Home » » Predator 5

Predator 5


Bandar Taruhan - Pagi hari yang cerah jam 06.30, seorang laki-laki berbadan buncit usia 45 tahun masih terlelap dikamar tidurnya dengan tubuh telanjang ditutupi selimut hangat. Disampingya seorang perempuan berusia 37 tahun berparas cantik khas ibu-ibu masa kini dengan rambut pendek sebahu masih menggelayut manja memeluk tubuh suaminya. Sinar matahari yang mulai masuk menyilaukan mata laki-laki itu mengganggu tidur lelapnya. "Hoaaaammm...jam berapa ini" ucap laki-laki itu sambil menggeliatkan badannya dan tangan meraba-raba meja yang terletak di samping tempat tidurnya. Setelah ia menemukan apa yang ia cari, laki-laki itu sontak kaget. "Hahhh...mah bangun...papah kesiangan" dengan setengah berteriak laki-laki itu beranjak dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi yang terletak didalam kamarnya.

15 Menit kemudian acara ritual mandi pagi laki-laki tersebut selesai. Ketika ia keluar dari pintu kamar mandi, nampak istrinya tengah menyisir rambut didepan meja rias dengan tubuh yang hanya dibalut kimono berwarna merah pendek menggantung diatas lutut, sehingga paha putih mulusnya terlihat dengan jelas menggoda laki-laki tersebut.

"Hmmm...yunitha, tak salah memang aku mengawinimu" ucap laki-laki tersebut sambil memeluk wanita itu dari belakang dan tangan yang menyusup kedalam kimono wanita tersebut meremas nakal payudara berukuran sedang istrinya.
"Kalau bukan karena uangmu..aku gak bakalan mau kamu kawini Risman" pikir wanita itu. "Udah pahhh...katanya kesiangan" ucap wanita itu sambil menggeliat dengan suara mendesah melepaskan diri dari rabaan suaminya.

Yunitha Silviani, sebenarnya wanita itu adalah istri kedua pak Risman yang belum genap 3 tahun dinikahi. Perkawinan pertama pak Risman berakhir dengan perceraian, dikarenakan istri pertamanya tak kuat menghadapi sifat buruk suaminya yang hidung belang. Dari perkawinan pertamanya pak Risman dikaruniai dua orang anak laki yang hak asuh keduanya diambil mantan istrinya.
Yunitha sendiri dulunya adalah seorang penyanyi cafe yang selama 8 tahun menjadi simpanan pak Risman, sebelum akhirnya dinikahi oleh kepala sekolah mesum tersebut.

Selesai mematut dirinya pak Risman keluar dari kamarnya, diiringi istri cantiknya yang menggelayut manja di lengan kirinya. "Selamat pagi juragan...sarapannya udah si mbok siapin di meja makan gan" Ucap wanita setengah baya sambil membungkuk kepada pak Risman dan istrinya. "Hari ini saya gak sarapan mbok..udah kesiangan ni" jawab pak Risman sambil mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam tangannya. "Oiya mbok, kalau mau ke pasar sekarang aja ikut sama bapak...kan searah...gak apa-apa kan pah" timpal Yunitha kepada pembantunya yang dilanjutkan dengan pertanyaan kepada suaminya. "Iya..boleh-boleh...ayo mbok..udah siap kan" jawab pak Risman yang ditanggapi dengan anggukan pembantunya.

"Met pagi gan...mobilnya udah siap" suara laki-laki hitam berbadan tegap usia tiga puluhan diteras rumah besar milik pak Risman. "Oiya mang Udin makasih ya...ini buat rokok mang" jawab pak Risman sambil memberikan selembar uang kepada tukang kebun sekaligus supir istrinya itu. "Mah..papah berangkat ya.." Ucap pak Risman berpamitan kepada istrinya, sambil tak lupa mencium pipi kanan dan kiri istri cantiknya. Sementara itu mang Udin yang ada didepan suami-istri tersebut nampak beberapa kali menelan ludahnya melihat kesintalan tubuh istri majikannya. Bagaimana tidak, Yunitha yang mengantar keberangkatan suaminya tersebut masih mengenakan kimono merah sexynya. Pahanya yang putih mulus terlihat menggoda, apalagi ikatan tali kimono dipinggangnya yang tidak kencang memperlihatkan belahan dadanya yang tidak memakai BH.

Baru saja mang Udin menutup pintu gerbang selepas kepergian pak Risman, dari teras rumah tersebut terdengar suara yang memanggilnya. "Mang...dirumah sekarang kosong...saya tunggu di kamar yah..." Ucap Yunitha dengan desahan manja. "Ingat...mamang mesti telanjang" lanjut Yunitha sambil mengacungkan jari telunjuknya menggoda tukang kebun sekaligus supir pribadinya, yang kemudian berlalu memasuki rumahnya.

Mang Udin yang mendapat undangan dari nyonya rumahnya sangat senang bukan main. Dengan terburu-buru ia mengunci gerbang rumah tersebut. "Nyah...aku datang..haha.." Ucap mang Udin sambil setengah berlari mengejar sang majikan.

Sementara itu, pukul 07.20 pak Risman tiba di sekolah. Hari itu hari senin dimana pada waktu itu upacara bendera yang rutin dilaksanakan pada hari senin masih berlangsung. Pak Risman lalu bergabung dengan barisan guru-guru dan staff yang sedang mengikuti upacara tersebut. Hampir semua guru dan staff menyapanya, tak terkecuali dengan para guru-guru muda cantik yang telah berhasil ditaklukannya. Bu Ernita, Bu Astri dan Bu Linda terdengar genit menyapanya.
"Bentar-bentar...bu Indah mana" pikir pak Risman setelah mengamati guru dan staff disekolahnya satu-persatu.

Hari itu pak Janudi sebagai wakil kepala sekolah menggantikan pak Risman yang terlambat datang sebagai pembina upacara. Ia berceramah tentang moral bangsa yang kian hari kian hancur didepan ratusan siswa-siswi sekolah tersebut.

"Ahhh...munafik kau ini Janudi...pake ngomongin moral...kalau udah ngerasain memek guru-guru disini pasti lu ketagihan" cibir pak Risman dalam hatinya, mendengar ceramah pak Janudi yang secara tak langsung seperti menyindir kelakuannya.

Sementara ketika upacara tengah berlangsung, di ruang penjaga sekolah atau lebih tepatnya disebut gudang disekolah itu tengah terjadi pertarungan birahi. Terlihat satu orang guru cantik melawan dua murid laki-laki dan satu orang laki-laki paruh baya. Ya, siapa lagi wanita itu kalau bukan bu Indah yang tadi tampak tidak mengikuti upacara. Sementara dua orang murid laki-laki itu tak lain adalah Rizal dan Reska, dimana beberapa hari yang lalu ikut memperkosa bu Indah bersama teman-temannya. Sedangkan laki-laki paruh baya itu adalah mang Yono, yang hari itu sangat beruntung diizinkan mencicipi tubuh satu orang lagi guru hasil penaklukan pak Risman.

Saat itu bu Indah sedang duduk mengangkang diatas kursi yang tak terpakai di gudang sekolah tersebut. Celana dan celana dalamnya telah terlepas memperlihatkan vaginanya yang sedikit berbulu, merekah dan menggiurkan yang kini tengah dijilati mang Yono sambil berjongkok didepannya. Mulut merah bu Indah tengah mengemut batang kemaluan Reska di samping kanan tubuhnya, sementara tangan kirinya tengah mengocok lembut batang kemaluan besar berotot milik Rizal. Baju seragam mengajar bu Indah telah terbuka semua kancingnya, begitu pula dengan cup BH-nya yang kini terangkat keatas, memperlihatkan payudaranya yang bulat yang kini tengah diremas kedua muridnya.
Lenguhan tertahan bu Indah serta bunyi kecipak dari lumatan mang Yono di vagina guru itu menandakan birahinya yang semakin tinggi. Kini mulut bu Indah beralih ke batang kemaluan milik Rizal, ia sangat mengagumi batang muridnya tersebut, dimana beberapa hari yang lalu batang kemaluan Rizal lah yang akhirnya membuat bu Indah menyerah dan takluk pada kenikmatan.

"Mmmhhh...ayo jagoan...ibu pengen dientot lagi" ucap bu Indah disela-sela kesibukannya memanjakan batang kemaluan muridnya. "I..iyaah bu...gak percuma...sayyah..bolos" jawab Rizal terpatah-patah sambil mengelus kepala gurunya yang berkerudung tersebut.

Selang beberapa menit mang Yono menyudahi kegiatannya menikmati cairan birahi yang keluar dari vagina bu Indah. Ia mencari beberapa lembar kardus bekas, lalu menggelarnya di lantai gudang tersebut. Kemudian ia sendiri membuka celana berikut celana dalam dekilnya dan rebahan diatas kardus-kardus yang barusan ia gelar. "Ayo bu Indah sini...Lihat ni kontol mamang udah ngaceng pengen nusuk memek ibu" ucap mang Yono memanggil bu Indah sambil menunjukan batang kemaluannya yang hitam, panjang dan besar, dihiasi urat-urat yang melingkar disisi-sisinya.
Bu Indah yang mendengar ajakan mang Yono segera bangkit. Ia membuka baju seragam, BH, dan juga kerudungnya yang menjadi kain penutup terakhir ditubuhnya. Lalu guru cantik itu menghampiri mang Yono diikuti kedua murid-muridnya. Lalu bu Indah mengakangi tubuh mang Yono, dengan kedua tangannya sendiri ia menyibakan vaginanya, memperlihatkan lubang merah sempit yang basah dihadapan mang Yono yang kini terlihat mengurut-ngurut batang kejantannannya yang semakin membengkak. "Mamanghhh...mau memek saya mang...ssshhh" ucap bu Indah sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya menggoda si penjaga sekolah, yang kini hanya bisa mengangguk sambil menenggak air liurnya sendiri seperti orang idiot.

Rizal yang tak sabar langsung menekan bahu gurunya tersebut untuk segera memasukan batang kemaluan mang Yono kedalam vaginanya. Anehnya bu Indah tak marah diperlakukan seperti budak yang harus menuruti perintah tuannya oleh muridnya sendiri. Sebelum menusukan batang kemaluan besar mang Yono, bu Indah tampak beberapa kali meludahi telapak tangannya. Lalu air ludahnya itu ia balurkan ke seluruh batang kemaluan mang Yono. Setelah itu ia genggam batang kemaluan mang Yono dan membimbingnya masuk kedalam vaginanya. "Ahhh..ssshhh...besssar.." Desah bu Indah menikmati penetrasi kemaluan mang Yono yang menembus memasuki vaginanya.

Rizal dan Reska tak tinggal diam. Mereka berdua langsung menyodorkan kemaluan masing-masing didepan wajah penuh birahi gurunya. "Ayo bu...perlihatkan sepongan hebatnya" ucap Reska sambil menjambak rambut pendek bu Indah dan mendorongnya mendekati selangkangannya.
Bu Indah yang diperlakukan kurang ajar oleh muridnya itu malah tersenyum. Sambil menatap binal, ia menjulurkan lidahnya yang basah menyapu batang kemaluan Reska dari biji pelir sampai ke ujung kepalanya, yang walaupun tidak besar tetapi sangat panjang dan keras seperti kayu.

"Reska...tempat kontolmu di lubang pantat ibuh...hhh...ayo nak...tusuk pantat ibu...ssshhh" desah binal dan genit bu Indah meminta kepada muridnya melakukan anal seks terhadapnya.
Reska akhirnya menuruti apa yang dikehendaki gurunya tersebut. Dengan sedikit bantuan dari cairan vagina bu Indah yang kini tengah menggenjot batang kemaluan mang Yono, ia melumasi lubang pantat gurunya dan menusukan batang kerasnya.
Kini bu Indah benar-benar seperti wanita murahan. Vaginanya menggenjot batang besar mang Yono ketika anusnya disodok dengan ganas oleh Reska muridnya. Mulut bu Indah pun tidak bebas untuk mengerang karena Rizal menugaskan gurunya tersebut untuk menservice batangnya.

"Ohhh...mantaps..goyangannyahhh..gak kalah sama perek" Ucap mang Yono berkomentar ketika bu Indah menggoyang batang kemaluannya. "Ahhh...ini kan guru yang sampinganyah jadi perek mangh..oh" Reska pun menimpali ucapan mang Yono. Sementara Rizal hanya dapat melenguh-lenguh sambil menjambak rambut pendek gurunya, menikmati kuluman dan sedotan bibir merah bu Indah di batang kemaluan besarnya.

Mendengarkan celoteh mang Yono dan Reska muridnya, bu Indah malah semakin bersemangat memberikan pelayannan seks kepada ketiga pejantannya. Pikirannya menerawang, membayangkan dirinya berdandan menor ala wanita-wanita penghibur dan menjajakan dirinya dipinggir jalan menggoda para lelaki hidung belang.

Rupanya bayangan nakal bu Indah mampu menyeretnya kedalam orgasme yang dahsyat. Tubuhnya menegang berkelojotan, dari vaginanya memuntahkan cairan putih kental yang melumuri batang kejantanan mang Yono. Sejenak ia melepaskan kulumannya terhadap batang kemaluan Rizal untuk mengekspresikan pencapaiannya ketika mendapatkan orgasme.

"Sssshhh...Oughhh..yeaaahhh...nikkkmaaattt..aahh".
Orgasme bu Indah ternyata ikut menyeret Reska yang masih belum banyak pengalaman mendapatkan klimaksnya. Ia tak mampu bertahan ketika bu Indah mengejang, otot lubang anusnya seakan-akan menggigit lembut batang kemaluan Reska yang ikut memuncratkan cairan spermanya didalam anus bu Indah.

Reska mencabut batang kemaluannya perlahan dari lubang anus bu Indah. Ia lalu duduk mengistirahatkan dirinya diatas kursi yang tadi diduduki bu Indah. "Gile men...pantatnya asoy guru kita ini" ucap Reska sambil terengah-engah mengomentari kenikmatan yang dia dapat dari lubang pantat bu Indah.
"Beneran men?..kalau gitu gua juga pengen nyicip.." Ungkap Rizal sambil beranjak kearah pantat bulat bu Indah.

Bu Indah yang merasakan kembali anusnya disodok melenguh. Kali ini batang yang menusuk anusnya lebih besar dan berotot. "Pelan-pelan nak...kasihani gurumu ini" ucap bu Indah memohon sambil menengokan kepalanya kearah Rizal yang kini tengah serius menyodok-nyodokan batang kemaluan besar di anus gurunya. Namun Rizal tak perduli, Ia malah dengan ganas menggenjot pantat bu Indah. "Amppppun...Ampunh nakh..ohhhh...panas" bu Indah mengerang meminta ampun karena bibir lubang anusnya terasa panas merasakan gesekan kencang batang kemaluan Rizal muridnya.

Namun dibalik kesakitan yang dirasakan bu Indah, ternyata diam-diam ia menikmati perlakuan kasar para pejantannya. "Ough...inikah yang dirasakan para pelacur,sakit tapi puas" itulah yang ada dipikiran bu Indah, ketika Rizal dan mang Yono menggenjot lubang-lubangnya dengan brutal. Hingga orgasme menimpanya, Rizal dan mang Yono tak berhenti menikmati tubuh sintal guru cantik itu.

"Praaang...brsssssk.." Terdengar suara benda terjatuh yang mengagetkan keempat orang didalam gudang tersebut, dan sontak mereka menghentikan kegiatannya. Reska segera mencari tahu ke arah suara itu. Beberapa menit kemudian ia datang menyeret seorang gadis yang meronta, masih berseragam lengkap dengan tas gendongnya. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha melepaskan diri dari dekapan Reska yang menyeretnya.

"Tifany..." Bibir bu Indah mengucap satu nama dengan kaget, Ia berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang dengan kedua tangannya.
Rupanya anak perempuan itu bernama Tifany, murid kelas dua di sekolah itu. Ia bermaksud bersembunyi di gudang sekolah menunggu upacara selesai karena ia kesiangan. Tak disangka ia malah memergoki gurunya tengah berbuat mesum dengan kedua murid dan penjaga sekolah di gudang tersebut. Karena kaget ia lantas menyenggol kaleng-kaleng bekas cat, sehingga keberadaannya diketahui dan Reska menangkapnya.

"Ma..maaf bu saya gak maksud ngintip" ucap Tifany panik dihadapan gurunya. "Wah bisa-bisa ni anak ember ngomong kemana-mana" Rizal angkat bicara. "Ngga...engga...saya gak bakal ngomong ke siapa-siapa..lepasin saya" kembali anak gadis itu panik.
Bu Indah yang masih telanjang akhirnya tersenyum karena mendapat ide dikepalanya. Dengan langkah gemulai ia mendekati Tifany yang dengan erat dipegangi Reska.

"Kamu janji gak bakalan ngomong sama siapa-siapa?" Tanya bu Indah dihadapan gadis itu, yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Tifany yang kaget melihat gurunya mendekati dalam keadaan telanjang.
"Tapi sayangnya ibu gak percaya nak...ibu perlu jaminan" kembali bu Indah berucap kepada gadis itu sambil jari-jari tangannya membelai pipi gadis itu.
Lalu tanpa disangka-sangka tangan kiri bu Indah menyelusup dari bawah rok abu-abu diatas lutut gadis itu. Jari-jari lentiknya membelai lembut vagina sang gadis. Sambil terisak gadis itu memohon "TIIIDAAAKKK..."

Tubuh Tifany sudah menyerah untuk melawan. Ia hanya bisa menangis dan mengerang tertahan karena mulutnya telah disumpal oleh celana dalamnya sendiri.
"Hmmm...hmmm..." Tifany bergumam ketika merasakan lidah mang Yono tengah mengorek liang sempit vaginanya. "Menyerah saja sayang...nikmati..ini enak ko.." Ucap bu Indah, yang hanya dijawab dengan gelengan kepala yang lemah dari Tifany, seolah-olah memohon belas kasihan dari gurunya itu. "Iya fan..lu mending nikmatin...tuh bu Indah aja jadi doyan" timpal Rizal menimpali ucapan gurunya.

Kini tubuh Tifany direbahkan diatas kardus bekas, tempat dimana sebelumnya bu Indah digauli tiga laki-laki yang kini mengerubuti gadis itu. Tangan kanan dan kirinya kembali mencoba untuk meronta. Akan tetapi tenaganya bukanlah tandingan Rizal dan Reska yang kini tengah memegangi tangan kanan dan kirinya. Dibawahnya mang Yono mengangkangkan kedua paha gadis tersebut dengan batang kemaluan yang sudah menempel di belahan vaginanya yang putih dan bersih dari bulu. Beberapa kali penetrasi mang Yono meleset karena rontaan gadis itu, hingga bu Indah yang masih tetap merekam kejadian itu membantu mengarahkan batang kemaluannya.

Dengan perlahan batang besar mang Yono memasuki lubang sempit vagina Tifany. "Hkkkkkk..." Tiba-tiba Tifany mengernyitkan dahinya, matanya yang bulat terlihat menyipit. Dari bibirnya yang tersumpal celana dalamnya sendiri terdengar rengekan seperti tengah merasakan kesakitan. Bu Indah mengabadikan momen tersebut dengan handphonenya, dimana batang kemaluan mang Yono telah tertelan semuanya oleh vagina Tifany.

Mang Yono sangat menikmati jepitan vagina yang diperawaninya. "Ahhh...mantap bener ni memek si neng.." Ungkap mang Yono sambil dengan perlahan mengeluarkan batang kemaluannya. Terlihat darah segar yang melumuri batang kemaluan mang Yono.
"Ini sudah terlanjur sayang...nikmati saja...jangan coba-coba melapor..ibu punya rekamannya.." Ucap bu Indah sambil membelai-belai rambut panjang gadis tersebut.

Mendengar ucapan gurunya itu Tifany semakin terisak. Ia tidak percaya jika gurunya sendiri menjerumuskan dirinya. Keperawannan yang ia jaga telah direnggut dengan paksa. Andai saja hari itu dirinya tidak kesiangan untuk berangkat ke sekolah, pasti kejadian ini bisa dihindari.
Pikiran Tifany mulai buyar ketika dengan perlahan mang Yono mulai menggoyang dan memaju mundurkan batang kemaluan besarnya. Semakin lama semakin meningkat tempo genjotan mang Yono. Tifany semakin gelisah, apalagi kini tangan kedua temannya menjamah payudaranya yang bulat dan sedang secara berebutan. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menahan rasa sakit di lubang vaginanya.

Lama-kelamaan kesakitan yang dirasakan Tifany mulai sirna digantikan rasa nikmat yang baru kali ini ia rasakan. "Ouh...kenapa jadi gini...ko jadi enak banget" pikir Tifany ketika merasakan vaginanya berkedut. Tubuhnya melengkung keatas membusungkan dadanya, dari mulutnya terdengar erangan panik ketika gadis itu tanpa disangka mendapatkan orgasme pertama dalam hidupnya yang ia dapatkan dari pemerkosanya.

Gelak tawa terdengar dari ketiga laki-laki diruangan itu, karena melihat gadis yang mereka perkosa mendapatkan orgasme yang hebat. Bu Indah menghampiri gadis itu yang kini matanya tengah terpejam menikmati apa yang baru saja ia rasakan. Lalu bu Indah melepas celana dalam yang menyumpal mulut gadis tersebut, dengan penuh kasih ia membelai rambut gadis itu yang kini tidak lagi meronta.

Sementara itu, Rizal mulai beralih menjamah payudara telanjang bu Indah yang berada dekat dengannya. Bu Indah hanya memandang penuh birahi kepada muridnya tersebut sambil mengeluarkan lidahnya menjilati bibirnya sendiri menggoda Rizal.
"gimana sayang..enak kan" tanya bu Indah kepada Tifany sambil membelai rambut panjang muridnya tersebut, yang mulai kembali mendesah merasakan vaginanya kembali digenjot mang Yono. Gadis itu hanya mengangguk menanggapi pertanyaan gurunya tersebut.

Kini Tifany terlihat pasrah menerima tubuhnya digumuli ketiga pemerkosanya. Malah kini ia tidak menolak ketika Reska menyuruhnya untuk mengulum batang kemaluan panjang miliknya. Sementara, di samping gadis tersebut bu Indah juga tengah menjilati batang kemaluan Rizal sambil menungging mengarahkan bokongnya dihadapan mang Yono.

Mang Yono yang melihat pantat bulat bu Indah dihadapannya tak kuasa untuk tidak menjamahnya. Ia mengulurkan tangan kanannya dan mengocok vagina guru cantik tersebut dengan dua jarinya.
Kini yang terlihat diruangan tersebut bukanlah adegan pemerkosaan, akan tetapi yang kini terlihat adalah pergumulan tiga orang laki-laki dengan dua orang perempuan cantik beda usia yang terlihat menikmati perlakuan para pejantannya.

Tifany kini terlihat bergairah menggoyangkan pinggulnya diatas tubuh Reska yang tengah duduk diatas kursi. Gadis itu nampak sudah melupakan kejadian pemerkosaan terhadap dirinya. Kini ia tengah bergoyang diatas tubuh Reska, rambutnya yang panjang terlihat acak-acakan. Kedua tangannya meremas-remas payudaranya sendiri yang dipenuhi bekas-bekas cupangan ketiga laki-laki diruangan tersebut.

Sementara itu bu Indah tengah disandwich oleh Rizal dan mang Yono. Ketiganya nampak hanyut dalam kenikmatan birahi dan berlomba-lomba untuk mencapai kepuasan.
"Adduh..ahh..bu Indah...lobang bo'olnya kenceng jepit kontol mamangh.." Ucap mang Yono terengah, yang kala itu tengah menggenjot kencang pantat bu Indah. "Iyya..mang..ni memeknyah juga sama..oh" Rizal menimpali ucapan mang Yono. "Ahhh...konthol...kalian..nyah gede..gede..hmmm" jawab bu Indah menanggapi komentar orang-orang yang tengah menikmati tubuhnya.

Entah berapa kali bu Indah dan Tifany mendapatkan orgasme dari persetubuhan itu. Hingga pada akhirnya tubuh mereka berdua berpelukan lemas diatas kardus bekas, Setelah sebelumnya ketiga laki-laki tersebut secara bersamaan memandikan bu Indah dan Tifany dengan sperma yang mereka tumpahkan sembarangan di wajah keduanya.

Setelah merapihkan diri dan memperbaiki make up-nya, bu Indah keluar dari gudang tersebut bersamaan dengan bubarnya para murid di sekolah itu karena upacara telah usai. Tifany berjalan agak tertatih karena rasa nyeri dari selangkangannya yang baru saja diperawani. Dipersimpangan jalan menuju kantor guru mereka berpisah. Tifany berjalan tanpa pamit pada bu Indah menuju kelasnya. Hari masih pagi ketika Tifany menyadari dirinya sudah tidak perawan lagi. Ketika tengah berjalan, langkah gadis itu terhenti. Tanpa menoleh ia mendengar suara orang yang memanggilnya. "Tifany...maafkan ibu..."

Bandar Taruhan

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger