Home » » Raped Story 2

Raped Story 2


Bandar Taruhan - Sudah seminggu sejak Ella diperkosa oleh Gino, dia masih terus mengikuti jadwal bimbingan tambahan yang diberikan oleh guru-gurunya. Gino sebenarnya masih ingin Ella menginap ditempatnya dan menikmati gadis itu, tapi ternyata Ella berhasil meyakinkan Gino kalo dirinya benar-benar tidak bisa, dan berjanji akan menemuinya setiap weekend. Karena berpikir masih punya target lain yang harus dia kejar maka Gino menyetujui permintaan Ella. Selama beberapa hari juga Ella terlihat beda dari biasanya, tapi teman-temannya tak sampai sadar. Hanya saja bu Farah yang guru BK itu sebenarnya bisa melihat perubahan dari Ella, tapi ketika ditanya kenapa jawabnya hanya kurang enak badan. Bu Farah saat itu percaya saja dan tidak bertanya lebih jauh karena dia sedang punya tugas lain dari pak Bowo.

Pak Bowo diruangannya tampak sedang senyum-senyum melihat rekaman yang tadi diberikan oleh bu Farah. Dia melihat beberapa orang guru perempuan yang sedang beraktivitas ditoilet yang sudah dia pasangi kamera tersembunyi. Beberapa guru yang tak masuk seleranya langsung dia skip, lalu tibalah pada seorang guru yang masih muda dan belum menikah. Guru itu belum lama masuk sekolah ini, karena dia juga baru menamatkan pendidikannya. Namanya bu Dhea, masih 24 tahun, dia mengajar kimia. Wajahnya cantik dan manis, rambutnya hitam lurus sepunggung, badannya ramping. Pak Bowo bisa melihat bu Dhea sedang buang air kecil, lalu membilas daerah kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Pak Bowo penasaran apakah gurunya ini masih perawan atau tidak karena dari rekaman itu terlihat bibirnya masih rapat.

Setelah itu pak Bowo melihat ada seorang guru perempuan lagi yang terekam disitu. Dia adalah bu Niken, guru bahasa inggris. Bu Niken ini baru setahun menikah dan belum punya anak. Dia dan suaminya tinggal berjauhan karena suaminya bekerja dikota yang sering disebut kota pelajar, yang jaraknya sekitar 1-2 jam dari kota ini. Seminggu sekali suaminya pulang. Wanita 28 tahun ini sehari-hari terlihat cantik dan anggun dengan jilbab yang selalu menutupi kepalanya. Hari ini pak Bowo beruntung sekali melihat bu Niken direkaman itu mengangkat rok panjangnya tinggi-tinggi memperilhatkan kakinya yang jenjang, putih dan mulus. Dia lalu menurunkan celana dalamnya memperlihatkan kewanitaannya yang ditumbuhi rambut yang cukup tebal tapi tertata rapi.

Selanjutnya setelah bu Niken ada seorang guru lagi yang masuk ditoilet itu. Dia tak lain adalah bu Erny yang diberi tugas oleh pak Bowo untuk memberi bimbingan tambahan kepada Ella. Sama seperti bu Niken, bu Erny kesehariannya juga berjilbab, terlihat begitu kalem dan anggun. Wanita 25 tahun ini juga belum menikah tapi kabarnya dia sudah bertunangan dan tahun depan akan menikah. Pak Bowo lagi-lagi beruntung melihat daerah pinggang kebawah milik bu Erny yang terekam oleh kamera. Pak Bowo menimbang-nimbang siapa kira-kira yang akan jadi target selanjutnya, setelah dia berhasil membuat bu Farah takluk kepadanya, juga dengan bekal video rekaman seperti itu.

Dulu tak sulit menaklukan bu Farah karena wanita itu termasuk tinggi birahinya, baru dirangsang sedikit saja dia sudah bertekuk lutut. Apalagi bu Farah dan tunangannya juga tidak tinggal sekota sehingga jarang disambangi, karena itulah sekarang dengan mudah bu Farah menjadi mainan pak Bowo. Setelah memikirkan matang-matang, pak Bowo lalu mengirim pesan kepada bu Farah, memintanya untuk memanggil wanita pertama dari ketiga wanita targetnya divideo itu, untuk menghadap diruangannya sepulang sekolah nanti, karena ada yang ingin dibicarakan. Bu Farah yang mengerti keinginan pak Bowo langsung mengiyakan saja.

Sore harinya, setelah hampir semua pulang meninggalkan sekolah ini, kecuali pak Bowo, bu Farah dan pak Boni yang membimbing Ella, dan juga satpam-satpam yang berjaga dipos depan, seorang wanita tampak berjalan menuju keruangan pak Bowo karena mendapat pesan dari bu Farah. Wanita itu bertanya-tanya apa yang membuatnya dipanggil oleh pak Bowo, meskipun sudah bisa sedikit menebak maksud kepala sekolahnya itu. Pasti tak lain adalah kelas dimana dia menjadi wali kelasnya, justru rata-rata nilai mata pelajaran yang dia ajarkan berada dibawah kelas-kelas lain.

Tok tok tok..
“Silahkan masuk”
“Permisi pak selamat siang”
“Oh iya siang bu, silahkan duduk dulu di sofa, tunggu bentar ya masih ada sedikit pekerjaan”
“Baik pak”

Guru wanita itu kemudian duduk dikursi yang biasa dipake pak Bowo menerima tamu. Pak Bowo masih terlihat sibuk memeriksa beberapa dokumen dengan teliti lalu menandatanganinya. Guru wanita itu masih menunggu hingga hampir 10 menit tanpa suara, karena tak enak mengganggu kepala sekolahnya itu. Akhirnya beberapa saat kemudian pak Bowo menyelesaikan pekerjaannya lalu beranjak mendekati guru wanita itu, dan duduk dikursi sampingnya.

“Hmm, maaf pak, tadi kata bu Farah bapak manggil saya? Ada apa ya pak?”
“Iya bener bu. Ini terkait sama nilai mata pelajaran yang ibu ajarkan. Dikelas ibu kok malah nilai rata-ratanya malah terendah daripada kelas-kelas lain ya?”
“Iya pak, saya juga tau. Saya juga sedang berusaha untuk memperbaiki nilai anak-anak dikelas saya itu. Rencananya saya mau kasih mereka les khusus pak”
“Ya ya, boleh saja, tapi kalo bisa jangan lama-lama ya, soalnya bentar lagi ujian semester lho, saya mau nilai bahasa inggris di kelas bu Niken bisa naik melebihi kelas-kelas lainnya, masa wali kelasnya guru bahasa inggris tapi nilai anak-anaknya yang paling jelek”
“Iya pak, saya akan usahakan. Mohon petunjuk dari bapak juga apa yang harus saya lakukan pak biar nilai mereka bisa naik”
“Saya mau liat dulu perkembangannya dalam 2 minggu ini bu. Saya tau memang terlalu singkat, tapi ujian semester tinggal kurang dari 2 bulan lagi, jadi saya harap waktu 2 minggu bisa bu Niken manfaatkan dengan baik”
“Baik pak akan saya usahakan. Ada yang lain pak?”
“Kenapa bu? Buru-buru mau pulang ya? Suaminya ada dirumah?”
“Nggak sih pak, suami saya besok sabtu baru pulang. Saya mau ngoreksi kerjaan ulangan anak-anak tadi, karena hari ini ada 3 kelas yang saya kasih ulangan”
“Oh, kalo cuma ngoreksi kan gampang, sejam juga kelar”

Bu Niken sebenarnya merasa tidak nyaman berduaan dengan pak Bowo diruangan ini. Memang bukan pertama kali dia dipanggil seperti ini, tapi entah kenapa hari ini dia merasa tatapan pak Bowo terasa lain. Matanya tidak fokus ke wajahnya tapi terlihat turun kearah lainnya, sambil senyum-senyum sendiri. Dan itu membuat perasaannya menjadi semakin tidak enak.

“Sebenarnya ada 1 hal lagi sih yang mau saya sampaikan ke bu Niken, makanya saya minta ibu kemari setelah jam pulang sekolah”
“Emang ada hal apa pak?”
“Sebentar ya” pak Bowo berdiri dari kursinya dan menuju mejanya, terlihat mengambil sesuatu yang tak lain adalah HPnya sendiri. Dia kembali duduk dikursi tadi, lalu terlihat sibuk dengan HPnya.

“Sini bu, saya mau bu Niken lihat ini” pak Bowo meminta bu Niken untuk berpindah duduk kesebelahnya. Karena penasaran bu Niken mau saja pindah dan duduk disebelah pak Bowo, yang langsung memepetnya. Bu Niken sebenarnya semakin risih tapi dia juga semakin panasaran.

Akhirnya HP yang dipegang tangan kiri pak Bowo memutar sebuah vidoe. Video itu adalah toilet yang cukup dikenal oleh bu Niken. Dia mendadak semakin tak enak perasaannya. Dan benar saja, beberapa saat kemudian terlihat dirinya sendiri sedang masuk ke toilet itu, dan dengan cueknya mengangkat rok panjang, lalu menurunkan celana dalamnya. Setelah buang buang air kecil dia membasuh bibir kemaluannya dan itu tampak cukup jelas divideo. Bu Niken terkejut bukan kepalang langsung menutup mulutnya.

“Pak, apa maksudnya semua ini pak? Darimana bapak dapat video itu?” tanya bu Niken panik.
“Darimana? Ya dari kamera saya sendiri lah, hehe”
“Maksudnya? Jadi, kamera yang dulu itu juga, punya pak Bowo?” pak Bowo hanya mengangguk dengan senyum yang menurut bu Niken menjijikan itu. Dia benar-benar menyesal karena selama ini mengira kamera yang membuat heboh 5 bulan yang lalu itu adalah milik pak Gino. Ternyata dia salah. Bukan cuma dia, tapi semua orang salah, pak Gino benar-benar tidak bersalah. Biang keladinya justru sang kepala sekolah ini. Padahal dia dulu termasuk salah satu orang yang mengumpat dan mengatai pak Gino dengan kata-kata kasar saking jijiknya dengan perilaku itu.

“Maaf pak saya harus pergi, eehhhh” bu Niken baru akan beranjak tapi tubuhnya tertahan. Dia baru sadar kalo tangan kanan pak Bowo ternyata sudah memeluk pinggangnya sedari tadi dia menonton video itu. Pak Bowo bahkan menarik tubuh bu Niken untuk mendekat.
“Bu Niken mau video ini tersebar? Pasti banyak lho yang penasaran seperti apa sih isi dari balik baju bu Niken yang selalu tertutup itu” ucap pak Bowo dengan tenang dan datar.
“Jangan pak, jangan disebar” tentu saja bu Niken tak mau rekaman itu sampai tersebar. Apa jadinya nanti kalo organ paling pribadinya dilihat banyak orang, betapa malunya dia.

“Baa,, bapak mau apa?” tanya bu Niken terbata-bata karena sudah bisa membaca maksud dan tujuan dari kepala sekolahnya itu.
“Saya rasa bu Niken tau apa yang saya mau, kita udah sama-sama dewasa ini kan?”
“Saya mohon pak, jangan yang itu, hiks, saya mohon” bu Niken mulai menangis.
“Lho emang saya minta apa kok udah dibilang jangan?”
“Hiks, tolong pak hapus video itu, tapi saya mohon, jangan yang itu, hiks hiks”

“Hmmpphhh” tiba-tiba pak Bowo menarik kepala bu Niken dan langsung menyerbu ke bibir wanita itu. Dengan rakus pak Bowo menciumi bibir bu Nikeh, tapi guru wanita itu masih mengatupkan bibirnya. Dia berusaha melepaskan diri dari pak Bowo tapi kepalanya ditahan oleh tangan kiri pak Bowo, dan tubuhnya dipegang dengan erat oleh tangan kanan pak Bowo. Bahkan pak Bowo menekan tubuh bu Niken sehingga wanita itu merebah dan tersandar disandaran sofa. Dengan begitu pak Bowo makin leluasa menciumi bu Niken.

Tangan kiri pak Bowo tak lagi menahan kepala bu Niken, tapi mulai merayap kebawah, lalu mengerayangi dan meremas dada bu Niken yang cukup sekal itu. Bu Niken terkejut mencoba menepis tangan pak Bowo, tapi semakin ditepis membuat remasan pak Bowo semakin kencang, membuat bu Niken sedikit kesakitan dan hendak memekik. Tapi begitu bibirnya terbuka sedikit saja langsung dilumat habis oleh pak Bowo. Lidahnya langsung menyeruak masuk mencari-cari lidah bu Niken.

Mendapat serangan didua tempat seperti itu membuat bu Niken terus kelabakan. Dia masih berusaha meronta tapi remasan pak Bowo dibuah dadanya, terutama yang kiri membuatnya melemah. Buah dada kiri bu Niken adalah salah satu titik paling sensitif ditubuhnya sehingga ketika diremas seperti itu membuat syaraf-syaraf birahinya bekerja. Apalagi sudah seminggu lebih bu Niken tak dijamah oleh suaminya. Meskipun weekend kemarin suaminya pulang tadi dia sedang kedatangan tam bulanan sehingga tak bisa memberi jatah kepada suaminya itu. Dan kini birahinya yang sempat tertahan justru dibangkitkan oleh lelaki yang bukan suaminya.

Nafas bu Niken mulai tak beraturan. Pak Bowo mengetahui kalo guru wanitanya itu sudah mulai digerogoti oleh nafsunya sendiri, tapi tangannya masih mencoba menepis untuk mempertahankan harga dirinya sebagai seorang istri baik-baik. Tapi pak Bowo terus meremas buah dada sebelah kiri milik bu Niken karena dia merasa berbeda reaksi wanita itu ketika payudaranya yang kanan diremas, lebih sering mendesah ketika diremas yang kiri. Dan benar saja, semakin lama nafas bu Niken semakin tak beraturan. Pak Bowo tersenyum dalam hatinya, sebentar lagi akan menaklukan satu lagi mangsa.

Tapi rupanya tidak ingin buru-buru, dia ingin membuat sebuah permainan yang akan membuat bu Niken semakin jatuh kedalam genggamannya. Diapun melepaskan ciuman dibibir bu Niken tapi masih terus meremas payudara sebelah kirinya.

“Sshh paaakhh udaahh hentikaann” tolak bu Niken dengan suara sedikit mendesah.
“Kalo bu Niken pengen saya hapus video itu, bu Niken harus mau ngelayanin saya. Bu Niken harus mau ngentot sama saya, gimana?”
“Sshh aahh nggakkh mauuhh paak, aaahh jangan itu, yang laaiinn”

Tiba-tiba pak Bowo menghentikan remasannya tapi tangannya masih tetap berada dibuah dada bu Niken yang masih tertutup seragamnya itu.

“Yang lain?”
“Iya pak, yang lain, asal jangan yang itu”
“Hmm baiklah, tapi sebagai gantinya, kamu harus nyepong kontolku sampai muncrat. Kalo dalam waktu kurang dari 10 menit kamu bisa bikin aku muncrat dimulutmu, aku bakal lepasin kamu. Video itu bakal aku hapus sekarang juga, dan aku juga nggak akan nyentuk kamu lagi, gimana?”
“Nggak, jangan pak, saya nggak mau, aaahhhh” tiba-tiba pak Bowo kembali meremas buah dada bu Niken yang membuatnya tanpa sadar mendesah keras.

“Kamu tinggal pilih Ken, mau aku entotin apa nyepong kontolku?” tangan pak Bowo semakin keras meremas payudara sebelah kiri bu Niken sehingga membuat guru wanita itu semakin tak karuan.
“Ii, iiyaa baik baik” jawabnya terbata-bata lalu pak Bowo menghentikan remasannya.
“Baik apa? Ngentot? Apa nyepong?”
“Saa,,sayaa,, biar saya kulum penis bapak” bu Niken tampak ragu-ragu mengucapkannya.
“Ngulum penis? Aku nggak nyuruh kamu gitu, pilihannya aku entot apa kamu nyepong kontolku?”
“Sa,, saya,, saya nye,, nyepong kon,,, tol” bu Niken benar-benar risih mengucapakannya. Dia bukannya tak pernah mengucapkan kata-kata seperti itu, tapi selama ini dia berkata kotor hanya saat bercinta dengan suaminya, tapi sekarang dia mengucapkan itu didepan orang lain, yang adalah kepala sekolahnya sendiri.
“Hahaha ya udah, sana bukain celanaku, keluarin kontolku dan buruan sepong”

Bu Niken yang tak punya pilihan lain lagi langsung berpindah duduk bersimpuh didepan pak Bowo yang membuka kakinya. Perlahan dengan tangan yang gemetaran dia buka ikat pinggang, kancing celana lalu menuruntkan resleting celana pak Bowo. Terlihat celana dalam pak Bowo yang berwarna hitam itu mengembung. Bu Niken cukup terkejut karena dari balik celana dalam saja terlihat penis pak Bowo cukup besar. Dengan tangan yang semakin gemetaran dia turunkan celana dalam pak Bowo dan langsung terkejut saat melihat batang penis yang panjang dan besar milik pak Bowo yang sudah keras dan terlihat berurat.

“Kok kaget gitu? Nggak pernah liat kontol gede kamu ya? Haha”

Bu Niken diam saja karena memang kata-kata pak Bowo benar. Selama ini dia belum pernah melihat langsung penis sebesar itu. Penis milik suami dan mantan pacarnya dulu lebih kecil dari ini.

“Ayo cepet sepong Ken, aku mulai waktunya ya” pak Bowo memperlihatkan layar HPnya kepada bu Niken dan terlihat timer sudah berjalan. Bu Niken panik karena dia tahu cuma punya waktu 10 menit untuk membuat penis itu memuntahkan laharnya. Segera saja tangan bu Niken memegang dan mulai mengocok penis itu dengan gerakan yang kaku. Selama ini belum pernah dia mengocok penis lain selain milik suami dan mantan pacarnya dulu.

Sekitar satu menit lebih bu Niken mengocok penis itu tapi masih ragu untuk memasukan kemulutnya. Dia jarang melakukan itu kepada suaminya, sehingga merasa risih harus melakukannya kepada orang lain.

“Kalo cuma kamu kocok gitu, sejam juga nggak bakalan keluar Ken, apa kamu sebenernya pengen dientot aja?” kata-kata pak Bowo menyadarkan bu Niken. Akhirnya dengan perasaan yang sangat enggan dia membuka mulutnya lebar-lebar, lalu memasukan penis itu kedalam mulutnya. Dia menjilati kepala penis itu sambil tangannya tetap mengocok penis pak Bowo.

Pak Bowo tersenyum puas melihat wanita muda yang masih memakai jilbab itu mulai menyepong kontolnya. Meskipun dirasakan oleh pak Bowo tekniknya sangat payah, kalah jauh ketimbang bu Farah dan bahkan istrinya sendiri. Tapi melihat keterpaksaan bu Niken melakukannya memberi kepuasan tersendiri kepada pak Bowo. Sudah hampir 5 menit waktu berjalan tapi penis pak Bowo belum apa-apa. Bu Niken masih terus berusaha mengeluarkan teknik yang dia bisa, meskipun bagi pak Bowo itu masih payah. Tangan pak Bowo mengelus kepala bu Niken yang masih tertutup jilbab itu, yang kini bergerak naik turun mengulum penisnya.

“Ken, buka baju kamu, aku pengen liat toketmu, biar makin nafsu dan cepet keluar” perintah pak Bowo. Bu Niken yang sempat melihat timer diHP pak bowo sudah lewat 5 menit semakin panik. Dia berpikir mungkin ada benarnya juga, memberi sedikit bonus kepada kepala sekolahnya itu agar bisa cepat tuntas tugasnya. Akhirnya dengan mulut yang masih mengulum penis pak Bowo, tangan bu Niken melepaskan beberapa kancing atasnya hingga terlihat belahan dadanya yang indah.

Tapi pak Bowo tak puas hanya melihat itu dan menyuruh bu Niken membuka semua kancing bajunya. Bu Nikenpun menurut, akhirnya semua kancing baju seragamnya terlepas. Dia sempat terkejut saat merasakan tangan pak Bowo meremas kedua payudaranya, tapi kemudian membiarkannya saja, dia berpikir biarlah bagian tubuhnya disentuh asal lelaki ini cepat mengeluarkan spermanya. Tapi bu Niken belum tahu ketahanan pak Bowo, yang memang sengaja mempermainkannya.

Tangan pak Bowo semakin kurang ajar dengan menyingkap beha bu Niken keatas hingga terlihatlah sepasang gundukan indah miliknya. Kembali tangan pak Bowo meremas kedua payudara itu. Bu Niken semakin blingsatan saat jari pak Bowo memainkan putingnya terutama yang sebelah kiri. Bu Niken bisa merasakan kalo celana dalamnya kini sudah mulai basah dirangsang oleh pak Bowo.

“8 menit Ken” bu Niken semakin panik dan semakin berusaha menghisap, menjilat dan mengocok penis pak Bowo. Tapi lelaki itu ternyata punya daya tahan yang prima, sehingga sampai sekarang penisnya belum apa-apa.

Saking paniknya bu Niken hanya membiarkan saja waktu pak Bowo melolosi baju seragam dan juga behanya. Kini bagian atas tubuh wanita muda itu sudah telanjang. Kembali tangan pak Bowo menggerayangi tubuh mulus dan kencang bu Niken. Bu Niken mengingat waktunya yang semakin sempit semakin meningkatkan aksinya, tapi sampai 10 menit berlalu penis pak Bowo belum juga mengeluarkan laharnya.

“Waktunya habis Ken, kamu gagal”
“Paak kasih saya waktu lagi pak, saya sepongin kontol bapak lagi. Plis pak kasih saya waktu” bu Niken yang tak ingin memberikan tubuhnya kepada pak Bowo mencoba menawar.
“Baiklah, aku kasih 5 menit lagi, tapi kamu sepong kontolku sambil telanjang. Ayo buka rok dan sempakmu” perintah pak Bowo.
“10 menit lagi pak” kembali bu Niken mencoba menawar dan dijawab dengan anggukan oleh pak Bowo, kemudian menyuruh guru muda itu untuk membuka pakaiannya yang tersisa.

Bu Niken yang sudah kalut akhirnya menuruti perintah pak Bowo. Dia langsung melepaskan rok panjang seragamnya sekaligus celana dalamnya. awalnya dia ragu untuk melepaskan celana dalam tapi karena tatapan tajam pak Bowo akhirnya dia melepaskannya juga. Bu Niken sudah akan melepas jilbabnya tapi pak Bowo melarang. Bu Niken akhirnya kembali bersimpuh dan menyepong kontol kepala sekolahnya lagi. Pada saat itu pak Bowo mulai melepaskan bajunya, dan bu Niken tak mempedulikan itu, saat ini yang dia pikirkan hanyalah bagaimana pak Bowo bisa orgasme dengan mulutnya, tanpa menyadari dia sudah semakin jauh masuk keperangkap kepala sekolahnya itu.

Pak Bowo cukup kagum dengan tubuh bu Niken. Tidak selangsing bu Farah tapi tubuh itu terlihat kencang. Maklum saja karena bu Niken rutin ikut senam dan yoga sehingga tubuhnya begitu sintal menggairahkan, apalagi gundukan payudaranya yang menantang. Pak Bowopun mulai menggerayangi tubuh bu Niken yang masih terjangkau oleh tangannya. Tanpa sadar perlakuan pak Bowo itu membuat birahi bu Niken kian naik, tapi dia masih terlalu fokus pada tugasnya sendiri.

Sampai-sampai tubuh wanita muda itu tersentak saat merasakan bongkahan pantatnya yang semok diremas oleh pak Bowo, sementara tangan satunya mencoba untuk meraih daerah kemaluannya tapi agak kesulitan karena perut pak Bowo yang agak tambun tertahan kepala bu Niken. Waktu terus berjalan dan penis pak Bowo belum menunjukan tanda-tanda akan keluar, dan itu semakin membuat panik bu Niken.

Sebenarnya waktu sudah lewat tapi keduanya tak sadar. Pak Bowo baru sadar waktu melihat timer diHPnya sudah menunjukan menit ke 23. Serta merta pak Bowo menarik kepala bu Niken dan meraih tubuh wanita itu, menghempaskannya ke sofa panjang disamping mereka.

“Udah lewat Ken, waktu buat mulutmu udah abis, sekarang waktu buat memekmu ngerasain kontolku” pak Bowo langsung mengambil posisi diantara kedua kaki bu Niken.
“Jangan pak jangan, kasih saya waktu lagi, jangaan aaaaaahhhhh” terlambat. Pak Bowo sudah memasukan penis besarnya kevaginanya yang masih terasa sempit itu. Dia langsung menangis.

“Oouhhh memek kamu masih sempit Ken, lebih enak ketimbang punya Farah” bu Niken yang sedang menangis terkejut mendengar nama bu Farah. Dia tak menyangka lelaki bejat itu juga sudah meniduri guru BK cantik itu. Tapi dia tak sempat berpikir lagi ketika pak Bowo mulai memompakan penisnya divaginanya.

“Aahh pelaan paak, sakiiiiitt” jerit bu Niken karena pak Bowo menyetubuhinya dengan kasar. Pak Bowo tak mempedulikannya. Bahkan tangannya mulai meremas dengan kasar payudara bu Niken. Bu Niken yang masih terus menjerit dan menangis langsung dibungkam oleh lumatan ganasnya.

Wanita muda guru bahasa inggris itu tak bisa berbuat banyak ketika tubuhnya dipompa dengan kasar oleh pak Bowo. Dia hanya bisa mencakar punggung pak Bowo tapi tak dirasakan oleh lelaki itu.

Plok plok lok plok plok. Suara tumbukan kedua kelamin itu terdengar jelas diantara isak tangis bu Niken yang tertahan oleh lumatan bibir pak Bowo. Wanita yang sudah telanjang bulat dan hanya menyisakan jilbabnya saja itu akhirnya pasrah saja. Lama kelamaan rasa sakit yang dirasakan bu Niken perlahan menghilang, berubah menjadi kenikmatan yang belum pernah dia rasakan. Penis besar dan panjang pak Bowo terasa sekali memenuhi rongga vaginanya. Urat-urat dipermukaan penis pak Bowo yang bergesekan dengan dinding vaginanya juga memberinya rangsangan yang lebih, hingga kini vaginanya semakin basah.

Tangisan bu Niken sudah berhenti, jeritannya sudah tak terdengar lagi. Kini sudah mulai terdengar desahan dan erangan kenikmatan dari guru muda itu. Selama lebih dari 5 menit berada dalam posisi itu, pak Bowo kemudian merubah posisinya. Dia mengangkat tubuh bu Niken mendudukinya sedangkan dia duduk bersandar di sandaran sofa. Bu Niken tahu apa yang harus dia kerjakan, secara alami dia menaikturunkan tubuhnya. Kedua tangan bu Niken bertumbu dipundak pak Bowo. Kini terlihat kalo bu Niken sedang tidak lagi diperkosa, tapi melakukan persetubuhan dengan kemauannya sendiri.

Pak Bowo diam saja membiarkan bu Niken mengambil peran. Dia hanya menatap tersenyum guru muda yang baru saja dia taklukan itu. Kedua payudaranya yang besar dan padat itu terlihat bergerak naik turun dengan indahnya. Bu Niken sendiri hanya memejamkan matanya, meresapi kenikmatan yang diberikan oleh penis kepala sekolahnya itu. Belum pernah selama ini dia bersetubuh senikmat itu dengan suaminya. Gerakan bu Niken semakin cepat saat dia sedang mengejar orgasmenya, dan pak Bowo membiarkannya saja.

“Aaahhhh paaaaaakkkhhhh” bu Niken mendesah panjang saat gelombang orgasme menerjangnya. Dia kelojotan diatas tubuh pak Bowo, kemudian ambruk menimpa lelaki itu.
“Gimana rasanya kontolku? Enak kan? Tadi aja nolak-nolak, sekarang muncrat, dasar guru lonte” hinaan pak Bowo jelas membuat bu Niken sakit hati, tapi dia sendiri tak bisa menyangkal kalo penis kepala sekolahnya itu benar-benar memberinya kenikmatan yang amat sangat.

“Ayo goyang lagi, masa baru segitu aja udah loyo” tantang pak Bowo. Bu Niken yang sudah pasrah kembali menggerakan badannya naik turun dan kedua tangannya bertumpu dipundak pak Bowo lagi. Gerakan bu Niken kali ini terasa lebih liar dari sebelumnya karena dia merasa sudah kepalang tanggung, berpura-purapun tak ada gunanya, lebih baik menikmati permainan ini karena benar-benar nikmat dia rasakan.

Hampir 5 menit lamanya tubuh bu Niken memompa penis pak Bowo hingga dia tak bisa lagi bertahan dan akhirnya dengan sebuah desahan panjang dia melepaskan orgasmenya lagi. Bu Niken terlihat sudah lemas, karena itu pak Bowo kembali mengambil kendali. Dia memposisikan tubuh bu Niken menungging disandaran sofa, sedangkan dia berdiri dibelakang bu Niken. Dari belakan terlihat pantatnya yang besar membulat dan terlihat kencang. Saking gemasnya beberapa kali pak Bowo menampar-nampar pantat itu membuat bu Niken menjerit-jerit kecil.

“Aaaahh paaaakk” kembali bu Niken mendesah saat penis besar pak Bowo kembali menyodok-nyodok vaginanya yang semakin becek karena sudah 2 kali orgasme. Kedua payudara bu Niken kembali terlihat bergerak maju mundur mengikuti gerakan pompaan pak Bowo.

“Gimana Ken kontolku? Enak kan?”
“Aahh iyyaahh paakkhh, aahh aahh kontol paakhh aahhh kontol pak Bowo enaakkkhh”
“Sama kontol suamimu enak mana?”
“Aahh enakk aahh kontol bapaakhh aahh aahh, punya suamiku kecil paakk aahh aahh”

Bu Niken sudah semakin lepas kendali. Birahi yang dia tahan untuk nanti bercinta dengan suaminya diakhir pekan dia lepaskan semuanya saat ini. Dia sudah lupa statusnya sebagai seorang istri yang tak pernah menyeleweng dari suaminya. Dia sudah lupa bahwa dirinya adalah seorang guru alim yang dihormati sesama guru dan para muridnya. Saat ini yang ada dikepalanya hanyalah mengejar kenikmatan yang diberikan oleh pak Bowo. Beberapa menit kemudian kembali bu Niken tidak bisa menahan laju orgasmenya. Dia mendesah panjang melepaskan kenikmatan yang baru didapatkan.

Pak Bowo mendiamkan sejenak penisnya, membiarkan mangsa barunya itu untuk menikmati orgasmenya. Setelah tubuh bu Niken sudah dirasa rileks lagi, kembali pak Bowo memaikan penisnya. Kali ini dengan genjotan yang sedikit lebih cepat. Lagi-lagi bu Niken tak bisa bertahan lama hingga akhirnya mendapatkan orgasmenya yang keempat. Dia benar-benar lemas. Belum pernah selama ini dia orgasme sampai sebanyak itu bercinta dengan suaminya. Tiba-tiba dia merasa penis pak Bowo dicabut, sehingga meninggalkan kekosongan dalam vaginanya. Dia baru saja mau bertanya saat dirasakan kepala penis pak Bowo digesek-gesekan ke lubang pantatnya. Bu Niken yang mengerti keinginan pak Bowo langsung panik lagi, belum pernah dia melakukan itu sebelumnya.

“Jangan pak, jangan disitu. Pake memek saya aja pak, jangan disitu, saya belum pernah” bu Niken mencoba bergerak tapi badannya kemudian ditahan oleh pak Bowo.
“Udah kamu diem aja. Mulai sekarang tubuh kamu itu milikku, terserah mau aku apakan”
“Jangan paakk aaaaahhhhh udaaahhh sakiiiiiiiittt” tiba-tiba kepala penis pak Bowo yang sudah basah oleh cairan kewanitaan bu Niken dipaksakan masuk kelubang pantatnya. Rasanya sakit sekali, lebih sakit daripada saat dulu dia diperawani suaminya.

“Rileks aja, jangan dilawan, nanti tambah sakit. Dulu Farah juga gitu, tapi sekarang malah keenakan” ujar pak Bowo. Kembali bu Niken terkejut mendengar nama bu Farah disebut-sebut pak Bowo. Benarkan mereka sudah melakukan sampai sejauh ini?

“Iya bu Niken, rileks aja, entar juga enak” bu Niken terkejut saat mendengar suara seorang wanita. Dia memutar kepala mencari sumber suara itu, dan betapa terkejutnya dia melihat bu Farah ada diruangan itu sambil memegang kamera dan mengarahkan kedirinya yang sedang disodomi oleh kepala sekolahnya.

“Buu,, bu Farah? Aaaaaaahhhhhh” belum selesai bu Niken berkata-kata pak Bowo sudah melesakan lagi penisnya semakin dalam dilubang anus bu Niken. Bu Niken yang semakin kesakitan sudah tak bisa berpikir lagi entah sejak kapan bu Farah ada disitu dan mereka mereka. Tapi dia kemudian mengikuti kata-kata bu Farah untuk merilekskan otot dilubang pantatnya sehingga penis pak Bowo semakin dalam masuk dan kini tertanam semua dilubang yang masih perawan itu.

Tanpa menunggu lama pak Bowo kembali memompa penisnya. Bu Niken merasakan ngilu dan perih, juga mual diperutnya. Tapi lama-kelamaan genjotan pak Bowo dipantatnya memberikan suatu sensasi yang sulit untuk dia jelaskan. Diantara rasa sakit itu muncul sedikit kenikmatan, yang semakin lama semakin terasa. Bu Niken tak lagi menjerit seperti tadi, bahkan dia mulai mendesah saat pak Bowo menyodominya.

Hampir 10 menit menyodomi bu Niken sepertinya pak Bowo sudah mulai merasa pertahanannya akan bobol. Dia kemudian mencabut penisnya lalu membalikan tubuh bu Niken hingga terlentang disofa. Kemudian dengan cepat pak Bowo kembali melesakan penis besarnya itu kedalam kemaluan bu Niken yang sudah sangat becek. Bu Niken sempat menatap kearah bu Farah dan menggelengkan kepala, meminta rekan gurunya itu untuk tidak merekamnya, tapi bu Farah hanya tersenyum saja.

Gerakan pak Bowo makin tak beraturan dan itu membuat sedikit rasa sakit muncul diantara kenikmatan yang dirasakan oleh bu Niken. Wanita itu kembali dibawa keawang-awang oleh pak Bowo dan mendapatkan lagi orgasmenya, tapi kali ini pak Bowo tak berhenti dan terus memompa tubuh telanjang bu Niken. Wanita yang sudah bersuami itu hanya bisa pasrah tanpa melakukan apapun. Dia membiarkan saja pak Bowo dengan rakus menciumi bibirnya dengan irama pompaan yang semakin cepat.

Bu Niken sudah tak ingat lagi siapa yang menyetubuhinya, kepalanya sudah dipenuhi oleh kenikmatan. Apalagi gelombang orgasmenya yang kesekian kali tak lama lagi akan datang. Pak Bowopun menggerakan pinggulnya semakin liar sampai akhirnya sebuah sodokan keras dan dalam pak Bowo mengeluarkan lahar panasnya. Bu Niken tiba-tiba tersadar tapi sudah terlambat, benih lelaki itu telah masuk kerahimnya, dan bisa saja menghamilinya karena dia tidak menggunakan KB sama sekali.

Bu Niken kembali menangis mengingat kemungkinan dia akan hamil oleh lelaki yang bukan suaminya. Apalagi saat pak Bowo melepaskan spermanya, dia juga mandapatkan orgasme yang luar biasa, yang lebih nikmat dari sebelum-sebelumnya, dan itu adalah orgasme paling nikmat yang pernah dia rasakan seumur hidup.

Setelah membiarkan beberapa saat penisnya didalam vagina bu Niken hingga melemas, pak Bowo menarik penisnya keluar. Dia memanggil bu Farah untuk mendekat dan membersihkan penisnya itu. Dengan patuh bu Farah duduk bersimpuh dan menjilati penis pak Bowo. Dia bahkan mengarahkan kamera itu kedirinya sendiri, merekam dirinya sedang membersihkan penis lelaki yang bukan suaminya. Bu Niken yang melihat itu sungguh tak percaya. Guru BK yang cantik dan berkacamata idola para siswa itu sedang mengulum penis pak Bowo, bahkan terlihat doyan sekali.

Setelah itu pak Bowo beristirahat tanpa memakai pakaiannya lagi. Bu Niken masih terbaring dengan kedua kaki terbuka dan lelehan sperma keluar dari bibir vaginanya. Dia masih menangis sesenggukan. Dia tahu setelah ini pak Bowo pasti tidak akan berhenti, dan suatu saat menginginkannya lagi. Dia tahu tak bisa lepas lagi dari cengkraman kepala sekolahnya itu.

“Ken, mulai sekarang kamu sama seperti Farah ya. Kalian berdua adalah budakku, dan harus menuruti semua apa yang aku katakan. Kapanpun aku panggil kalian harus datang, tak peduli suamimu ada disini atau tidak. Kalo kamu nggak mau nurut, maka video itu, dan juga rekaman persetubuhan tadi akan aku sebarkan, kamu mengerti kan?”

Bu Niken hanya bisa mengangguk pasrah. Dia sudah tak punya pilihan lain lagi. Lagipula, dia juga merasakan kenikmatan dari penis pak Bowo yang seharusnya tidak boleh dia rasakan.

“Mulai besok, kalo kamu berangkat kesekolah, kamu nggak boleh pake beha dan celana dalam. Jadi kapanpun aku butuh, tinggal tancap saja”
“Taa,, taapi pak?”
“Nggak ada tapi tapian. Farah juga gitu kok, coba kamu tunjukin Far”

Bu Farah kemudian tersenyum dan berdiri. Dia lalu melepaskan kemeja dan rok seragamnya, dan memang didalamnya sudah tidak memakai apa-apa lagi. Beruntung bentuk payudara Farah masih kencang sehingga tidak terlihat kalo dia tidak memakai beha. Bu Niken juga bersyukur bentuk payudaranya juga masih kencang, jadi kalo tidak memakai beha mungkin tidak ada orang yang mengetahuinya. Apalagi dia memakai jilbab, sehingga bisa menutupi bagian dadanya kalo saja baju yang dia pakai terlalu tipis, sehingga tidak perlu takut putingnya terlihat oleh orang lain.

Akhirnya sore itu mereka kembali mengulangi permainan itu, kali ini bertiga dengan bu Farah. Bu Niken cukup kagum dengan stamina yang dimiliki oleh pak Bowo yang bisa membuat dia dan bu Farah kewalahan. Permainan baru berakhir menjelang magrib saat mereka sudah kelelahan. Badan bu Niken dan bu Farah sudah basah oleh keringat mereka sendiri dan sperma pak Bowo. Bahkan dijilbab bu Niken sampai ada bercak-bercaknya. Bu Niken pulang dengan perasaan was-was karena dia takut satpam penjaga sekolahnya akan menyadari hal itu. Tapi untungnya waktu dia lewat satpam-satpam itu sedang berada didalam pos dan bahkan tidak melihatnya.

Sesampainya dirumah kembali bu Niken menangis sejadi-jadinya. Dia merasa sangat bersalah kepada suaminya karena meskipun awalnya dipaksa, sekarang dia justru ikut menikmati permainan pak Bowo. Dia bahkan sudah merindukan penis besar pak Bowo kembali mengaduk-aduk vaginanya meski tadi sudah dibuat tak berdaya oleh keperkasaan pria itu. Dia tak tahu lagi apa yang akan terjadi besok dan seterusnya, tapi yang dia tahu, dia sudah tidak bisa lagi menghindar dari semua ini.

Agen Cbo855 - Bandar Taruhan - Agen Bola - Bandar Bola - Taruhan Bola - Judi Bola - Agen Sbobet - Agen Maxbet - Agen 368bet - Agen Sabung Ayam


bandar Taruhan
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger