihat keningnya mengkerut seperti menahan sesuatu. Bulu kudu di paha Nia meremang seketika saat Roy merubah gerakan menjadi mengelus dan sedikit menjalar keatas.

"uhhhhhhh....." tiba-tiba Nia menggumam seperti mendesah. Nia menjadi terkejut sendiri atas apa yang barusan disuarakannya. Sepertinya itu reflek mengalir dari mulutnya.
Roy juga demikian kaget pula. sampai-sampai di menghentikan gerakan tangannya. Mereka saling berpandangan. Pipi Nia memerah menahan malu, kemudian dia tertunduk.
"udah deh mas Roy mijitnya, udah enakan kok" kata Nia sambil kemudian mundur menjauh dari tangan Roy.
Roy sesaat terlihat kecewa, namun segera ditutupinya dengan senyumnya nan sahaja berwibawa.
"Mas Roy terimakasih ya, Nia mau istirahat dulu" kata Nia kemudian.
"Iya deh, aku pamit dulu ya, sampaikan pamitku pada mamamu juga ya..." Jawab Roy.
Sepeninggal Roy, Nia menjadi termenung sendiri di sofa itu. Dia berpikir dan memutar otak untuk menemukan jawaban atas tatapan Roy tadi dan juga aksi Roy yang penuh penjiwaan itu.

"Heeeiiii....bengong aja Non..!!". Suara plus tepukan di bahu Nia membuat Nia terkejut sekali. Ternyata sang mama sudah ada disampingnya.
"ihhh mama ngagetin aja siiihh !!!" teriak Nia.
"ada apa sih cantikkk...bengong aja...Roy udah pulang ya? udah gih sana makan trus istirahat biar segera sembuh sakitnya" kata mama sambil membelai sayang kepala anak gadisnya itu.
Nia pun berlalu sambil sedikit tertatih. Segera dia makan tanpa selera. Sesaat kemudian ia masuk kamar dan mengunci pintu. CEKLEKKK !!!

Sayup terdengar nada lagu ONLY WHEN I SLEEP-nya The Corrs di ruang kamar Nia. Sedikit diperkeras volume player di HP nya itu. Sebuah lagu yang tentu dan pasti hanya buat impiannya terhadap Roy. Sambil merebahkan diri di atas ranjang, Nia memandang langit-langit kamarnya dengan kosong. Pikirannya menerawang jauh entah kemana. Perlahan air mata mengalir menyusuri pipinya lalu jatuh diantara daun telinganya.
"oh Tuhan....apa yang harus kulakukan" rintih Nia di sela tangisnya.
Nia merasa begitu rapuh. pikirannya begitu kusut. bayangan wajah Roy sekilas muncul di langit-langit kamar itu. Nia semakin menangis sejadi-jadinya. Pengalaman cinta pertama yang begitu menyesakkan jiwa. Dielusnya pergelangan kakinya yang terkilir, sesaat kemudian ia menjadi teringat kembali pada wajah Roy yang sedang memijatnya, teringat pada peristiwa jatuhnya dia di jalanan tadi, teringat pula pada apa yang membuat ia jatuh, teringat saat taksinya menabrak orang, teringat saat dia keluar dari rumah Nina, teringat saat dia di dalam kamar Nina, teringat padaa...pergumulan Nina..

Nia menjadi kacau. Kini pikirannya hanya berkutat pada kejadian pergumulan Nina dan kenji, kemudian peristiwa 'sedikit' nikmat dipahanya akibat tangan Roy. Nia menjadi terbakar birahi yang tadinya sirna oleh tangisnya. Pikiran dan nafsu yang tadinya dibawa pulang dari rumah Nina kemudian hilang karena sakit kakinya kini timbul lagi. Pikiran-pikiran memuaskan diri kembali membuncah dalam jiwanya. Ditambah bayangan Roy sebagai objek imajinasinya begitu melekat kuat dalam benaknya. Nia mulai mengangkat kaos longgar dan melepasnya. sekilas nampak perut rampingnya, kemudian tersembul dada montoknya yang masih tertutup bra warna pink. Dilepasnya pula bra itu dengan lembut. Sekarang nampak dada putih montok Nia membusung padat. Tak berhenti disitu, dilepasnya rok selututnya lengkap dengan CD yang menghalangi selangkangannya. Tubuh polos mulus menggoda tergolek di atas ranjang tanpa daya. Matanya sayu nanar menyiratkan gejolak yang menyalak-nyalak. Sebuah pemandangan sensual yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Nia memulai aksi individunya dengan memilin halus puting merah muda miliknya.
"uuuhhhh.....mmmhhhh....." Nia mulai menggeram tak jelas.
Semakin erat dan cepat ia pelintir putingnya dan semakin menggeram ia,
"uuuuffhhhhhh......hhhmmmmmm.....ahhhsssss" begitu nikmat sepertinya.
Kemudian mulai di sibuk meremas bulatan montok mulus di kedua dadanya yang ranum. Dengan variasi tangan kiri memilin puting dan tangan meremas payudara sungguh membuat Nia merem melek sendiri. "uhhh uhh...hmmmm..uhhh...awhhh awhhhh"
Tubuhnya menggeliat kekiri dan ke kanan mengikuti irama pilinan dan remasan. Sesekali terlihat bibirnya meringis menahan sakit di kakinya yang terkilir karena terlalu banyak tingkah dalam menggeliat. Tempo remasan semakin cepat dan membabi-buta, Dadanya ia remas keras-keras dan penh gemas.
"uuuhhhhhhhhhhhhh...." Nia melenguh panjang menikmati sensasi itu.
Dia sudah lupa (sebentar) akan deritanya. Derita itu kini menjelma menjadi sebuah arungan kenikmatan yang menderu-deru.
"ahhh ahh ahhhh ahhhhhhh" Nia tak henti-hentinya melenguh dan menggeram.

Nia mulai merabai perut dan pantatnya yang mulus dan seksi itu. Diremasnya bulatan pantatnya sendiri dengan lembut namun semakin lama semakin cepat dan keras. Tak lama berselang, ia rabai sendiri lubang anusnya dengan penuh gairah. Tak puas hanya dengan main pantat, tangannya berlari menuju gawang indah di selangkangannya Dibelainya bulu pubis dengan lembut. Dengan jari yang lembut dan kuku yang tidak panjang Nia mulai menggelitik belahan Vegi nya. Di gosoknya dengan penuh penjiwaan dan penghayatan.
"uhhh...sssstttttt.....aauhhhhhh" Nia mulai menggeram lagi.
Digosoknya bulatan kecil klitorisawati yang bersembunyi di ujung atas lobang dengan bersemangat semakin lama semakin cepat dan berirama.
"uuh uuh uhhh....ahhha hahh ahhh sttttt...mhmmmm...ahhsstttt" Nia melenguh tak terkendali.
"aiihhh...awwwhhh aaahhh....aassshhhh...hhmmhh...auuwwwhhh"
"ah ahhh ahhha hhhhhsssttttt"
Dan kemudian...
"aaauuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh...." Nia melenguh keras. Badai klimaks tengah datang melandanya. Orgasmesisasi diri.

Namun, tak seperti biasanya Nia hari itu. Yang biasanya di langsung terkapar puas, kali itu tidak. Dengan sigap lagi bersahaja dia mulai mencumbui the mekiawati lagi dengan beringas. Kali ini dia nekat mengobok-obok ke dalam lobang. Sementara tangannya yang lain masih sibuk menggosok klitorisawati.
"uuhwhhh ihhhhhhh ssstttt" kembali ia mendesah
awalnya hanya beberapa centimeter saja jari telunjuknya masuk. Tapi itu dirasa masih kurang. akhirnya ditambah alias ditemani oleh si jari tengah. masih kurang juga ??? tanpa perhitungan ia lesakkan kedua jari bersaudara itu masuk dalam jauh di lobang mekiawatinya. Nia memekik tertahan,
"aaawwwww.....aduuuhhhhh".
Sejenak ia terdiam, namun rasa nikmat yang kemudian menjalar di dinding dalam lobang anunya memompa semangatnya lagi untuk memompa mekiawatinya.

Sleep sleppp sleppp begitu bunyinya kira-kira persetubuhan Nia dengan tangannya. semakin lama semakin cepat dan kacau gerakannya. tak lupa tangan yang lain mengekspoitasi habis tonjolan kacangnya.
"auuuhhh...ahahhh ahhh ahhh sssttt awwwhhssss...auuuhhh...ihhh ihh ahh asssttt...auuhh masss mass rrr..rrrroyyyy.....ahhhhhhhhhhhhhhhhhh". Desahan diiringi imajinasi terhadap Roy menghantarkan Nia pada puncak klimaks yang kedua. Nia kemudian terlihat limbung keringat deras menetes di kening dan pelipisnya. Rambutnya pun sudah kacau dan basah. Nia kemudian duduk dan hendak berdiri memakai pakaian untuk mengambil minum di dapur. tapi alangkah kaget se kaget kagetnya Nia saat melihat ada bercak darah di seprei kasurnya. Nia terduduk lemas di tepian kasur. Ia telah merenggut keperawanannya sendiri. Pikirannya menjadi kacau, bingung, takut, dan akhirnya ia menangis.

Pagi yang cerah. Nia terbangun saat sulur sinar mentari menjilat wajahnya. Dengan berkejap mata dan menggosokkan tangan ke matanya ia beranjak berdiri dari pembaringan. Dengan langkah lemah ia menuju jendela kamar dan membukanya. Masih dalam posisi tubuh menghadap jalanan perumahan yg tepat disisi jendelanya, Nia menghirup dalam-dalam kesejukan udara pagi itu dan kemudian menghembuskannya perlahan. Asyik ia memandangi lalu lalang manusia yg melintas dijalan dengan segala kesibukannya. Nia terhenyak. Lamat-lamat dipandangnya wajah security perumahan yang sedang berkeliling untuk patroli, kenapa wajah Roy yang muncul pada tubuh security itu. Nia berpindah pandangan, ia pandangi bapak tukang kebun di sebelah rumah. Lagi-lagi wajah Roy yang ada disana. Saat memandangi tukang loper koran, penjual sayur, penjual baso..semuanya berwajah Roy. ta percaya pada semua itu, Nia mengucek-ucek matanya berharap pandangannya salah. Namun tetap saja wajah Roy yang muncul di setiap pandangannya. Sejurus kemudian wajah-wajah Roy itu memandang kearah Nia. Mereka melangkah maju dan terus maju mendekati tempat dimana Nia berdiri. Semakin dekat dan dekat.
"aaaaaaarrrhhhhhh..."Nia berteriak histeeris dannn......

Cinta suci hanyalah untukmu, dengalah kasih, kaulah dambaanku....
Potongan lagu Stinky pada ringtone HP Nia membangunkan Nia dari lelap tidurnya. Nia terduduk, sekian detik kemudian ia baru sadar bahwa ia baru saja bermimpi.
Nia segera menyambar Sony Ericsson X10 mini qwerty android miliknya.
"halllooooo..." ucap Nia di telepon.
"Nia....nia....tolongin gue nia...." suara diseberang.
"what????....siapa ini" kata Nia berikutnya.
"gue Nia, Nina...tolongin gue..." Jawab suara diseberang.
"iya...iya...ada apa Nin..???" kata Nia lagi.
"gue...gue...guee...hamilll Nia....huuuaaaaaa (suara menangis)" kata Nina.
"apa?????? kok bisa" tanya Nia.
"kok bisa kok bisa ! ya bisa dongggg...udah deh tunggu disitu, gue meluncur ke rumah lo sekarang" jawab Nina galak sambil menutup call telepon.

Nia hanya garuk-garuk kepala. Kemudian ia meloncat dari tempat tidur dan berlari untuk mandi sebelum Nina datang. Tak lupa ia ganti sepreinya dengan yang bersih agar bercak noda bersejarah semalam tidak diketahui orang lain. Selepas mandi, Nia segera berganti pakaian dan makan. Sejenak setelah makan selesai, Nina sudah nangkring di depan pagar rumah Nia sambil manyun.
"uuppssss sori kawan...aku baru bangun, pagar masih di gembok ya...hehehe...soriiiii" teriak Nia sambil berlari membuka kunci pagar.
Nina hanya diam sepuluh ribu bahasa. Nia segera menggiringnya ke kamar.
"niaaaaaa....gue hamil Nia, lo kan baru tahu kalo hubungan gue kayak begitu dengan kenji kemaren...tapi itu udah kesekian ratus kalinya kita lakuin...daaannn gue sekarang hamil, gue berasa telat M seminggu ini, penasarn gue coba beli testpack di warung obat dekat rumah, hasilnya positipppp....gimana ini nia..???" Nina nerocos bagai petasan tiada henti.

Nia hanya mengernyitkan keningnya, bingung mau bilang apa.
"Kenji udah tahu?" tanya Nia kemudian.
"nah itu diaa...Kenji menghilang setelah tadi pagi gue sms dia...dia lari dari tanggung jawabbb...huuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaa..." jawab nina sambil menangis keras-keras.
"Heeeiiiii stoooppp niruin gaya nangisnya Nobita di film doremonnn !!!! dewasa dikit kenapa sihhhh...!!" bentak Nia.
Hepppp. Nina langsung spontan diam dan membuang tangisnya.
"nahhh gitu dong sayang...kalau ga nangis, nanti mama beliin permen dehhh" kata Nia kemudian.
"hehhhh serius doooongg !!!!!" sungut Nina.
"Iya iya maaf..." jawab Nia.
"sekarang lo harus tolongin gue, hubungi tuh si Roy, dia kan sahabatnya Kenji, siapa tahu dia tahu keberadaan kenji !!!" bisik Nina dengan agak keras.
"eh iya anu itu anu ehhhh itu tuh anu ehmmm" jawab Nia gelagapan.
" anu itu anu itu apaan sihhhh...yang jelas dooonggg" gerutu Nina.
"iya anu itu...kita cari aja dulu berdua, kalau udah mentok baru nanti deh aku hubungi Roy...ini kan masalah serius Nin...jangan sembarang orang tahu...!!" kata Nia sambil mencari cara ngeles agar tidak jadi menghubungi Roy.
"iya juga ya..." jawab Nina sambil garuk-garuk kepalanya yang tak berketombe.

Sekian menit kemudian dua makhluk indah ciptaan Tuhan itu sudah duduk di kursi taksi dan meluncur menuju rumah Kenji. 30 menit berlalu dan sampailah mereka di rumah kenji nan megah bak istana. Dari rumah kenji diketahui bahwa kenji berpamitan pagi-pagi tadi untuk latihan band di studio xx di jalan yy nomer zz. Taksi segera meluncur ke TKP.
Jrenggg...jrenggg....kauuuu jaga selalu hatimuuu...saat jauh dariku...tunggu aku kembaliiii....lagunya Seventeen sayup-sayup terdengar dari ruangan studio musik xx. Mereka segera berjalan menuju kasir dan bertanya apakah band yang sedang latihan di dalam itu adalah band bernama xxx.
"maaf, bukan mbak. ini yang di dalem namanya band O" jawab kasir.
Dengan langkah gontai dan lemas mereka menuju keluar studio.
"Niaw....!!!" seseorang memanggil nama Nia. Suara itu berasal dari dalam ruang tunggu studio. Tak ada yang memanggil nama Nia dengan ejaan NIAW selain Adis. Dan saat Nia menghampiri suara tersebut memang benar suara itu suara Adis.
Adis adalah teman SMA Nia dahulu kala. Sempat Nia hampir menjadi pacar Adis saat itu namun keadaan berbalik saat Nia tahu bahwa Adis seorang playboy. Kenapa Adis memanggil nama Nia dengan ejaan NIAW?, ternyata selidik punya selidik nama lengkap Nia adalah Kania Wita. Makanya dipanggil Niaw karena dicomot tengahnya oleh Adis. sedang nama Adis pun juga hasil karya Nia sendiri. Sebenarnya pria itu bernama Adi Suroso, disingkat menjadi Adis.

"Haiiii Niaw....lama tak bersua..." sambut Adis sok akrab sambil melambaikan tangannya.
"Hai Adissss....kangen juga ya lama ga ketemu..."jawab Nia akrab pula. Memang mereka akrab dari dulu kok.
Ngalor ngidul mereka ngobrol mengenang masa kuliah eh salah...masa SMA maksudnya. Asyik sekali mereka mengobrol hingga tak disadari oleh Nia ternyata Nina tercuekkan. Nina begitu murung, diam-diam ia pergi dari tempat itu. Berjalan teruussss tak tentu arah. Sambil sesenggukan menahan tangis. Tak terasa sudah 20 menit Nia ngobrol dengan Adis dan 20 menit pula Nina telah pergi dari studio itu.
"ehhh dis...kenalin ini temanku namanya Nin...lhooo dia kemanaaa???" Nia celingukan mencari Nina.
"ya udah deh dis, ini no HP ku 081xxx, aku mau cari temanku dulu, byeee...." Nia berpamitan kepada Adis dan berlalu.

Berlari Nia menghentikan sebuah taksi dan 'sedikit' memaksa sopir untuk 'sedikit' lebih ngebut menuju rumah Nina. 15 Menit kemudian di bahu kiri jalan tempat taksi Nia melaju tengah ada keributan kecil. Ada kecelakaan rupanya. Sambil taksi berjalan tersendat, Nia melongok keluar jendela untuk mengetahui ada kejadian apa sebenarnya.
APAAAAA....??? NINAAAAA?
Seorang gadis imut tergeletak tak sadarkan diri di trotoar. Ya itu adalah Nina sahabat Nia. Nia segera menghentikan taksi kemudian berlari menghambur. Sekian menit kemudian Nia sudah membawa tubuh Nina yang pingsan ke dalam taksi dibantu oleh warga dan melaju menuju rumah sakit. Dilain tempat, sedang terjadi keributan kecil antara Roy dan Kenji. Tepatnya kejadian itu adalah di tepian kota saat mobil Kenji parkir sejenak di pinggir jalan melepas lelah. Saat itu memang mobil Kenji hendak meluncur meninggalkan kota untuk lari dari kenyataan akan berita hamilnya Nina. Roy ikut di mobil itu? memang ikut atau tepatnya memaksa ikut saat kenji curhat kepadanya sekaligus berpamitan sebelum pergi keluar kota. Roy menahannya namun tak bisa, akhirnya Roy memaksakan diri untuk ikut dengan tujuan mampu melunakkan hati Kenji selama dalam perjalanan. Dipinggir jalan itu terjadi pertengkaran mulut antara keduanya.

"lo ga bisa dong ken main lari aja...gimana perasaan Nina saat mengetahui kenyataan ini !!!" ucap Roy lantang.
"ehhh lo diem deh, ini urusan gue...lo bisa ikut dan tahu kemana gue pergi aja udah untung...udah deh lu diem aja dan duduk manis tuh di jok mobil !" jawab kenji tak kalah lantang.
"enak aja gue diem...gue sahabat lo kennn...gue ngingetin lo bahwa ini salahhhhh" kata Roy lagi.
"hallaaahhh tahu apaan sih lo tentang salah dan benar, lo jangan sok jadi pahlawan ya !!" bentak kenji.
"eh lo dibaik-baikin malah nyolot ya !! emang lo ga kasihan Nina???" kata Roy.
"persetan dengan perasaan, gue masih kuliah, gue masih punya masa depan yang panjang...gue ga mau cita-cita gue terhenti disini...!!!" jawab Kenji.
"iyaaaa...tapi bukan begitu caranya...lo perlu ngomong berdua dengan Nina !!!" kata Roy lagi.
"hehhh lo udah deh gue bilang diem ya udah diem aja...sok ikut campur urusan orang !!!" bentak Kenji sambil mendelik menakutkan.
"lo dibilangin susah banget sih, dasar batu looo !!! lo kan cowok...berani berbuat harus berani bertanggung jawab !! gentleman broooo...!!!" Roy menanggapi dengan sengit.
"Heiii jaga ucapan lo...sekarang gue tanya, gue yang ga gentle atau lo yang ga gentle hahhh??? lo cowok tapi ga berani ngungkapin perasaan lo sesungguhnya ke Nia !!! dasar banci lo !!" balas Kenji dengan lebih sengit.

BBBUUKKKK....!!!!
satu pukulan tangan Roy melayang dan melesak ke perut Kenji. Roy sudah hilang kesabarannya. Kenji sedikit terhuyung ke belakang. Sekian detik kemudian dia maju dan membalas pukulan Roy dengan memukul pula, kali ini pipi dan rahang Roy terimbas oleh pukulan itu. Roy semakin naik pitam. Darah segar yang mengalir dari sela mulutnya tak menyurutkan langkahnya untuk maju merangsek menuju Kenji. Jual beli pukulan tak dapat dielakkan. Jatuh bangun tubuh sudah tak dapat dihindari. Kembali pada keadaan pingsannya Nina. Nina sudah dibawa masuk ke dalam ruang ICU. pertolongan pertama sedang dilakukan. Tak lama kemudian Nina pun sadar. Dokter yang menangani segera keluar dan menemui Nia yang sedang dilingkupi kecemasan di kursi tunggu ICU.
"mbakk...temannya Nina yang pingsan tadi ????" tanya dokter.
"ehhh iya dok, bagaimana keadaan Nina??" jawab Nia sambil langsung bertanya balik.
"ohhh tidak apa-apa, hanya luka-luka ringan, memar dan sedikit gegar otak ringan...tapi tak berbahaya...silahkan masuk dan dilihat sendiri...korban sudah siuman...kami akan tangani hingga besok pagi dengan perawatan intensif, besok sudah boleh pulang kok" terang dokter panjang lebar.

Saat Nina tahu bahwa Nia masuk ruangan, dia langsung menangis sesenggukan. Nia hanya bisa diam sambil mengelus kepala Nina dengan lembut untuk menenangkan tangisnya.
"Niaaaa...gimana nasib janin di dalam kandungan gue....gue takut kenapa kenapa ...!!!" rengek Nina.
"lho...mbak hamil ??? sebentar mbak pendamping keluar dulu, coba saya periksa kandungannya, apakah ada efek samping dari kecelakaan ini ke kandungannya" sahut dokter tadi dengan buru-buru.
10 menit kemudian...
"mbak...silahkan masuk...saya jelaskan di dalam kamar saja agar mbak Nina juga dengar" panggil dokter pada Nia.
"jadi begini...siapa bilang mbak Nina hamil, ga hamil" kata dokter enteng.
"lho dok...beneran hamil kok...saya sudah pakai testpack hasilnya positif hamil dok tadi pagi..!!!" sahut Nina.
"Beli dimana? merk apa?" tanya dokter.
"diwarung obat dekat rumah, merknya ga terkenal sih...merk yyy" jawab Nina.
"mbak....jangan asal beli barang kesehatan yang tidak jelas...apalagi kita butuh hasil akurat kan? bisa jadi alat yang dibeli mbak itu tidak resmi atau bisa dibilang asal jual aja...belilah yang di apotik..ini jelas tidak hamil mbak...ada data medisnya kok...!!!" terang dokter itu.
"oowhhhh......" jawab Nina malu.

KKRIIINGGGGGG !!!!!!
HP Kenji berbunyi...muncul nama Nina disana. Pertempuran tinju terhenti sejenak. Kenji terdiam dengan HP ditangan. tanpa menunggu lama, Roy menyambar HP itu dan menerima telepon dari Nina tersebut.
"Halllooo Kennnn....gue ga hamiilllll...cuma salah tesnya...ini gue diperiksa dokter dan jelas sudah kalau memang tidak hamilll...Kenji lagi dimana???" cerocos Nina tanpa koma.
"Haloo ini Roy...dia ga mau angkat teleponnya...nanti gue omongin deh ke dianya, lo sedang di dokter mana, nanti gue suruh doi datang kesana ya" jawab Roy datar.
Setelah telpon ditutup.
"heh...tuh kan lo keburu ngacir duluan sihhh...nih Nina bilang dia salah tes...ternyata dia ga hamilllll !!!! lo datang deh ke RS xx sekarang, dia disana !!".

Dengan muka bonyok-bonyok kedua pejantan tangguh itu segera memasuki mobil dan meluncur masuk kota.
"Nia...lo pulang dulu deh sana...lo belum makan kan...bentaran lagi Kenji datang kok" kata Nina kemudian.
"ooowww gitu ya...ya udah deh aku pulang dulu mau mandi...bau nih badan hehehe..." jawab Nia centil.
Dijalanan...
"brooo...sori banget yaa...lo udah babak belur gara-gara gue, tolong jangan diambil hati ya..." ucap Kenji memecah keheningan di dalam mobil.
"iya sama...gue juga minta maaf...gue kelewat emosi tadi" jabaw Roy kalem.
"tapi saran gue...beneran deh lo segera pastikan perasaan lo ke Nia...udah deh ga usah ngejar bodi montok sesya...yang penting perasaan lo lega..." saran Kenji.
"iya sih bro...gue juga jadi sadar atas pertengkaran kita tadi, lo ada benernya juga...ga sepantasnya gue diem aja sembunyiin perasaan gue ke Nia...tapi gue takut Nia malah tersinggung dan dikirain gue nglunjak...temen baik minta jadi pacar...!!!" jawab Roy lagi.
"Heiii sodara....pesimis begitu jadi manusia...coba dulu...siapa tahu dianya juga suka kan !!!...urusan Nia ngamuk urusan nanti...yang penting lo mencoba jujur duluuu..." balas Kenji lagi.

Roy hanya mengangguk.
Kembali pada sosok Nia yang baru sampai dirumahnya.
"lhooo....ada tamu tooohhh" kata Nia begitu melewati ruang tamu.
"hehehe...iya gue pengen ngobrol banyak...udah lama kita ga ketemu..." jawab tamu itu yang ternyata adalah Adis.
"bentar ya...aku mandi dulu...bauuu hihihi...habis itu kita keluar aja yuk cari tempat ngobrol yang enakan gitu..." jawab Nia sambil berlalu ke dalam rumah.
Adis hanya mengangguk masyhul.
Sekitar 30 Menit kemudian Nia dan Adis sudah sampai di sebuah cafe. Mereka memesan makanan favorit mereka dahulu kala sambil ngobrol. Sekian menit kemudian masakan telah dihidangkan.
ssrrtttttt...sruuupppp...hmmmmm...nyammm...nyammm....suara Nia melibas makanan yang ada.
"heyyy non...habis jadi kuli tadiii??? pelan dikit dong makannya...kesedak nantii !!!" sergah Adis.
"mmmhhh llapel dis...kelapellan" jawab Nia sambil mulutnya dipenuhi makanan.
"huhhh dasar...masih sama kayak duluuu" balas Adis.

sendok terakhir dari makanan yang di lahap Nia baru saja masuk ke dalam mulutnya. Saat Nia menelan minumnya.
"Niaw, kamu inget ga masa SMA kita yang hampir pacaran dulu?". kata Adis.
Gllegggkkk... Nia tak menyangka bahwa Adis akan membahas hal itu lagi. Awalnya dia berharap Adis sudah melupakan kisah monyet tempo dulu itu. Sekarang kondisi telah berubah, bukan jaman cinta monyet lagi. Tapi mau tidak mau, Nia perlu dan wajib menjjawab pertanyaan Adis itu karena dia tahu bahwa saat ini adalah masa yang cukup dewasa untuk mengatakan penyebab kegagalan cinta mereka.
"iya dis, gini deh...beneran kala itu aku sebel banget waktu tahu bahwa kamu sudah punya pacar saat nembak aku....nahhh daripada hatiku sakit...ya mending aku batalin aja...walaupun sebelumnya kita sudah tahu sama tahu tentang perasaan kita, tapi...sudahlah memang saat itu bukan saat yang tepat buat kita menjalinnya" kata Nia menanggapi.
"ehhmmm...iya...maaf saat itu memang gue bodoh, ngapain pakai main api segala, gue kebakar omongan teman yang nantangin gue buat koleksi cewek hehehe...maaf ya niaw..." sahut Adis.
"ho-oh deh dis" jawab Nia singkat.
"emmmmm....tapi kalau sekarang...eemmm....masih ada ga perasaan itu buat gue?" tanya Adis tiba-tiba.

Nia terkejut bukan kepalang. Memang sih kata cinta yang dulu pernah ia siapkan buat Adis masih belum sempat terucapkan. Dan kini silih berganti kisah telah dilalui, bahkan Nia sendiri sudah tidak yakin pada perasaannya itu sekarang apakah masih ada atau tidak.
"ehhmmm dis, maksudnya apaan sih?? kamu nembak gue lagi nih sekarang??? tanya Nia balik.
"Bisa dibilang begitu deh...gue janji niaw...gue bukan cowok playboy kayak dulu...dulu itupun hanya perlombaan dengan teman...sekarang aku ingin serius menjalani semua ini" terang Adis.
Dueerrrrr !!! tuh kan benar Adis nembak lagi. Nia bingung tujuh keliling. Baru hari ini bertemu lagi dengan Adis. Masih terlalu cepat membangun kembali puing cintanya yang lama terpendam. Dan hal yang paling memusingkan adalah Roy yang melekat di genangan sukma terdalam Nia. dalam hati kecilnya masih berharap Roy, namun kenyataan kini tengah menyuguhkan suatu pilihan dramatis yang harus pula pintar-pintar Nia memutuskannya. Dalam kebimbangan yang mencekam, Nia terus mencoba untuk berpikir jernih dan realistis. Dan akhirnya terfokus pada satu baris kalimat yang dia buat sendiri dalam benaknya.

"sampai kapan aku harus menunggu Roy? mungkin dengan menjalin cinta sekaligus mulai belajar lagi menumbuhkan benih cinta yang telah lama usang bersama Adis akan mampu memunculkan harapan keindahan baru pada hatiku" batin Nia.
"emmm dis begini...aku sudah berpikir berulang kali dan memang hidup adalah pilihan...aku juga perlu memilih sesuatu yang sekiranya baik buatku...ok dis mungkin ini saatnya kita menyatukan perasaan yang dulu tertunda...aku akan kembali belajar untuk membuka kamus cintaku buatmu dis" lanjut Nia.
"ahaii aayy ayyyyy...beneran niaw?....horeeee hore...." rona wajah Adis begitu gembira.
Sampai didepan rumah Nia, jam sudah menunjukkan pukul 21.30 malam. Tanpa turun dari mobil Adis berpamitan untuk langsung pulang kepada Nia.
"sayang...gue langsung balik aja...ga enak lah sama ortu kamu...udah malem" kata Adis.
"ehmmm...iya dis, hati-hati ya dijalan" jawab Nia agak canggung.
"ok bye sayang...." cuupppp...Adis mengecup kening Nia dengan lembut.

Malam itu Nia lelap tidur dengan belaian impian indah pada harapan sayap-sayap cintanya untuk esok, lusa, dan selamanya. Diujung jalan ini, setahun kemarin ku menunggu...kencan pertama bidadari belahan jiwaku...potongan lagu kahitna pada ringtone HP Nia membangunkan Nia pagi itu. Seperti biasa, Nia duduk sejenak mengumpulkan kesadaran lalu segera sigap mengangkat telepon.
"Halooo..." Nia memulai pembicaraan.
"Nia, ini gue Nina...gue barusan sampai rumah, tadi pagi-pagi dijemput bokap di RS. Ohya...tolong kunci mulut ya mengenai tragedi hamil yang salah itu...hihhihi...jadi malu...maen sini dong Nia" kata orang diseberang yang ternyata Nina.
"iya bentarr...aku mandi dulu ya...ok deh see u...bye..." jawab Nia singkat sambil langsung menutup telepon. Nia berlari ke kamar mandi dengan riang.
Sejam kemudian Nia telah ada dihadapan Nina yang duduk dikursi teras rumahnya. Nina tersenyum menyambutnya.
"Nia...makasih ya...lo udah nemenin gue kemaren seharian, dan udah ngebantu gue mecahin masalah gue yang rumit" ucap Nina membuka percakapan.
"Yaelahh non...santai aja kaleee...itulah gunanya sahabat non..." jawab Nia menirukan logat jakarte para pemain sinetron di tivi.

Mereka berdua akhirnya tersenyum berdua dalam keriangan hati masing-masing. Beberapa saat kemudian sebuah mobil tipe caravan warna hitam parkir tepat di depan rumah Nina. Tak lama berselang, dua orang pria macho dengan hiasan wajah penuh lebam memasuki pekarangan rumah Nina.
"Kenji...Roy...." teriak Nina melambaikan tangan.
Mereka sebenarnya sedang liburan akhir semester, jadi ya memang sedang tidak kuliah.
DEGGGG...!!!
Jantung Nia serasa tersentak keras. Sebentar ia lupa Adis kekasihnya saat Roy datang, ia merasa ada perasaan senang akan kehadiran Roy namun terselubung suatu tabir yang Nia juga tak tahu apa itu. Berikutnya dia ingat kembali pada Adis, kekasih real miliknya. Ledakan dan gemuruh rasa berkecamuk dalam pikiran Nia. Dunia serasa berputar begitu cepat.
Tanpa melihat Nina, Roy langsung menghampiri Nia.
"Nia...gue perlu ngomong penting ke kamu, bisa gak kitaaaa...." ucap Roy yang kemudian dipotong langsung oleh Nia,
"yuk kita kedepan aja, ga enak gangguin orang sakit kalau disini..."
"Nia.....eeeeee.....gue....gueee....begini...sebenarnya ini sangat sulit gue ungkapin...tapi bagaimanapun juga gue harus jujur, ku harus adil terhadap hati gue sendiri, dan kamu juga perlu tahu keadaan sebenarnya....dari dulu...saat kita awal-awal berkenalan dan bahkan hingga kini... sebenarnyaaa.... gueee....sss...sssuka sama kamu...gue cinta sama kamu Nia..." ucap Roy berterus terang.

Seharusnya ini bukan sebuah berita menggelegar bagi Nia. Bahkan seharusnya Nia justru gembira mendengarnya. Namun semua berkata lain sekarang. Tangisan sedu sedan Nia yang penuh penderitaan batin, kebekuan hati Nia, perubahan tabiat seksual Nia yang terkesan aneh, hilangnya keperawanan Nia, dan peristiwa Nia jadian dengan Adis, semuanya sungguh menjadi sebuah godam yang berat menumbuk tengkuk Nia bersamaan dengan ucapan Roy saat itu. Seorang Nia yang hanya seorang gadis lemah sungguh tak mampu begitu saja menetralisir segala peristiwa dan realita yang berkecamuk secara tiba-tiba dalam pikirannya. Nia hanya terdiam dengan tatapan kosong. Sesaat kemudian dia ambruk. Nia pingsan. Roy histeris setengah mati melihat bidadari cintanya limbung. Kenji datang tergopoh-gopoh. Nina sambil tertatih juga akhirnya sampai di tempat dimana Nia pingsan.
"Heeeiiii Roy...lo apain temen gue hahhh???...lo pasti bikin gara-gara sama dia !!...ayooo cepat kita bawa dia ke rumah sakit...gue ga mau kalau orang yang telah menyelamatkan gue sampai ke rumah sakit kemaren sekarang mengalami hal serupa dan gue diem aja...ayo cepat Kenji bukain pintu mobilnya..!!!" Bentak Nina dengan cemas.

Aksi tipu muslihat Adis terhadap Nia yang katanya bukan playboy ternyata sukses berat. Di tempat itu tepatnya di kamar kos pacar Adis, sebut saja namanya Dina, sedang terjadi aksi asyik-asyikan antara Adis dan pacarnya itu. Dina adalah seorang anak kuliahan tapi bukan satu kampus dengan Nia. Tubuhnya tinggi namun posturnya tidak kurus, TB dan BB nya sekitar 175/55. Wajah cantik sensual Indo (blasteran bule dan Indonesia) dan berbagai bongkahan daging nikmat ukuran kwalitas super menempel di badannya. Awalnya mereka hanya saling peluk. Namun yang namanya kucing dapat ikan, Adis tidak akan menyia-nyiakan hidangan masakan indo-barat kali itu. Disambarnya bibir Dina dengan ganas, dikulum dan dilumat dengan penuh nafsu. Dina menerimanya dengan pasrah. Tangan Adis sibuk menjelajahi bongkahan daging yang ada di depannya. Diremasnya payudara Dina dari luar pakaian. Kemudian dengan grusa-grusu di tariknya kemeja Dina dengan paksa, akibatnya seluruh kancing baju Dina putus berjatuhan menghujam bumi.

Ditarik paksa pula bra hitam milik Dina hingga pengait bra Dina dibelakang punggung yang terbuat dari plastik itu ikut terbetot dan patah. Dina bukannya takut tapi malah seakan 'menyuguhkan' hidangan pembuka itu sekehendak Adis. Dina sepertinya seorang pemain kelas berat. Remasan pada daerah Sekwilda (sekitar wilayah dada) oleh Adis terhadap Dina begitu merajalela. Pilinan dan remasan silih berganti membuat Dina blingsatan tak terkendali.
"uhmmmmm geliii yanggg....amphunnnn geliii ahhhhhhh" rancau Dina kegelian.
Mendengar rancauan itu, Adis semakin menggila. Disruputnya puting Dina dengan mulutnya dan dikulum-kulum.
"auuuuuuuuhhhh....aahhhh ayangggg...nakhalllll...oouuwhhhh ssttt" desah Dina.
Merasa tak sanggup menahan geli yang berkepanjangan, Dina menggapai-gapai kebawah celana Adis. Diremasnya tonjolan KL Adis dengan penuh nafsu. Pelan-pelan dibukanya ikat pinggang Adis kemudian dibantunya Adis mencopot celana panjang sekaligus CDnya. Sekarang batang KL panjang Adis sudah ada dalam genggaman Dina sembari ia menikmati kuluman di dadanya yang sekarang telah menjalar menjadi jilatan di perut. Adis mengangkat rok mini Dina hingga tergulung di sampai perut. CD Dina ia pelorotkan hingga lepas. Tanpa banyak cingcong Adis memutar posisi menjadi 69 dan dengan gerakan tiba-tiba 'menerkam' VG Dina, dijilat dan digelitik tonjolan kacang Dina.

"ooouuuushhhhh ssstttttttahhhhsssss aaaahhhhhh yangggg eengggsssssssttttt....." Dina mendesah hebat dan tak sempat lagi mengulum batang KL Adis yang sudah ada di depan matanya.
VG nya berasa geli plus ngilu-ngilu nikmat tak tertahankan.
"ehhmmmmmmmmm...ssttttt.....auuhhh ahahahhhh.....auuuuggghhhhhhhhhh" Dina mengelinjang dan merintih, ia hanya bisa merem-melek sembari meremas erat batang KL Adis.
Lidah Adis kian menjulur ke dalam lobang surga Dina, Distimulasi pula oleh gerakan menggesek jari di kacang Dina dengan kecepatan tinggi.
"aaauuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhaarrrgggggggggjhhhhhh..." Dian menggeram dan melengking tinggi dan sesaat kemudian orgasme puncak diraihnya. Batang KL Adis jadi bulan-bulanan remasan tangan Dina yang menegang. Tanpa menunggu gelombang nafsu Dina surut. Adis mengganti posisinya. Ditariknya Dina untuk menungging. Tanpa babibu ia lesakkan batang KL ke lobang VG Dina dan langsung digenjotnya dengan kecepatan tinggi.
"auuuhhhhhh ahaa aaahh yanggg akhuuu gakh kuatttt ampuunnn...tapi terussss jaaaa enakkkkhh sihhh ahhh ahhh" rancau Dina menerima perlakuan binal pacarnya.

5 Menit dengan posisi nungging, akhirnya mereka berubah dengan posisi sama-sama berdiri. Adis menggamitkan kedua kaki jenjang Dina ke pinggangnya sambil berusaha melesakkan sekali lagi batang jantannya ke goa becek Dina. Posisi mereka mirip seperti seorang pria mengendong wanita dengan saling berhadapan. Genjotan pun dilanjutkan....
"aaaaakkkhhhhh ahh ahhh ahhh yanggggg....seret bangettttt auuuhhh" Dina kembali merancau.
"iihhhh hekkkk hhekkkk say...VG mu juga berasssa rrrapet bangettt posishiii giniiii.... ehhhemmm" jawab Adis terpatah-patah.
"Auuuuhhhhh aaaaahhhhhhhhhhhhhhhh...gue nyampai lagi yanggg...." Dina berteriak menikmati orgasmenya yang kedua.
"hhhhaaaaahhhhhhhhhhh...gue juga keluar sayyyy.....ahhhhh ... crooot...crootttt...crroootttttttt" Adis berteriak ganas sambil memuncratkan cairan kentalnya ke rahim Dian.
Mereka terdiam sejenak dan kemudian berdua rebah diatas kasur.

KRIIIINGGGGG.....!!!!
HP Adis berbunyi nyaring mengagetkan kedua insan penuh nafsu tersebut. Nia telah sampai di ICU dan saat ini sedang di 'garap' oleh tim medis agar segera siuman. Berbagai usaha dengan berbagai bahan rangsangan untuk kasus pingsan telah dicoba. Lambat laun terdengar lirih suara Nia memanggil-manggil nama Nina. Dokter segera memanggil nama yang disebut agar membantu lebih cepatnya kesadaran Nia.
"Nin, aku mau ngomong sama kamu, tapi yang lain suruh keluar dulu" kata Nia lirih.
Nina dengan sigap segera 'mengusir' Kenji dan Roy dari ruangan itu.
"Nin, tadi Roy bilang kalau suka aku...tapi kamu perlu tahu, aku baru kemarin jadian sama Adis...cowok yang ketemu sama kita kemarin di studio... Roy terlambat Nin.. aku sudah berniat untuk lupain Roy demi pacarku itu dan juga demi menjaga perasaanku.. Roy terlalu lama menimbang sesuatu yang dia tak sendiri tak sadar bahwa itu melukaiku, terlalu lama bagiku menderita demi dia Nin... kenapa baru sekarang....hikss...hiksss..." Nia bercerita sambil sesenggukan.
"tolong kamu sampaiin ke Roy ya, aku ga kuasa untuk ngomong sendiri dengan kondisi fisikku yang masih lemah seperti ini..." tambah Nia lagi.

Nina hanya mengangguk dan segera keluar untuk menemui Roy. Mendengar berita laksana geledek itu Roy bungkam, hanya satu yang ada dipikiran Roy, sebuah keanehan tentang Nia dan Adis yang jadian begitu mendadak. Sebuah tanda tanya besar muncul di kepala Roy.
"ini bukan faktor kebetulan, gue rasa janggal dengan kisah tentang Adis yang mendadak itu.... sesuatu yang dipaksakan... eemmm bukan... bukan... sepertiiii sesuatu yang sudah direncanakan dengan licik... sepertinya Nia digiring dengan luwes.... ehmmm... ini menarik..." Roy mengkerutkan dahi sambil bergumam dalam hati. Sejurus kemudian dia tersenyum. Nina dan Kenji menjadi bingung sendiri. Bukannya Roy harusnya bersedih? kenapa malah tersenyum?
Selama Nina diluar ruangan untuk menjelaskan kepada Roy, Nia teringat Hp disakunya. Dia segera menelepon Adis

KRIIIINGGGG !!!
TUUTTSSS....
"Halo...sebentar...gue lagi dijalan...silahkan tingggalkan pesan suara setelah bunyi BIP atau kirim sms saja... daaaadaa" suara automatic call answer dari HP Adis. Nia menghela nafas panjang dan kemudian mengetik sms buat Adis. Saat itu Nina masuk kembali keruangan.
"Nia... Roy pulang dianter Kenji, lo disini dulu gue temenin... kalau butuh bantuan gue bisa telepon Kenji lagi nanti" ucap Nina sambil duduk di kursi sebelah Nia yang sedang terbaring.
1 Jam berjalan, kondisi Nia semakin membaik. Setengah jam lagi sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.
"Hallooo ken...jemput kita setengah jam lagi ya, Nia udah boleh pulang kata dokter" ucap Nina di telepon.
"Sori say...perutku lagi ga beres...berulang kali ke Double You C...mules...kamu naik taksi ga apa-apa kan say ???" jawab Kenji.
"iya deh ken...buruan minum obat ya biar cepet mampet anunya...hihihi...bye....muahhh" balas Nina di telepon.
"Permisi....." muncul seorang pria di ambang pintu menuju ke kasur Nia. Kedua gadis cantik itu menoleh.
"adisss... ga usah khawatir, tadi aku cuma kepeleset dan pingsan...betul kan Nin..??" ucap Nia sambil melirik kearah Nina.
"eeee...iiyaaahh" jawab Nina cengar-cengir.

Setelah berkenalan dengan Nina dan menemani Nia menyelesaikan administrasi pembayaran, Adis segera mengambil mobil dan membawa kedua gadis itu pulang. Sebelum mengantar Nia pulang mereka mampir dahulu ke rumah Nina untuk menurunkan Nina disana. Setelah itu meluncur ke Rumah Nina.
"Sayang...nanti temenin aku dulu ya dirumah, papa mama lagi ke luar kota, besok baru balik, tadinya sih mau nginep di rumah Nina, tapi aku jadi sungkan gara-gara pingsan malah nanti ngrepoti keluarganya" ucap Nia pada pacarnya.
"woooww ini yang gue tunggu hehehehe nanti malam gue garap lo cewek blo'on...tapi siang ini gue rampungin dulu urusan ama Dina...hahahaa...ga nyangka...sehari dapat dua lobang sekaligus...." batin Adis dalam hati.
"ehhmmm...iya say nanti sorean gue kesini lagi deh, tapi setelah ini gue mau langsung cabut dulu, mau anterin nyokap belanja hehehe...malu gue bilangnya...cowok kok belanja...hahaha" ucap Adis pada Nia.
"ihhh ga apa-apa lageee nemenin nyokap belanja...itu namanya anak berbakti...ga usah malu sayyy...aku malah bangga lho kalau ada cowok tapi peduli sama urusan kaum hawa..." jawab Nia.

Sampai depan rumah Nia langsung turun. Lambaian tangan Nia mengantar kepergian mobil Adis. Senyumnya terkembang, ia merasa menemukan pilihan yang tepat. Ganteng, baik, mau ngertiin dan bantuin urusan perempuan.
"ahhhh...tak salah kupilih Adis...meski aku baru belajar lagi untuk bisa mencintainya...tapi ku tahu dia pria yang baik..." Nia melamun sambil senyum-senyum sendiri.
Mobil Adis kembali parkir di halaman kos Dina. Liburan begini semua penghuni kos pada mudik. jadinya bebasss.
"Haiiii sayang...sori lama ya...nyokap belanjanya suka begitu...pilih ini pilih itu hahhh capeknya..." ucap Adis ketika menemui Dina yang sedang asyik FB-an pakai laptop di kamarnya.

Kembali Adis 'menyergap' Dina untuk melanjutkan babak ke duanya yang tertunda. Di sisi lain tanpa di ketahui Adis tentunya, ada dua kepala mengendap dibalik kaca jendela kamar Dina yang tertutup korden namun ada bagian yang sedikit terbuka dipojoknya sehingga mudah untuk di intip. memang kawasan kos Dina terkenal sebagai kawan lingkar hitam. banyak orang kriminal dan pengangguran yang kerjaannya ngurusin urusan orang lain di tempat itu. Terdengar kasak-kusuk di sisi jendela itu, namun derit ranjang dan rintihan Dina menenggelamkan suara kasak-kusuk itu. Mereka tak sadar kalau aksi mesum mereka sedang dilihat oorang lewat jendela itu.
"auuuhhhh yanggg....ini kamuuuh apaiiinnn....ennakkkk sayayangggg...uuuhhh sssttttt" Teriak Dina saat jempol kaki Adis mengobok VG nya Dina. Saat itu Dina sudah telanjang bulat dan empat pasang mata diluar sana juga pasti bisa menikmati bentuk lekuk tubuh Dina yang aduhai itu.
Karena hari sudah mendekati sore dan Adis inget bahwa akan ada babak ke tiga hari itu namun dengan acara barunya, Adis segera melakukan intercourse dengan mengkangkangkan kedua kaki Dina yang saat itu telentang di kasur dan kemudian menghujamkan KL botaknya yang berotot itu ke lobang VG Dina.

"ouuhhh...gghhhhh....yanggghhhh uuhhh" Dina mendelik tertahan dan kemudian menggeram nikmat saat batang jantan Adis 'mengoyak' lobang buaya milik Dina.
"aiiihhhh ahhha hahh auhhwwaaahh sssttt aaahhhaakkkagghh" Dian semakin liar saat Adis mempercepat tempo genjotannya.
"aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..." Dian mengejang indah sambil tangannya meremas seprei kasur. Dian mencapai orgasmenya dengan cepat.
Tak lama berselang, "aaaaaaarrhhhhhhhhh..." Adis juga menggapai ejakulasinya dengan lega se lega leganya.
Mereka berpelukan erat, aliran cairan Adis mengalir keluar dari celah VG Dina. ciuman bibir yang panas mengahiri pergumulan yang ganas hari itu.
"yanggg...kalau gue hamil gimana dooong...??" tanya Dina kepada Adis.
"tenanggg...kan ada A'a sayang..." jawab Adis mantap.

DIN..DIIINNNN...
sebuah mobil memasuki garasi rumah Nia sore itu. Mobil Adis tentunya.
"ehhh...gue mo pesta lageee hehehe" teriak batin Adis diiringi senyum sinis mirip pemain antagonis di sinetron.

Agen Bola - Bandar Bola - Bandar Taruhan - Taruhan Bola - Judi Bola - Agen Sbobet - Agen Maxbet - Agen 368bet - Agen Cbo855 - Agen Sabung Ayam
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger