Home » » pacar gelap

pacar gelap


Bandar Taruhan - kenalin nama ku bunga, umurku 22 tahun. wajahku oval degan mata sipit dan hidung mancung, bibirku mungil dan tinggiku hanya 155cm dengan berat badan hanya 45kg. badanku mungil dengan ukuran dada 32A. kulitku kuning langsat dan rambutku aku potong sasak sebahu.

pada suatu pagi aku joging di kompleks rumah di daerah surabaya selatan dekat marina mall. seperti biasa pagi itu aku jogging mengenakan kaos tanpa lengan dan celana training, akhirnya akupun kecapean dan istirahat di belakang mall marina, disana ada tukang bubur ayam, yang jual lumayan ganteng anaknya. akupun berkenalan denganya, dia bernama rei umur 18 tahun dan putus sekolah sewaktu SMA. kulitnya cokelat, tinggi sekitar 165an dan wajahnya lumayan manis dengan badan berotot kecil.

aku goda dia dengan nyolek - nyolek perutnya. dan kamipun menjadi akrab. karena memang hari itu hujan gerimis membuat tempat itu sepi, akupun jadi iseng. "rei buburnya gratis ya,"

"wah enggak bisa mbak. masak gratis sih, terus aku ntar makan apa?"

aku iseng aja nyeletuk,"enggak usah makan, minum susu aja biar sehat,"

rei nampak bingung,"susu? mana susunya mbak?" ucapnya tertawa kecil.

aku mulai bernapsu dan akupun mengelus celana boxernya, "rei kamu mau enggak minum keringet mbak?" godaku,"ntar mbak kasih susu juga kalau kamu mau"

rei nampak kaget namun enggak menolak, "boleh mbak, tapi ntar disini ketauhan orang mbak, rei takut,"

akupun menggandeng rei menuju parkiran marina yang masih tutup, lalu membawanya ke toilet umum di belakang parkiran, setelah masuk aku tutup toilet itu. "rei disini aja, aku pengen kamu perkosa aku atau kalau kamu enggak mau aku teriak loh" ancamku

rei nampak menciumku dengan kasar, dia menjabak rambutku dengan tangan kananya dan tangan kirinya dengan kasar meremas vaginaku.

"lu minta kan? gua kasih!" seru rei menjilati leherku, dia menghisap air keringat dari leherku dan menggigit kupingku, tangan kanannya sekarang meremas payudaraku yang kiri dan tangan kirinya masih meremas vaginaku,

"aduh rei jangan keras keras arrch" ucapku menahan sakit, tanganku berusaha mendorong tangan kiri rei menjauh dari vaginaku namun gagal, dia memepetku ke tembok dan menggigit payudaraku bergantian.

aku mulai menikmati permainan itu, aku mulai menjambak rambutnya dan menarik kaos oblongnya ke atas dan melepasnya, aku melihat tubuhnya yang memiliki badan atletis dan perut sixpact. aku mendorongnya dan memepetnya ke pintu, "tubuhmu bagus sayang, biar aku puasin kamu ya" ucapku

aku menjilati mukanya turun ke leher dan dada bidangnya, aku gigit kecil pentil susunya dan kujilati perut sixpax nya, hingga aku sampai di celana boxernya, aku gigit celana itu dan menariknya kebawah, aku mencium bau amis dari tititnya namun aku tak peduli, aku meludahi celana dalam rei dia pun menjambak rambutku, "eh isepin titit gua" pintanya sambil mengeluarkan titit hitam penuh bulu miliknya, "ih jorok ah tititmu item gini" protesku, namun dia memaksa dan mendorong kepalaku, akupun menghisap titit rei yang tidak disunat itu.

titir hitam itu bau anyir namun entah mengapa aku menikmatinya, tak disangka rei pipis di mulutku, "uh sorry aku kebeket pipis nih" ucapnya.

air kencing kuning itu tumpah dari mulutku, aku tersedak dan melepaskan titit itu, pipisnya deras aku bagai mandi kencing.

"setan lu, baju ku basah kena kencingmu dasar bajingan!"

rei nampak marah dan menamparku, "diem lu lonte!" dia menggenggam pipiku dengan. kasar dan meludahi mulutku, lalu dia memasuka kembali tititnya ke mulutku, "hisap yang enak"

aku kembali menghisapnya, tanganku mulai mengelus vaginaku sendiri dari balik celana trainingku, tak lama rei mendorongku hingga terjatuh di lantai, dia menimpaku dan duduk diatasku, "eh lonte, gua pingin lu jadi wanita gua, gimana elu mau? ntar gua kasih bubur gratis selamanya"

aku menggangguk sambil mengelus kakinya yang berbulu, aku elus naik ke pahanya dan selangkanganya, walau keluar bolot saat aku mengelus selangkangan itu, aku tidak jijik malah aku menelan bolot yang menempel di jari jariku . dia lalu dengan kasar menarik kaosku yang basah, membuatku kesakitan tapi nikmat, dia menarik dengan kedua tanganya dan merobek kaosku itu, lalu dia menggigit tali bhku sampai putus, lali dia menyedot susuku, dia emut susu kananku dan dia remas susu kiriku, tangan kananya meremas vaginaku denga kasar, dia jilati susuku lalu perutku dan akhirnya sampai di vaginaku, dia dengan rakus melahap vaginaku dari luar celanaku, berlahan dia turunkan celanaku dan celana dalamku.

"vaginamu jorok gini, mana bau, item, banyak bulunya!" protesnya sambil menggigiti bulu vaginaku, dia mencukur buluku dengan cara menggigitinya dan membuang buluku dari mulutnya "piuh, ku potong dulu biar vaginamu enak dilihat"

"yang penting enak ,cobain aja di emut di makan ya sayang," ucapku mengelus rambutnya yang kasar dan penuh keringat.

rei pun melahap dengan rakus vaginaku yang bulunya tinggal sedikit tak beraturan, aku menjambak rambutnya dan meracau "rei jahanam! ah ah enak enak!"

rei dengan sadis memasukan dua jarinya kedalam vaginaku dan mulutnya mengulum lidahku, sementara tangan kirinya meremas susuku, "hmmp hmmmp," aku bertukar air ludah di mulutnya, air ludah rei asin namun aku tak peduli, mulut itu bau rokok namun aku tak peduli, lidahnya bertarung dengan lidahku bagai ular bertarung dengan naga.

"rei aku mau pipis" pintaku "lepasin dulu tanganmu rei" namun rei tak peduli.

"bentar" jawabnya, dia malah memasukan tititnya ke dalam vaginaku,"sekarang pipislah"

" rei tititmu keluarin dulu, mana bisa aku pipis kalau ada tititmu!" aku medorong dada rei

rei menamparku "udah pipis aja dasar lonte" ujarnya , kedua tanganya meremas susuku dan mulutnya mencium bibirku, aku yang tak tahan akhirnya benar - benar pipis, "aaaaafhhhaahshs" air pipisku mengalir tersendat - sendat karena titit rei menempel di vaginaku, dia lalu memompa tititnya di saat aku pipis, sensasinya nikmat, slep selp slep bunyi titit rei yang menggenjotku ditengah aku pipis.

're..rei re..rei enak ah ah ahc," aku meracau sambil memegangi pundak rei, sesekali aku cakar dia, kakiku melingkar di pantatnya dan bibirku sesekali menggigit leher dan kuping rei dan menjilatinya.

rei membopongku dan dia duduk berselonjor, tanga kiriku bertopang pada pundaknya yang kekar dan tangan kananku menyangga di belakang badanku di belakang dan tititnya masih menancap di vaginaku, dia menghisap susuku dan memompaku dengan posisi duduk, kedua tangannya menyangga di belakang badannya sementara mulutnya tak henti menghisap susuku,

"duh lu seret banget ya, mana doyan sex,jorok juga, jarang ada wanita binal kayak kamu sayang" ucapnya lalu kembali menyusu

srep srep srep bunyi tititnya yang memompaku,. rei mendorongku hingga aku tidur terlentang lalu dia melebarkan kakiku dan memompa dengan sangat cepat

"sayang sayang aku mau keluar, didalam ya!" nampak nafas rei menjadi kencang bagai kerbau yang berlari.

aku kaget dan meronta, aku enggak mau punya anak dari penjual bubur aku meronta dan mendorong badannya namun dia sangat kuat dan dia akhirnya mengeluarkan maninya di dalam vaginaku

tititnya berkedut di dalam vaginaku,"aaaargh aerrgh aku keluar sayang!" pekiknya, akupun menangis

tititnya masih menancap di vaginaku, dia mencium bibirku dan menjilat air mataku, "santai aja gua nikahin kok elu, sekarang balik badanlu" dia memaksaku untuk membalikan badan dan menungging seperti anjing, dengan titit yang masih menancap kembali membesar dan diapun kembali memompaku, tanganya tak tinggal diam terus meremasi susuku, sesekali mulutnya menggigit punggung dan pundakku, sesekali kami berciuman dan akhirnya dia mengeluarkan lagi maninya di vaginaku. "re..rei aku eggak mau hamil," ucapku

dia menarik tititnya dan memaksaku menjilati tititnya sampai bersih "dah lonte, kalau lu hamil , gua mau kok jadi bapak anak anakmu" rei memberikan kaosnya kepadaku, "lu pulang pake kaosku aja kaos mu sobek kan,"

aku yang masih menangis tersedu sedu memakai kaosnya dan merapikan penampilanku, sebelum pulang nampak dia kembali bernafsu dan memepetku ke tembok, "sekali lagi ya sayang," dia memelorotkan celana trainingku dan menggenjotku dalam keadaan berdiiri

dia mengangkat kaki kirirku dan menciumi bibirku dan menjilati leherku, dan kembali dia mengeluarkan mani di vaginaku, setelah itu dia nampak lemas dan terduduk di lantai, aku juga lemas namun aku tak mau berlama lama disana aku takut jika ada yg datang

itulah pertama kali aku berkenalan dengan rei yang kelak akan menjadi pacar gelapku, pacar yang selalu ada dikala nafsuku naik

hari itu aku sedang ke royal plaza bersama teman - temanku, walaupun aku termasuk golongan wanita exibisionis namun aku selalu setia pada cowoku, alvin yang berumur 23 tahun. kami sudah pacaran dari SMA, dia adalah senior di SMA ku, walau kami beda universitas, hubungan kami tetap romantis. bagiku sex hanyalah sebuah pemanis hubungan saja dan penghilang stress dan bete.

hatiku sangat sakit ketika aku melihat alvin tengah makan di sebuah resto bersama adiku sendiri, nadin yang berumur 17 tahun. tinggi nadin 167cm dengan badan langsing dan buah dada A-cup yang baru tumbuh. wajahnya segi tiga dengan mata belo yang indah, bibirnya mungil hidungnya agak pesek dan kulitnya sawo masak. badanya mungil dengan potongan rambut bob mengembang.

terlihat dia tengah disuapi oleh alvin dengan mulutnya, alvin memasukan nasi kemulut nya, lalu nadin memegang pipi alvin dan mengarahkan mulutnya ke mulut alvin, bagai anak burung yang disuapi induknya, tangan alvin nampak meraba dada adiku itu dan sesekali menciuminya ketika tidak ada yang melihat.

"dasar perek," aku meminta ijin pulang pada temanku dan pergi menemui rei. terlihat rei berjualan di tempatnya dan pengunjungnya lumayan ramai, "rei kalau udah mau habis temui aku di rumah ya, pesen satu mangkuk," ucapku.

"siap neng," jawabnya sok sopan. orang tuaku memang sedang pergi dinas di jakarta, ibu sudah cerai dan dirumah hanya ada aku adiku dan dua pembantuku.

adiku belum kunjung pulang dan rei nampak memarkir gerobaknya di depan rumahku, dia masuk dengan membawa mangkuk bubur, dia menggunakan kaos oblong dan celana boxernya. "neng nih buburnya," memberikan buburnya padaku dan hendak pergi kembali ke kerobaknya, "rei, aku mau curhat," cegahku. akupun sambil makan menceritakan kisahku yang kulihat tadi di royal plaza, kami berdua duduk di sofa, pembantuku mbak sum sedang kepasar bersama mas darson jadi rumah sepi.

"gini aja kasih aja adikmu pelajaran, biar aku perkosa terus kamu rekam, ntar ancam kalau dia macam macam sama cowokmu kamu akan menyebar video itu" saran rei sambil meremas pahaku.

aku taruh mangkuku di meja,"tapi kan dia adiku, aku enggak tega, ach shh" rei menghisap susuku dari balik kaosku, aku mengenakan kaos batik jogja tanpa dalaman dan mengenakan hot pants kecil. "rhei jhangan ach."

"gimana, kamu setuju kan dengan ideku?" tanya rei menciumi leher jenjangku

"iya deh iya. ntar kalau dia pulang kamu siap yah" jawabku menahan geli,

"ok deh, aku pulang dulu ya minum jamu dan naruh gerobaku sayang" ucapnya mencium bibirku dan mengelus kepalaku halus.

aku sudah seperti perek baginya,walau begitu rei selalu sopan di luar sana dan aku merasakan jika dia memendam rasa sayang padaku.

setengah jam berlalu adiku pun pulang dengan mengenakan seragam lengkap sma nya, "siang kak, tumben dirumah nih" sapanya mencium pipiku.

"lagi libur kuliah,"jawabku sambil meng sms rei agar cepat datang, adiku masuk ke kamarnya. tak lama rei datang, "dia di kamar atas, buruan sana," ucapku menyetel musik rock di tv dalam volume besar dan terlihat rei mengenakan tanktop dan celana boxer berlari menuju kamarku,"disebelahnya rei, itu kamarku!" seruku.

"siapa kamu? eh bajingan lepasin! kakka tholommmm!" terdengar teriakan adiku,

"mampus lu lonte keparat" umpatku mengambil handicam dan menuju kekamar, terlihat rei berada di atas badan adiku menindihnya, dia menampar adiku "lonte penggoda! berani kamu ngambil pacar kakakmu heh?" nampak rei berucap lalu meludahi muka adiku.

"udah buruan rei, kasih dia pelajaran," ucapku merekam. adiku nampak kaget dan menangis

"kak kamu tegha hmmmmp!" bibirnya di cium dengan buas oleh rei, nampak air liur rei mengalir dari celah bibir mereka. dengan brutal rei menarik baju seragam adiku hingga seluruh kancingnya terlepas, lalu dia menggigit tali bh adiku hingga putus, "wah susunya kecil gini," rei menjilati kedua susu adiku bergantian,"hentikan, tolong" nampak adiku berusaha mendorong badan rei namun usahanya gagal, tanganya kini mendorong pundak dan dada rei "lepassiiiiiin"

entah mengapa aku menjadi terangsang, ku mengelus punggung rei dengan mesra, mencium tengkuk hitamnya, meraba dada bidangnya dan perutnya yang sixpak dan menarik ke atas kaos tangtop rei, melepaskanya lalu rei menoleh kepadaku "makasih sayang" ucapnya lalu menciumku, dia kembali menatap adiku "diem lu lonte!" lalu menamparnya, "sayang bantu pegangin sebentar aku lepasin sempaknya dulu"

aku taruh handicam di meja kamar lalu memegangi tangan adiku,terlihat rei menarik celana dalam adiku dan langsung membenamkan kepalanya ke vagina adiku, "ach ahhhhhhm ngkakak khamu jhat" nampak adiku mulai terbuai nikmat, kakinya dia kangkangkan lebar bagai memberi jalan rei untuk menjilat lebih dalam.

"kamu kalau mau pacaran sama cowok lain aja, jangan sama alvin! dia itu cowoku dasar lonte!" bentaku menjambak rambutnya memaksa dia membuka mulutnya lalu meludah ke dalam mulutnya.

nampak adiku mengejangkan perut dan vaginanya dan nampak air muncrt dari vaginanya membasahi badan rei , "anjing asik njing mandi klimaks gua!" nampak rei terlihat bahagia, tanganya tak henti mengobok vagina adiku, "ach ahhh ah cukup chukup maafin akhu kha maaf" ucap adiku mulai melemas.

aku nampak iba namun sudah kepalang basah maka kuteruskan, rei nampak menaiki adiku yang terkapar lemas, "sayang, threesome yuk, aku pengen," ajak rei sambil menciumi dadaku dari balik kaosku.

"boleh, aku ya sange nih" jawabku enteng.

rei melepaskan boxer tak bercelana dalam lalu memasukan titinya ke vagina adiku, nampak nadin hanya menikmati, dia membuka lebar pahanya dan mengelus perut sixpact rei. "tuh adikmu udah jadi perek kek kamu say" celotehnya. rei memompa pelan vagina adiku dan aku duduk di atas kepala adiku, aku mencium rei dengan sangat romantis penuh napsu, tangan rei memeluku dan menariku sehingga aku menjadi duduk di atas perut adiku, dia memeluku dan menghisapi dadaku dari balik kaosku, aku sangat menikmatinya, aku menoleh ke arah cermin menyaksikan betapa exotisnya pemandangan ini, tanganku menjambak rambut rei si tukang bubur muda itu,"ouh rhei ehnak" ceracauku.

terlihat kaki adiku melingkar ke bokong rei, nampak ingin di entot lebih dalam, rei menarik bajuku yang kebesaran itu ke arah kanan dan nampak susuku menyembul dari kerah bajuku yang besar, dia lalu menghisap pentilku, aku membimbing kepalanya, "ouh rei khamu sungguh pandai merangsangku" rei pun mempercepat genjotanya pada adiku, "ach ach ahhh enhak enhak ah ah" ceracau adiku, aku hanya tersenyum, lalu aku arahkan muka rei dan menciumnya, "sayang pipis di dalam vagina adiku ya" bisiku sambil menggigit daun telinga rei, rei tersenyum "nakal kamu ya" dia lalu mempercepat genjotanya, aku bangkit dari duduku dan membuka hotspantsku "din jilat vagina gua cepet!" nadin pun menjilati vaginaku yang duduk di atas mukanya, rei tertawa lepas, "dasar perek lu bunga" ucapnya sambil mencium bibirku dan tanganya menggenggam pinggang adiku, nampak rei memompa nya sangat kencang, "ooch aku pipis asli!" teriak rei, aku penasaran dan turun dari ranjang berusah melihat dari samping, dan benar air kencing kuning rei nampak mengalir dari celah vagina nadin, "aaachhhhhhahahahahahahaaaccxx" nadin teriak dan mencengkram seprey kasurnya "rei kamu nakal ya" aku bangkit dan mengarahkan susuku pada rei, diapun meghisapi susuku, dia melepas tititnya dari vagina adiku,lalu bangkit mendorongku mepet ke tembok, "rei kok udahan tuh? kamu kan belum klimaks?"

"emang, gua ga mau klimaks sama perek itu, aku cuma mau sama kamu karena aku. . . " nampak rei terdiam dan menjilati leher jenjangku yang sudah bersandar pada tembok.

"apa rei" ucapku sambil memegang kedua pundak rei, tangan kiri rei meremas susuku dari balik kaos dan tangan kananya meremas vaginaku,"akhu pha baghimu rei?" tanyaku menahan nikmat sambil meremas rambut rei.

rei mengarahkan tititnya ke vaginaku dan mengangkat kaki kiriku dia mulai memompaku, wajahnya mendekati kupingku dan menjilati kupingku, " karena aku cinta kamu," ucap rei halus.

rei mencium dan menjilati ketiaku, aku merasa bahagia dan bersalah bersamaan. dia memompaku dengan kencang, "sayang, didalam ya," pintanya lembut . aku menjawab "sama sama aku juga mau klimaks" lalu dia menciumku mesra dan dia nampak mempercepat pompaanya, splas splas spls "aaaachhhhhj sayang ahhkahakh" aku merasakan tititnya menyemburkan mani ke dalam rahimku, akupun klimaks.

hari itu berakhir dengan bahagia. adiku nampak tertidur lemas sementara rei tidur di sebelahku, meemeluku
"rei buruan pulang ntar pembantuku datang loh, kaosmu yang kamu kasih ke aku ada di lemari udah aku setrika dan cuci"

rei menciumku "makasih sayang" ucapnya lalu memakai bajunya dan celananya pergi meninggalkanku dan adiku.

adiku menarik kaosku, "kak maaf ya, sebenarnya kak alvin memperkosaku dua bulan lalu, lantaran aku membuka video di hpnya, dia nampak bahagia dengan wanita lain. untuk membungkamku dia memperkosaku" nampak adiku sedih.

aku sangat terpukul mendengar curhatan adiku itu, "a...apa? ka...kamu seius?"adiku pun menceritakan semuanya. Nadin akan memulai ceritanya, cerita di hari jumat dua bulan lalu. Saat itu aku ingat aku sedang mengerjakan tugas kelompok di kampus sampai sore dan aku lupa karena sudah membuat janji dengan Alvin untuk menonton film lord of the ring bersama dirinya.

“maaf ya sayang, aku ada kerja kelompok mendadak,”n ujarku dari telepon,

“tapi sayang aku udah beli tiketnya, aku tunggu di rumahmu loh ini dari jam 8!” suara Alvin nampak kecewa. Kami sempat beradu argumen kala itu dan aku menutup telepon dengan kasar. Aku mulai ingat di hari itu, “terus Din, ceritain deh kamu kok bisa sama pacar kakak diperkosa!” nadin pun memulai ceritanya.

Nadin pulang dari ekstra basket menggunakan kaos seragam basketnya tanpa lengan dan baju seragamnya dia taruh di tas, dia mendapati Alvin pcar kakaknya tengah duduk di teras rumah, nampak wajahnya begitu dongkol. “Siang kak! Kakak enggak jumatan?” tanya nadin menyapa Alvin.

“enggak kok Din, nanti kakak jumatan kan masih jam 10, kamu habis basket ya?” tanya alvin nampak tersenyum.

“iya kak, masuk dulu aja kak tunggu didalam,” nampak Nadin menawari Alvin untuk masuk dan alvin pun masuk duduk di sofa depan Tv. Alvin melepas jaket hoodnya dan mengenakan baju cardinal dan ripped jeans. Nadin nampak menaruh tasnya di ruang tamu dan pergi kedapur membuatkan minum untuk alvin, “diminum kak jusnya,”

Mereka berdua nampak mengobrol dengan penuh canda, “Din kakak jumatan dulu ya!” pamit Alvin meninggalkan Nadin. Nadin pun sendiri duduk menonton Tv, dia melihat Hp Alvin tergeletak di meja lalu mengambilnya, dia menggeledah isi hp itu dan mendapati sebuah video, “waduh video bokepnya kak alvin nih!” gumam Nadin, dia lalu menyetelnya dan kaget ternyata itu video kak alvin sedang bermesraan dengan kak Silvie, teman kakaknya di kampus, “sialan kak Alvin nyelingkuhin kak bunga!” namun nadin tidak mematikan hp itu dan malah menontonya. Tanganya mulai memainkan vaginanya dari balik celana basketnya, nampak dia menggigit bibir bawahnya dan mengerang “ehmmm eh, eh, hmmm,” tangan kanannya dia masukan ke dalam celananya dan tangan kirinya masih memegangi hp. Dia menaikan kakinya ke atas sofa seperti menjongkok namun tidak. Dia memajukan bokongnya mempermudah dirinya menggesekan tanganya ke vaginanya, “gede bener tititnya kak Alvin, mana badanya bagus banget duh,” gumamnya.

"Kak alvin ehm ehm eeeh,” mulutnya mulai mengigau sambil masih tangan kanannya memainkan vaginanya dan tangan kirinya sudah meremasi dada kecilnya dari balik baju basketnya yang penuh keringat, “ehm eehh ah iya kakak terus!” racaunya. Tanpa dia sadari Alvin sudah berada di belakangnya, dengan sarung yang dia gunakan untuk solat dia membekap Nadin, “eh siapa ini! Lepasin lepasin hmmmm!” mulut nadin di bekap dan badan mungilnya di gendong alvin menuju kamar kakaknya, sesampainya di sana dia melempar nadin ke kasur, “dasar perek! Lu jaadiin gue objek imajinasimu ya! kalau mau tinggal minta aja bego!” serunya dengan kasar,

“ampun kak ampun,“ nadin terlihat ketakutan dan berusaha keluar dari kamar, dia berdiri dan hendak berlari namun Alvin memeluknya, dengan kaki kirinya alvin menendang pintu kamar itu hingga tertutup. Dia lalu melempar nadin ke kasur lagi dan mengunci pintu, dia membuang kunci ke arah kamar mandi di kamar itu, “lu mau gua perkosa kan? Bilang aja!” bentaknya, langsung menimpa nadin yang ketakutan di atas tempat tidur, Alvin menarik ke atas tangan nadin dan menciumi ketiak nadin, “kak! Ampun kak! Aku ini adik pacarmu kak!” seru nadin meronta ronta, namun Alvin tetap menjilati ketiaknya, lidah alvin menjilati dada luar nadin dari celah bajunya, “khak gheli khak amphuun!” nadin nampak menahan geli.

Kali ini Alvin mencium nadin dan mengulum lidah nadin, tangan alvin meremasi buah dada nadin dari luar kaosnya, nadin nampak mendorong dorong dada Alvin dan memukul mukul dadanya dengan kedua tanganya namun alvin menampar nadin, “perek nikmati aja! Ga usah berlagak sok suci!” kembali alvin menciumi leher nadin dan nadin pun berteriak “toloong ! tolooohmmmmm! Alvin memasukan tititnya ke dalam mulut nadin, “emut cepet! Lu pingin kan ngemut kontol gua hah!” nadin pun mengemut titit Alvin, air mata nadin mulai menetes di pipinya. alvin mengikat kedua tangan nadin dengan sarung yang diagunakan untuk jumatan, kedua tangan alvin menggenggam kepala nadin dan mendorong menariknya terus seperti itu, “Arrrghh enak! Terus!” seru Alvin meracau, kaki alvin berusaha melepaskan celana jeans serta celana dalamnya dan sekarang alvin hanya menggunakan baju cardigan nya yang masih terkancing rapi.

Nadin tersedak, Alvin telah klimaks di mulut nadin, “aH enak Din! Lu perek baru gua sekarang!” serunya, lalu Alvin memainkan tangannya ke buah dada Nadin, “jangan dimuntahin! Telen ya awas lu!” bentaknya sambil mengemut pentil nadin dari luar kaos basket. nampak Nadin menelan air mani ALvin yang bau amis itu

Nadin mau berteriak namun nampak dia mulai menikmati, dia menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya, “khak lhepashin ikahtan ini,” pinta Nadin, alvin pun melepaskan sarung tersebut dan menarik baju nadin ke arah kanan, menyebabkan pentil susu kiri nadin terpampang jelas, “wah warnanya pink! Sini kakak bantu biar cepet besar susumu ya!” serunya menghisap pentil kiri nadin.

Nadin menarik baju cardigan Alvin dengan kedua tanganya dan breet nampak keuda kancing atas baju itu sobek, “Eh lonte! Baju mahal ini!” seru alvin menampar Nadin, dia lalu membuka kancing bajunya sampai habis namun tidak melepas bajunya, Nadin mengelus perut sixpak alvin dan dada bidang alvin, “lu suka ya sama badan gua?” tanya Alvin, nadin hanya mengangguk, kini alvin menarik baju basket itu ke atas, sehingga menunjukan kedua puting nadin yang pink, “gua suka sama susumu yang masi kecil ini,” Alvin menggigit pentil kiri nadin dan meremas susu kananya dengan sangat brutal tanpa kasih, “SHAAAKIIITTTT!” teriak Nadin meremas kepala Alvin, Alvin menjilati perut datar putih nadin dan dengan brutal merobek celana nadin breeet celana itu terbelah menjadi dua dan menampakan celana dalam hello kitty nadin, “duh hello kitynya lucu ya!” nampak alvin melahap semua vagina kecil nadin, dengan telunjuknya dia menyingkapkan celana dalam itu ke kiri dan dengan lidahnya dia menjilati vagina mulus tanpa bulu milik nadine, “beda ya kayak punya kakak lu yang item dan lebat bulunya.”

Nadin meremasi susunya dengan tangan kiri dan tangan kananya menjambak kepala Alvin, mendorongnya lebih dalam, nadin menggigit bibir bawahnya dan kakinya dia buka lebih lebar, “ehmmmp!” hmmmp” suara nadin sangat sensual.

“Eh lonte, gua masukin ya! gua udah ngaceng lagi nih!” Alvin langsung memasukan tititnya kedalam vagina nadin, “jangan kak! Nadin masih peraaaaaawahwhahahwa” teriak nadin

“wah darah din! Wah perawan ya lu!” darah keluar dari vagina nadin membasahi celana dalam hello kittynya, nampak Alvin menghentikan genjotanya yang kasar, dan mengulurkan lidahnya keluar, nadin mengulum lidah Alvin dan nampak tanganya menarik baju cardigan Alvin yang mulai basah penuh keringat. Alvin menggenjot berlahan menikmati setiap inci dinding vagina nadin yang seperti meremas tititnya. Berlahan dan semakin kencang,sret sret sret sret bunyinya mulai terdengar, hingga busa pink terlihat mengepul di tititnya, busa cairan pelicin nadin bercampur dengan darah segarnya.

alvin mencium bibir nadin, menyumpalnya agar tidak berisik, tanganya bertumpu pada kasur, sedangkan tangan nadin menyilang di leher alvin, kaki nadin menyilang di bokong alvin, sret sret sret, suara titit alvin memompa.

Alvin memeluk nadin dan dengan titit masih tertancap dia duduk bersandar pada tumpukan bantal, tangan kiri alvin kini meremas dada kanan nadin dan mulutnya menghisap susu kiri nadin, sementara tangan kanan alvin nampak memegangi pinggang nadin, nadin menggerakan badanya maju mundur, merasa nikmat setiap kali titit alvin menggesek vaginanya, tangan kananya bertumpu pada pundak alvin sementara tangan kirinya bertumpu pada paha alvin yang berselonjor, nampak nadin menggigit bibir bawahnya.

Tubuh mereka mengkilat penuh keringat, “kak kakak kak aaahhck” nadin orgasme hebat dan membasahi spret dan baju cardigan bagian bawah milik Alvin, namun alvin mendorongnya hingga tertidur, dia mengangkangkan kedua kaki nadin dan masih menggenjotnya, nadin sudah lemas saat itu dan hanya memejamkan matanya sambil memegangi seprey.

“Din, lu sekarang jadi lonte gua! Jika gua pingin lu harus mau, tenang aja gua akan sayang ke kamu dan kakakmu kok!” ucap Alvin, “kamu lebih manis dan cantik dari kakakmu, lebih seret din,” ceracau alvin masih menggenjot Nadin. Nadin tersenyum dan memegang pipi Alvin, lalu membimbingnya dan menciumnya, tangan kiri alvin menopang badanya dan tangan kanannya meremas dada nadin, genjotanya melambat namun nikmat, sreeet....sreeeet.....sreeeeet nampak alvin menarik dengan berlahan titinya dan hanya meninggalkan kepala tititnya di dalam vagina itu lalu mendorongnya dengan kencang, begitu terus membuat sensasi sangat enak di dalam vagina nadin, alvin menyudahi ciumanya, dan membalik tubuh nadin, sekarang mereka melakukan doggie style, dimana nadin menungging sementara dadanya terhimpit kasur,kepalanya rebahan di bantal, Alvin memompa kasar kali ini, kedua tanganya memegangi pinggang nadin, “ArhhhRhhkk!” suara Alvin, sret sret sret sret nampak vagina nadin penuh busa putih, alvin menjambak nadin dan memaksanya bangkit, tangan kiri alvin meremas dada nadin dari belakang sementara tangan kananya masih menjambak nadin. Alvin mencium nadin yang menoleh menghadapnya, tangan kanan nadin meraba susu kananya sendiri, sementara tangan kirinya dia lingkarkan ke belakang, “gua buang di dalam ya!”

“Eh...ehEH jangan kak jangaaaaammmmmnmn!” mulut nadin disumpal dengan mulut Alvin dan srut srut crutcrruuuut, nampak vagina Nadin luber dengan air mani Alvin yang begitu banyak, Alvin melepaskan tubuh nadin dan nadin menagis tertelungkup, dia membenamkan wajahnya pada bantal, Alvin yang puas nampak berdiri dan menjambak nadin, “din emutin titit gua! Bersiin” perintahnya dan memaksa nadin membersihkan tititnya yang berlumuran busa putih gabungan antara maninya dan air cinta nadin, “perek lu din baju gua bau pesing amis nih!” alvin meninggalkan nadin yang menangis dan memakai bajunya kembali, “sayang besok kita nonton film bioskop ya! jika kakakmu sibuk maka kamu adalah gadis keduaku!” ucapnya melempar uang sepuluh ribu untuk nadin, lalu meninggalkan kamar itu.

Nadin merasa sakit hati, dirinya bagai perek yang dihargai sepuluh ribu, dia hendak bercerita kepada kakaknya namun dia takut membuat kakaknya sedih dan putus dengan Alvin, dilain pihak dia menikmati cumbuan itu dan karena itulah karena sudah kepalang basah dia pun melanjutkan hubungan dengan Alvin,

Nampak bunga menangis mendengar kisah adiknya, “kakak maafin ya,” nadin bangkit dan memeluk kakaknya, “kak alvin itu benar – benar sayang sama kakak, buktinya dia menjadikan kakak wanita pertamanya, padahal ada tiga wanita lain yang biasa dia tiduri, bahkan aku pernah di ajak foursome sama dua wanitanya,”

Bunga terkejut dan menampar adiknya, dia meningalkan ruangan itu dan mengambil handicamnya, dia menghapus rekaman adiknya yang melayani nafsu rei. “Alvin biadab kau!” serunya, next bunga akan memutuskan hubunganya dengan alvin dan melabrak sahabatnya yang juga menjadi pemuas nafsu binatang alvin itu.

aku ingin ngelabrak sahabatku, karena jika yang di ceritakan adiku benar maka dia tak sesuci apa yang kubayangkan.

tapi setelah kupikir, ngelabrak dia ga akan ngebuat dia jera. mata dibalas mata, dia tiduri alvin maka aku tiduri dewo cowoknya. namun aku enggak tau bisa apa enggak ya, sidewo ini lulusan pondok, dia satu kampus sama aku. terkenal sangat alim deh orangnya, makanya sahabatku jadiin dia sebagai calon suami. Dewo sarifudin, umurnya masih muda 23tahun. tingginya 168cm dan berbadan kurus. wajahnya segitiga dengan janggut tipis. bibirnya biasa aja namun terdapat philtrum di bibir atas. matanya agak sipit hidung mancung dan kulitnya putih bersih dengan tanda hitam di jidatnya, mungkin karena dia rajin sujud ya?

pagi itu aku tau sahabatku lagi pkl. jadi aku ingin menggoda dewo. aku pakai kerudung hitam dengan kaos lengan panjang bergaris putih hijau yang ngepres di badanku serta celana jeans panjang. teman teman kaget melihatku berjilbab.

"dewo, bisa bantu aku enggak?" tanyaku duduk di depan dewo yang sedang membaca buku.

"boleh, bantu apa bunga? wow kamu nampak beda dengan jilbab" ucap dewo.

"aku dapat tugas nih, tentang sejarah konstatinopel. kamu kan anak pondok pasti faham kan?"

"oh ia dong, itu pasti bahas alfatih deh, ok deh dimana nih buatnya?" tanya dewo.

"dirumahku aja" jawabku. kamipun pergi kerumahku. butuh sedikit paksaan untuk mengajak dewo mau masuk rumah seorang wanita yang bukan mukrimnya, namun setan seperti aku selalu menang melawan manusia, apalagi manusia kaum adam. kami menghabiskan waktu lama untuk membuat sejarah alfatih, dia betul betul alim. bahkan akupun jadi tak tega menodai imannya. namun mata dibalas mata, itulah tekatku.

"bunga kiblatnya mana? aku ijin solat ashar dlu ya"

aku bingung, karena aku sendiri tidak pernah solat,"ngadep situ!" jawabku asal. dewopun menurut. diam diam aku masukan obat super kuat dan obat perangsang ke minuman dewo. dewo sehabis solat meminum habis tanpa curiga. "mantab deh, sekarang tinggal pancing,"batinku.

"dewo, kamu tau enggak kalau bulu kemaluan itu boleh dipotong atau enggak?" tanyaku.

dewo kaget, namun nampak obatku bekerja dan otaknya mulai dikuasai nafsu. " ehmmmm kayaknya wajib dipotong, kenapa?" jawabnya.

"bantu potongin dong," pintaku

dewo kaget dan menolak " enggak ah, kamu bukan mukrimku" ucapnya. namun aku enggak peduli dan mengambil pencukur jenggot milik pembantuku dan juga soda kue, "pake ini ya! pls" ujarku.

dewo yang mulai hilang akal sehatnya mengangguk. aku melepas celana jeansku dan celana dalamku, aku duduk di sofa dan membuka lebar kakiku dan pahaku, "ini wo, tolong ya" ujarku menggosokan tangan kiriku ke vaginaku. tangan dewo nampak bergetar meemegang pencukur jenggot dan soda kue semprot. dia lalu menyemprot soda kue ke vaginaku dan dengan berlahan mencukur bulu vaginaku. nampak dia menelan ludahnya dan matanya tak berhenti memandangi vaginaku, "u...udah bu...bunga, dah ha...habis bulunya," ucapnya.

"kamu mau enggak di cukur juga?" tanyaku.

dewo bingung dan diam. aku menariknya untuk duduk di sofa dan membuka celana panjang jeansya, "ja....jangan!" seru dewo, namun nampak obatku membuatnya bernafsu dan aku menang, aku melepas celanya dan sempaknya, "astaga harumnya, sungguh beda kaya alvin dan rei" batinku.

"aku potong ya," aku menyemprotkan soda kue dan memotong bulunya, semerbak bau harum selangkangan dewo sungguh beda, nampak tititnya kuning putih dan tanpa bolot. sudah habis bulunya namun aku semprotkan soda itu ke batang tititnya yg tegak menjulang 10cm itu. aku jilat berlahan dan aku genggam naik turun. "bu...bunga apa yang kamu lakukan, ach ach" ucapnya, namun terlihat dia sudah dikuasai nafsu, kedua tanganya mencengkram sofa dan matanya merem melek dan menatap langit langit rumah.. pahanya dia lebarkan.

aku kulum tititnya, rasa manis soda dan rasa titit dewo sungguh nikmat, "duh manis banget nih titit" batinku mengemut tititnya.

crut crut, "yah ejakulasi?" batinku kecewa, namun aneh tititnya tidak mengecil setelah keluar. aku duduk disebelah dewo di atas sofa, "bunga maaf aku.... aku...." nampak dewo terlihat menyesal.

"sssst enggak papa, aku maafin tapi kamu harus nurut kata kataku hari ini oke," ucapku menutup mulut dewo dengan jari telunjuku, aku menaikan kaosku dan mengeluarkan payudaraku yang kiri, "dewo mimik susu dulu ya, hayo harus nurut atau aku enggak mau maafin kamu"

dewo mengedot susuku, "hmmm enak hmmmm dewo keluarkan semua fantasimu pls" rengekku menggigit bibir bawahku,

"ba....baik bunga, baik" ucapnya mulai mengedot dan menghisap dengan kencang. tangan kananya meremasi dadaku yang satunya lagi dari balik kaosku dan tangan kirinya meremasi bokongku, lalu naik melepas kaitan bh ku di belakang.

aku melepas kancing baju hem birunya dewo satu persatu, lalu mengelus dada mulusnya dan meraba janggut nya yang seperti kambing.

"bunga , aku boleh ngapa ngapain kamu kan?" tanya nya polos.

"iya sayang, hari ini aku adalah pelayanmu, puaskanlah hasrat terpendamu"

dewo menggigit pentilku, "aduh sakit dewo!" namun dewo enggak perduli, dia menarik jilbabku dan memaksaku mengemut tititnya, "emut! kaya tadi cepet!" pintanya, tangan kirinya mendorong kepalaku dan tangan kananya merogoh vaginaku dan sesekali menabok bokongku, plak plak, "isep yeng kenceng!" pintanya. sesekali dia menjilati punggungku yang sebagian masih tertup kaosku, sekarang tangan kirinya meremasi susuku, "jadi ini susu wanita, kenyal ya!" serunya. aku menyepong tititnya itu dengan teknik terbaiku, lidahku aku putar putar di celak kulit kepala tititnya dan sesekali aku sentuhkan kepala tititnya ke langit langit mulutku, aku hisap bagai lolipop dan aku emut bagai mengemut permen.

kedua tangan dewo mendorong kepalaku, "minum pejuku! minum!" kembali dia orgasme. rasanya asin namun ada manisnya, mungkin karena dia manis jadi manis pejunya.

dewo menarik kepalaku dan menidurkanku di sofa, dengan kakiku menjuntai ke lantai. dia duduk di lantai dan menjilat, memakan vaginaku, "DEWOOOOHHHA AAHHHH" sungguh brutal mulutnya, bahkan rei tidak sebrutal ini kepada vaginaku, mungkin dosis obatku terlalu berlebih. aku menjambak rambutnya yang halus, kakiku ku naikan ke pundaknya menjepit lehernya, mulutnya mulai menjilat naik naik dan naik, dia menariku hingga aku terkapar di lantai, lalu menjilati pusarku dan dengan tenaga yang entah dari mana dia merobek kaos ku menjadi dua, menunjukan badan depanku namun tetap menutupi tanganku dan punggungku, dia lalu mengisap kedua payudaraku dan menggigit kasar pentilku, kadang juga menggigit sekitar pentil susuku mencupangnya.

"sakiit woooh ah aaaach" namun dewo tak perduli, aku pukul pukul pundaknya dan kutarik baju hemnya dia tetap tak menurunkan kebrutalannya, dia lalu mengapit menjadi satu susuku dan menaruh tittitnya di antara payudraku yang tak seberapa besar itu, dia maju mundurkan dan kadang menyentuh bibirku, aku yang mulai menikmati pun menjilat kepala titit itu ketika menyentuh bibirku, "bunga pengangin susumu," dewo melepas tangannya dan aku gantikan memegangi susuku tetap menjepit tititnya, dia terus menarik dan mendorong tititnya, kedua tanganya kini bebas, tangan kirinya dia gunakan untuk mengobok vaginaku dan tangan kananya dia gunakan untuk mengambil semprotan soda kue,dia semprotkan ke susuku. srep srep srep makin kencang laju tititnya membuat busa di susuku dan crot crot crot kembali dia klimaks, "aku ke toilet dulu ya," pamitnya.

aku bangkit dan mengikutinya, dia tidak menutup pintu toilet. nampak dia pipis disana, aku dari belakang memegangi tititnya, dia kaget namun akhirnya menoleh dan menciumku. tangan kananku mengelus perut dan dadanya sementara tangan kiriku meemegangi tititnya yang lagi pipis.

belum usai dia pipis dia menghadapku dan memepetku ke tembok toilet, tititnya menempel pada perutku dalam posisi tegak, jadi kepala tititnya mengarah ke atas. air kencingnya masih mengalir kencang bagai pancuran, dia menciumiku dan meremas susuku, "bunga aku entot ya!" pintanya menabok nabokan tititnya yang keras pada vaginaku, aku menarik lengan hemnya dan membuat lengan baju hemnya turun ke siku tangannya. aku menbisikan sesuatu, "terserah, hari ini aku lontemu sayang" bisiku menjilat telinganya, dia tanpa babibu menghantam masuk vaginaku dengan sodokan titit keras Sroot srooot "Aaach" pekiku, perlahan dia membalikan badanku dan aku berpegangan ke shower, dengan titit masih menancap kami berdogie style, atau kitty style.

slep slep slep suara titit memompa vaginaku, dia meremasi dadaku dengan tangan kirinya dan tangan kanan nampak memegangi pinggangku, "ah ah ah ah " kicauku.

dewo menarik tititnya dan menyemburkan maninya ke pundalku, namun dia belum berhenti. dia ambil botol sabun dan menuangkan ke tanganya, lalu melumuri bokongku dengan sabun, "de....dewo mau apa?" aku kawatir.

"udah nikmatin aja sayang," dia dengan kasar menyodok duburku, "aah ja....jangan....ah ah ah" ini adalah pertama kali duburku dientot. dewo tidak puas ,dia mengambil shower dan menggunakan kepala sower untuk dinasukan ke vaginaku, "DEWO GILA KAMUHHH AHHHAHAHAH AH" pekikku, bahkan alvin tidak sebrutal ini dalam sex. seeeerrrrrrrrr aku klimaks dan menjadi lemas. dia menarik kepala sower lalu menjilatinya, "sinting kamu wo," ucapku. dewo menarik tititnya dari duburku dan menancapkanya ke vaginaku, kali ini aku terkapar di lantai memiringkan badanku, sementara dewo tidur menghadapku dari belakang, dia memaju mundurkan tititnya kembali memompa vaginaku, tangan kanannya meraba perutku dan tangan kirinya yang kujadikan bantal meremasi dadaku, aku menoleh kebelakang dan mencium dewo. tak sadar swowerpun menyala, shower itu berada di antara kami, tercepit oleh tubuh kami di lantai, basah baju dewo, basah kaosku dan jilbabku, namun dewo terus menggenjot. " bunga aku buang didalam ya nanti," bisiknya menjilati ketiakku, "tapi aku bukan mukrimu" jawabku

dewo tersenyum "mulai sekarang aku adalah kekasihmu," ucapnya

"therus phacarmu ghimaanah" ucapku menahan nikmat titit dewo yang masih menggenjotku.

"persetan lah, aku baru tau kalau sex itu enak, dan kamu adalah wanita pertama yang merebut keperjakaanku,"

aku tersenyum, "jangan didalam ah, ntar aku hamil,"

dewo diam dan tetap menggenjot, dia menciumi tengkuku dan meremasi dadaku, aku hampir klimaks. "wo woh woooh akhu kheluaaaafrrrr" ucapku klimaks, "ok aarg arrgh aku juga didalam!" teriaknya.

"bhabi! jhangan didhalam njing" sentaku namun dia menciumku dan seeeeerrrrr kami klimaks bersamaan.

"tenang aku pasti tanggung jawab kok" ucapnya.

"janji ya,"aku tersenyum dan menciumnya.

hari itu aku telah memperjakai dewo, pacar sahabatku. bukan hanya itu saja namun dewo yang alim sudah menjadi babuku, dan liat besok! pembalasanku akan lebih kejam!!!!

entah mengapa aku lama kelamaan sudah enggak peduli sama alvin pacarku, aku cuma memanfaatkanya sebagai ojek dan penunjang statusku di kampus. bagaimanapun alvin itu anak pejabat, jadi dengan menyandang status pacarnya pamorku naik.

aku lebih sering menghabiskan waktuku di kampus dengan dewo, kekasih pacarku yang 'alim' dan jika dirumah aku selalu menghabiskan waktu bersama rei, si tukang bubur. sesekali aku lihat adiku bersama cowoknya yang manis, ingin rasanya mencicipi tititnya, namun kapan kapan aja ah, aku masih sibuk.

suatu siang seperti biasa aku pulang ngampus di antar alvin 'ojeku' aku ajak dia mampir di tempat rei yang selalu ramai, "rei pesan bubur 2 ya!" ujarku, "mangkok makan sini."

rei menatapku dan sambil meracik bubur dia berkata, "pacarnya ya neng?"

aku tersenyum dan mengangguk kepala, kulihat rei meludahi kedua mangkok bubur itu dikala tidak ada yang melihat, "dasar," gumamku mencubit perut rei. setelah kami menyantap bubur nampak alvin ditelepon disuruh pulang 'nyokapnya' dan aku hendak diantar pulang kerumah, "enggak usah vin, aku habis ini mau ke marina kok" ujarku menolak.

"nyokap nya umur 20an tuh" celetuk rei sambil meracik bubur, aku tertawa mendengar celetukan itu, "bisa aja mas" rei duduk disebelahku, "ntar sore ke royal yuk sama aku, temenin nonton bioskop" ajaknya.

aku kaget,"ngajakin kencan loe, emang ada duit?"

rei tersenyum, "ada hasil nabung, gua mau menghabiskan waktu nemenin cwe yang kusayang, bolehkan?"

hatiku bahagia, seorang rei yang untuk makan aja harus banting tulang berkorban demi ngajak aku malam minggu, sementara alvin, yang katanya cowoku malah sok sibuk sendiri. "yaudah ntar abis ashar ya! mandi yang bersih" ucapku.

akhirnya pada jam 4 aku menunggu diteras, nampak nadin dan Stephan pergi malam minggu naik CRV nya stephan, "kak aku pamit ijin bawa nadin malming ya" dengan sopan stephan mencium tanganku, "ok hati hati ya, jagain ya adiku, jangan diajakin aneh aneh" mereka pun berangkat, tak lama rei datang dengan motor supra lawasnya, dia mengenalan jaket hood strip hitam abu abu tanpa lengan dan celana jeans pendek beralaskan sepatu sandal. penampilanya nampak macho dengan otot lengan yang menonjol dan urat tangan yang kekar. "widih, udah mandi belum tuh?" sindirku.

"udah lah, yuk berangkat" ajaknya, aku mengenakan baju lengan panjang kotak kotak ala jokowow dan celana panjang jeans rugged dengan sepatu vans ku. selama perjalanan aku memeluk rei, dia hanya mengenakan jaket tanpa dalaman ternyata, aku elus elus perut sixpactnya. "sayang jangan dulu, kan mau nonton, ntar kalau bau peju enggak boleh masuk loh" ledeknya, aku mencubit perutnya. "sayang nontonya besok aja, aku pengen nih. main dirumahmu aja yuk" ajakku. aku enggak mau rei membuang uang hasil jeri payahnya demiku, namun aku melindungi perasaanya dan beralaskan sedang pingin membatalkan keinginanya untut nonton.

"ok deh kalau gitu, tapi rumahku jelek. rumahku beralas tanah dan dindingnya kayu lapok," jawab rei.

aku gemas dan membuka resleting rei dan mengeluarkan tititnya, aku kocok di atas motor, "sa...sayang! ntar kalau ada yg lihat gimana! duh extreme kamu say" nampak rei kawatir namun aku enggak peduli.

di lampu merah terlihat dua orang pasang muda mudi melihat aku yang sedang mengocok titit rei, mereka melihati terus dan aku dengar si cowok berbicara pada cweknya "say, gituin dong" pintanya, namun si cewe diam saja. aku menoleh "enggak papa, pacarnya kalau pingin kasih aja daripada ntar di ucutin cewek lain? nangis kamu!" lampu hijaupun menyala motorpun melaju kencang, kami tertawa terbahak bahak, dari spion terlihat si gadis marah memukul helm si cowok. sesampainya di rumah rei memang benar rumahnya sangat sederhana, dia menutup resletingnya, nampak seorang lelaki berumuran 25tahunan duduk merokok di depan rumah, "kak rio kenalin temenku mbak bunga" rei memperkenalkanku pada kakaknya, rio umur 25 rambut cepak tinggi 171cm. tubuhnya kekar cokelat mata tajam seperti rei hidung biasa dan bibirnya tebal. nampak mobil sedan parkir di depan rumah dan mengklakson, rio beranjak pergi, "bunga maaf ya aku pergi dulu, REI jaga rumah!" teriak kakaknya, nampak di dalam mobil seorang wanita paruh baya mencium pipi rio dan beranjak pergi.

"kakakmu kerja apa tuh?" tanyaku,
"enggak tau, dia kuliah tapi jarang masuk," jawab rei. nampak membuka botol aqua dan dituh di meja kayu, "minum dulu nih," dia sendiri nampak minum dari gelas biasa

"ya ampun, aku minum gelas biasa aja enggak usah aqua!" aku merebut gelas bekasnya dan meminum air digelas itu, ya air putih yang nampak direbus, rasanya beda dengan air galon. "ntar sakit loh kamu minum air ledeng!" nampak rei kawatir. "rei, aku engak menilai orang dari siapa dia, aku menilai seseorang dari sifatnya." rei duduk di atas kasur di lantai, di ruangan berlampu remang remang dan hanya bersekat kain memisahkan dengan dapur itu.

aku langsung duduk di atas pangkuan rei yang duduk menyender pada dinding kamarnya dan berselonjor kaki. aku memeluk lehernya dan mencium dia sangat mesra, tangan rei membuka kancing bajuku satu persatu dan seperti biasa, bhku menjadi korban kekuatan pria sejati, dia langsung menarik tali depan bhku hingga putus, "besok aku beli bh yng pengaitnya di depan aja!" batinku masih mencium dan bertukar air liur di mulut rei dengan sesekali tanganku meremasi ramputnya.

rei menyusu padaku, tangan kirinya membimbing susuku yang semakin besar karena sering dihisap rei, "arg rei, isep yang kencang sayang," ucapku, meremas pundak rei dengan tangan kananku dan tangan kiriku menyibak rambutku yang mulai berkeringat karena udara panas diruangan tanpa ventilasi itu.

srup srup srup suara mulut rei dengan brutal menjilati, menghisap dan meninggalkan cupang cupang di dadaku, brrrrt brrrrrrrtt hpku bunyi, "alvin nhelephone nhh ghimna?" ucapku, rei menghentikan kegiatanya dan membiarkanku mengangkat telepon, aku berdiri dan rei dengan erotis membuka celanaku dan menariknya kebawah, sempakku pun dia tarik kebawah selutut. "h...halho, alvin? da pa?"jawabku, rei menggosokan tanganya pada selangkanganku dari belakang, lalu mulai menjilat bokongku, "hpppp!" aku menepuk tangan rei yang meremas vaginaku, "gha papa vin, nhapah? tante shat?" tanyaku menahan nikmat, aku bertumpu pada tembok kayu dan menggigi bibir bawahku, meemjamkan mataku, merasakan jilatan rei pada lubang anusku dan kebrutalan tanganya yang meguleg - uleg vaginaku, "oh oooh ghtu, yha gha pha, mang mo nonton pha di royal?" tanyaku, alvin mengajak nonton malam jam 7.

rei nampak kesal dan cemburu, dia membalik tubuhku dengan kasar, lalu dia membuka celananya dan tanpa bertanya dia mengentotku dengan brutal, mengangkat kaki kiriku, "sshhit rei! brengshek aku msi telphon nih" bentaku sambil menutup telepon bagian bawah agar suaraku tak terdengar. "ahc nggak phapa kok, nhih ku laghi olah raga aerobik jadi ga konsen" jawabku ke alvin, rei menggigit payudaraku dengan kasar dan dia menggenjot vaginaku, tanganya menjambak rambutku dan mulutnya menjilati telinga leher dan pipiku, "ok vhin, jhemput jam sthengah 7 jhah, ok deeh sayang, i love you to" rei menarik teleponku dan memasukanya ke kantung jaketnya, dia lalu menggendongku dan membawaku ke toilet yang hanya terpisah dari dapur oleh kain itu, dia mendudukanku ke bak air yang terbuat dari tumpukan batu yang disemen. dia lelu menarik dan melepas baju kotak kotaku, " biar gak basah" ucapnya perhatian, menyentelkan bajuku dengan masih tititnya tertancap ke vaginaku.

aku duduk sementara rei berdiri, aku rangkul dia dan menciumnya sementara tangan kanan rei meremasi susuku dan tangan kirinya merangkulku, aku meremas jaketnya dan kakiku ku silangkan ke bokongnya, "arg atlrg arg" semakin bantar rei memompaku, "rhei kmuh chemburuh yah" tanyaku, sambil memegangi kepala belakangnya dan menciumi leher rei yang agak hitam karena bolot. rei hanya diam dan terus mengentot. rei mencabut titinya dan menariku duduk ke bawah, dia ejakulasi dan menyemprot semua maninya ke mukaku, "arg rei kok enggak di dalam sih!" seruku, "aku baca baca katanya air mani bisa buat facial biar nambah cantik" jawabnya, aku hendak berdiri namun rei menahanku, "air pipis juga baik untuk awet muda" cuuuurrrrr air pipis rei menyirami mukaku, badanku, semua basah oleh air kencing dan mani, "rei bangsat! bau semua ini kan!" bentaku.

rei kembali menariku dan mendudukanku ke bak, "wanitaku sejijik apapun kamu, tetap wanitaku," dia menciumku dan menjilati air kencingnya, "ushhh rei" tanganya brutal mengobok vaginaku, empat jari dia masukan, "rhei saakit" pekiku lalu menggigit leher rei dan mencakari punggungnya. "aargh atlrrrrrhehrgr" akupun klimaks, namun rei tidak menghentikan tindakanya, terus mengocok vaginaku, dia ambil sikat gigi dan memasukan ujungnya ke lubang bokongku, "rei reeeei aarg" dia menarik dan memasukan sikat itu, tititnya yang besar itu kembali dimasukan ke vaginaku dan akupun dientot kembali, aku meemeluknya dan dia mengangkatku ke dapur, dia duudukan aku ke tanah yang kotor, lalu dia ambil terong dan menarik titinya "sayang besar mana terong sama tititku" tanyanya. "tititmu! cepet masukin aku pengen" rengeku, sambil meremasi susuku dengan tangan kiri dan tangan kananku membuka resleting jaket rei, dan aku tarik langsung aku jilati dada dan perutnya, rei mendorongku hingga aku tiduran dan kembali mengentotku namun dengan terong, sementara titirnya dia masukan ke mulutku, "hmmmp!! hmmmmp" lama kami dalam adegan itu, hingga aku orgasme dan nampak rei dengan rakus meminum semua air cintaku, kini dia berbalik dan melakukan missionari,

dia menggenjotku dan menjilati ketiakku, tubuh hitamnya dan tubuh putihku penuh keringat, mani dan kencing. dia tak jijik, malah semakin bernafsu, akupun demikian. "sayang aku keluar" ucapnya sambil menggigit pentilku, "akhu jgah" aku mencakar pundaknya dan menyilangkan kakiku, berusaha memasukan tititnya lebih dalam, crot crot crot rahimku penuh maninya dan air cintaku, kami berciuman dengan mesra di atas tanah dapur tanpa alas, "sayang, jangan nonton ya, disini aja temanin aku" pintanya dengan nada lembut dan masih menimpaku, menciumi kuping leherku. aku bingung kali ini, namun rei telah memenangkan hatiku dengan usaha dan sexnya, "halau alvin, maaf aku enggak bisa nonton karena ibuku sakit, jadi aku harus kerumah ibu, maaf ya bye alvin" ucapku dalam telepon, "puas?" liriku mengelus pundak rei, "iya, sebagai bayaranya aku puasin kamu!" dia kembali menggenjotku.

kami bermain sampai jam 10 malam, lalu aku dimandikanya dengan air hangat disabuni dan akupun menyabuni tubuhnya,, disaat mandi kami bercumbu kembali dan akupun tidur dirumahnya, berbagi ranjang yang sempit kotor dan bau, namun aku bahagia karena disebelahku adalah rei, pria yang mencintaiku.

Agen Bola - Bandar Taruhan - Bandar Bola - Taruhan Bola - Judi Bola - Agen Sbobet - Agen Maxbet - Agen Cbo855 - Agen 368bet - Agen Sabung ayam
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger