Home » » Juwita Hati 11

Juwita Hati 11


Bandar Taruhan - "Tangkap, Sha!! Awas jangan sampai lewat!!" teriak Burhan Djatmiko, Papa Keysha dari atas pohon jambu.
"Beres, Pa!! Tapi satu-satu dong, jangan barengan yaa!!" balas Keysha dengan teriakan yang tak kalah lantang.
Sementara itu di teras rumah, Mama Keysha terlihat sedang membersihkan beberapa buah jambu yang telah diunduh.
Yuupz.. Keluarga bahagia itu ternyata sedang memanen buah jambu dari pohon yang berdiri tegak dihalaman depan rumah ber-cat cokelat mereka.

"Seandainya Brian ada disini pasti cepet neeh metik jambunya. Dengan rambutnya yang gimbal, pasti dia pinter manjat pohon ya, Sha? Berayun-ayun lompat kesana kemari dengan lincah. Hahahaa.." celoteh Burhan Djatmiko meledek Keysha.
"Yeee.. Emang monyet apa?! " sahut putri tercintanya dengan nada sewot.
"BRUUKKK!!.. GRASAAKK!!!"
Burhan Djatmiko pun landing dengan menghantamkan tubuhnya ke tanah dengan sukses.
"Papa!! Duuh gimana sih?? Ati-ati napa??" teriak perempuan setengah baya dengan nada khawatir melihat suaminya terjatuh dari pohon.

"Iyaa neeh, Papa. Makanya ati-ati.." timpal Keysha.
"Ga papa kan?" lanjutnya.
"Tenang, Sha, Maa. Papa kan biasa manjat pohon kelapa. Jadi kalo cuman pohon jambu mah ceteek.." jawab Burhan Djatmiko tampak meringis.
"Nih minum dulu es tehnya, Paa.." bilang Keysha sambil mengulurkan gelas ukuran gede berisi es teh.
"Makasih anak Papa yang cantiik.." ucap Burhan Djatmiko seraya mencubit gemas pipi putih putri semata wayangnya itu.
"Iiiih Papa geniit aahhh.." sahut Keysha manja.
"Hahahahahaaa!!!" suara tawa dari Mamanya terdengar menggema di suatu siang yang terik.
"Wah malam minggu neeh ternyata, kira-kira siapa yaa ntar yang wakuncar.." kata Lelaki yang pernah menjalin affair dengan dosen cantik itu dengan mimik wajah lucu.
"Iiiih, Papa godain Keysha terus kenapa siih??" pinggang Papanya langsung jadi sasaran cubitan gadis jelita itu.
"Iyaa, yaa Paa. Kira-kira siapa yaa? Apa jangan-jangan cucunya Mbah Surip??" seloroh Mama Keysha kalem.
"HAHAHAAA!!!"

Meledaklah tawa mereka bertiga yang disebabkan kata-kata Sang Mama.
"Eh gimana Sha dengan sidang skripsinya Brian? Katanya kemarin kan hari ini dia maju sidang??" tanya Burhan Djatmiko.
"Iyaa, Pa. Hari ini Mas Brian sidang, tapi dia belum ngasih kabar nih. Semoga aja lancar dan sukses.." harap Keysha dengan raut muka cemas akan hasil sidang ujian skripsi Bre.
"Amieen!!" jawab Papa dan Mama Keysha bersamaan.
"Kalo ada waktu suruh main kesini aja, Sha. Mau Papa ajak main catur.."
"Aaah Papa.. Masak disuruh main kesini Cuma diajak main catur siih?" sahut istri Burhan tampak membela putri kesayanganya itu.
"Iyaa neeh, Papa gimana siih? Padahal kalo main catur selalu kalah ya, Ma. Hihihiii.." ejek Keysha sambil meminta persetujuan Mamanya.
"Betuul sayang. Papa mah ga jago main catur. Kalo jago makan, baru percaya deeh." imbuh Sang Mama membela Keysha.
"Yaa sudah kalo gitu ntar kita tanding makan aja.." ujar Burhan Djatmiko meladeni istri dan putri cantiknya itu.
"Hahahaaa!!" Keysha dan Mamanya langsung tergelak-gelak dengan kompak.

CEEKLEEK!!.. CEKLEK!"
Suara pintu yang tengah dibuka.
"Welcome to my room sweet room, Bre.." ucap Dini sambil menghidupkan lampu ruangan tengah.
"Gimana menurut lu, Bre? Keren ga?" imbuh cewek cantik penyuka exib itu.
"Waah lux banget ruangannya, Din. Mana wangi lagi. Emang tinggal sendiri yaah?" tanya Bre yang tampak kagum dengan berbagai ornamen didalam ruang tengah kamar Dini.
"Iyaa, alone and lonely.." jawab kekasih Reno dengan menyunggingkan senyum misterius.
"Eeh, minum apa, Bre?"
"Ngg.. Apa yaa? Yang dingin aja deeh Din. Tapi ngerepotin ga?"
"Take it easy, pal. Bentar gue ambilin, lu nyantai-nyantai aja dulu.."
"Sebelum gue bantai. Hihihiii!!" lanjut Dini tapi Cuma didalam hati.

Brian tampak terpukau dengan apa yang ada di ruangan tengah dan segala arah penjuru kamar Dini. Serba mahal dan mewah. Sang DonJuan yang telah berhasil dalam ujian sidang skripsi tadi sekarang tampak sedang serius mengamati sebuah patung etnik dari bumi cenderawasih alias papua, dimana negara tercinta ini hanya dikasih bagian 1% nya saja dari hasil pertambangan emas freeport. Damn!!
"Sedang introspeksi diri yaah Bre? Hihiii.." bilang Dini terkekeh ketika tahu Bre sedang serius mengamati patung kayu etnik yang berupa orang-orang pedalaman.
"Aah.. Bisa aja lu, Din. Hehehee.." sahut Brian cengar-cengir ga jelas.
"Nih diminum. Eeh Bre, gue tinggal mandi bentar yaah. Gila, lengket nih badan gara-gara udara di resto tadi yang gerah. Lu silahkan baca tivi atau liat majalah. Eeh kebolak ya? yaa maaf, hihiii.. Ber-foto sama patung juga boleh kog.." ucap putri Oom Tio dan Tante Mila itu ngegodain Bre.
"Kocak juga lu orangnya, Din. Kaya gini juga manager areaaa??? Hahaa!! Eeh, tapi jangan lama-lama yaah mandinya. Gue ga enak nih.." pinta Bre.
"Iyee iyeee, bawel banget sih lu. Dah gue tinggal dulu.." ujar cewek cantik itu seraya bergegas untuk mandi menyegarkan tubuh didalam kamar mandi dalam yang berada di kamar pribadinya.

Setelah beberapa saat, tiba-tiba handphone Dini yang tergeletak di ruang tengah dimana Brian lagi duduk santai, berdering. Bre sedikit kaget mendengar teriakan nyaring dari handphone tersebut. Pintu kamar pribadi Dini terbuka lebar, dan segera keluarlah cewek cantik kekasih hati Reno itu dengan wajah yang begitu fresh sehabis mandi. Tubuh semampai yang terlihat menjulang itu sekarang hanya berbalutkan dengan sebuah bathrope minim warna merah menyala. Bre pun melihat sebuah pemandangan yang sangat luar biasa dari tempat duduknya. Cewek dengan tatto kupu-kupu di pinggang itu berjalan cepat dan tergesa menuju kearah meja kecil sekitar 2meter dari tempat duduk Bre, dimana handphone canggihnya yang sedang berdering itu berada.
"DHUUKKK!!"
"AAUUWWHHH!!"

Tiba-tiba aja kaki Dini terantuk meja karena dia tergesa-gesa untuk segera mengangkat handphone. Sebelum terantuk meja, kaki belalang yang mulus itu begitu lincah bergerak sehingga menyebabkan bagian bawah bathrope itu tersibak lebar. Kejadian diruang tengah kamar yang berada dilantai 7 sebuah kondominium itu sangat tak diduga oleh Bre, sehingga cowok yang baru saja mengikuti sidang skripsi itu dengan leluasa bisa melihat tubuh Dini, dan tatap matanya seakan menelanjangi. Bre memperhatikan Dini sedang bertelepon ria dengan seseorang yang ternyata adalah kekasihnya sendiri, Reno yang untuk sementara ini sedang bersembunyi di toilette. Bathrope pembungkus tubuh seksi Dini Amalia memang minim dan begitu terbuka hanya dengan tali di bagian pinggang samping yang dia ikatkan kendor.

Belahan dadanya membentuk huruf V tersingkap lebar menampakkan kulit dada yang begitu mulus. Masih tampak titik-titik air yang belum ter-handuki. Sedang untuk bagian bawahnya, bathrope itu hanya mampu menutup seperempat paha, sedikit dibawah kedua buah bulatan daging pantat Dini yang bohay. Batang kontie Bre yang berurat mulai terbangun dari tidurnya dan mulai mengacung. Tungkai kaki telanjang Dini yang jenjang ter-ekspose begitu nyata dan sangat menggoda hasrat cowok pengidola Sigmund Freud itu untuk segera merayapkan lidahnya yang basah. Perasaan Bre mulai kacau balau seiring dengan hatinya yang berdesir kencang karena disodori pemandangan yang sangat membangkitkan nafsu birahi.

Tubuh sintal yang begitu seksi milik cewek cantik berambut indah itu terlihat sangat merangsang batang kelelakiannya, walaupun masih dibungkus oleh bathrope. Sepasang toked putih 36B, lekuk pinggul dan pantat bohay nya tercetak dengan begitu indah. Jantung Bre berteriak tambah kencang ketika Dini dengan sengaja membungkukkan tubuh semampainya untuk menuliskan sesuatu di secarik kertas dan membelakanginya, sehingga bagian bawah bathrope pembungkus tubuh itu ikutan tertarik semakin keatas saja.
"Anjriitttt, Jaackkk...!!!"

Shitt!! ternyata, Dini belum mengenakan celana dalam pembungkus meki setelah mandi. Dan saat ini, belahan dan buah pantatnya yang kenceng, putih, dan mulus tanpa cela itu tersenyum manis kearah Bre. Naluri jalang Dini bisa merasakan tatap mata liar dan hembusan nafas mesum Brian. Maka, dengan gerakan perlahan yang disengaja, Dini pun membalikkan tubuh dan kemudian duduk di tepi sandaran tangan sofa menghadap ke arah sahabat Karebet itu. Apa yang telah dilakukan Dini tersebut bener-bener sukses membuat Bre menjadi berkeringat dingin dan belingsatan. Sama persis ketika Dini menggoda Paidi di ruang Pshycopala pada masa saat kuliah dulu.

Dengan mimik wajah yang nakal walaupun masih bertelephone ria, Dini pun menyilangkan tungkai kaki belalangnya yang ramping, sehingga dapat dipastikan kalo bathrope yang membungkus tubuh padat berisi itu semakin bertambah tersingkap naik keatas. Tangan kirinya terlihat sedang mengusap-usap kaki yang tadi terantuk meja. Bre menelan ludah beberapa kali sambil memelototi pemandangan yang begitu erotis berupa belahan dada yang sembulan tokednya terlihat menggelembung, dan paha telanjang padat berisi yang dibalut kulit putih mulus nan licin dengan bulu-bulu lembut yang bertebaran disekitarnya.
"Bre, kemari sebentar deeh.." ucap Dini tiba-tiba.

Brian terkaget mendengar suara Dini, karena dirinya tengah memanjakan mata merayap di paha mulus punya kekasih Reno itu. Sedangkan Dini hanya tersenyum manis melihat Bre yang sedang terkesiap dengan keindahan batang pahanya. Setelah sadar, Bre segera berjalan mendekat kearah bidadari jelita yang sekarang sedang mengusik nafsu birahinya. Dini masih dengan posisi yang sama menatap Bre dengan aura bitchy. Hmm.. Perpaduan dan keselarasan antara betis bak bunting padi yang menopang sepasang batang pahanya yang begitu mulus dan putih itu semakin terlihat jelas.
"Duduk sini, Bre. Sinii.." pinta Dini sambil menarik kursi kecil dan menaruhnya tepat didepannya.
Bagai kerbau bego yang dicocok hidungnya, Bre pun dengan patuh memenuhi permintaan Manager Area yang sekarang sedang mempermainkan emosi jiwa dan darah mudanya itu. Bre langsung mendaratkan pantat diatas kursi kecil dihadapan Dini. Posisinya sekarang seperti para abdi yang sedang menghadap Sang Ratu untuk melaporkan hasil pekerjaannya merawat Keraton, kaya di film-film silat. Wajah ganteng itu frontal menghadap langsung kearah pangkal paha dan sekitar puser Dini.

"Brian, tolong liat kaki gue yang barusan kena meja dong. Kok kerasa sakit yaa sekarang?" ucap dan tanya Dini dengan suara datar, seolah-olah apa yang dilakukannya itu adalah sebuah hal yang wajar. Setelah berucap, Dini Amalia pun segera mengangkat sedikit tungkai kakinya yang sebelah kanan dari posisi bersilang dan segera menempatkan kaki indah tersebut di sela-sela diantara kedua paha Bre. Brian terlihat menahan nafasnya yang mulai memburu ketika kaki kanan Dini sudah mendarat didepan batang kontienya yang semakin mengacung. Jemari kakinya lentik, indah, dan bersih. Kukunya pun dipoles dengan kutek merah muda. Hmm.. Begitu serasi dengan kulit kakinya yang putih terang. Ingin rasanya Bre mengulum juga mengelomoh jemari lentik itu satu per satu.

"Auuwhh!!" pekik Dini ketika Bre memegang, mengusap, dan sedikit menekan bagian kaki yang tampak memar itu.
"Nggg.. Rada memar nih, Diin.." kata Bre sambil memperhatikan kaki telanjang Dini, cewek cantik dengan rambut yang di highlite ungu.
"Ohh Shitt!! Mulus bangeet, Pak Dhee.." gumam Bre dalam hati setelah mengusap dan merasakan kelembutan kulit kaki Dini.
"Bisa mijit ga kamu, Bre? Takutnya besok bertambah sakit neeh." pancing Dini yang sedang berjuang melawan hawa nafsunya sendiri yang mulai timbul karena dilihatnya Reno, Sang kekasih sudah melongokkan kepalanya dari sudut tembok yang memisahkan antara ruang tengah dengan ruangan bagian belakang.
Raut wajah Reno pun sudah terlihat tegang dengan permainan yang akan segera diperankan oleh Dini. Dini mengedipkan matanya dengan nakal kearah Reno sebagai tanda bahwa The Party is Started.

Tanpa menjawab pertanyaan Dini, Brian pun segera cepat tanggap darurat. Diraihnya kaki yang dipergelangannya melingkar gelang kaki emas putih itu. Bre hanya manyun sambil memegang betis Dini tanpa melakukan gerakan memijat sama sekali. Dini tersenyum nakal ketika mangsanya sudah terperangkap oleh daging mentah bergetah yang tampak terjepit ditengah-tengah pangkal pahanya. Mulut cowok ganteng bersuara serak itu sedikit melongo menatap nanar alat kawin Dini yang sudah terlihat melambai-lambai kearahnya.
"Kenapa bengong, Bre?? Hmm..? ada sesuatu yang lebih menarik yaah? Hihiii.." tanya Dini dengan nada mulai menggoda untuk mengundang. Bre yang biasanya tampak cool itu langsung terperanjat kaget ketika betis yang sedang dipegangnya bergerak kedepan, dan telapak kaki Dini langsung terasa mengusap lonjoran kontie nya yang masih tersarungi celana dalam dan celana panjang kain warna hitam.

Bre memandang kearah bawah, dimana telapak kaki kekasih Reno yang kuku jarinya berkutek merah muda itu mulai bergerak memutari kemaluannya yang sudah mengeras bagai kayu pentungan satpam.
Walaupun masih terbungkus celana dalam dan celana panjang kain, semuanya tak menyurutkan semangat Dini untuk terus mengusap dan menekan lembut kontie Bre dengan gerakan keatas dan kebawah.
"Kerasa enak yaah, 'ini' nya diginiin? Hmm?" tanya Dini dengan memainkan mimik wajah binal sementara telapak kaki kanannya masih terus saja menggoyang batang kontie Bre.
Brian, cowok idealis itu melihat wajah cantik Dini yang juga sudah tampak merah menahan gairah yang ia bangun sendiri. Bre mengerang menahan rasa nikmat yang bersumber dari selangkangannya yang terkena sihir telapak kaki kanan Dini. Tanpa menjawab pertanyaan Dini yang sekarang sudah menjelma seperti Bidadari Badung itu, Bre langsung mencumbu kaki panjangnya. Dijulurkan lidahnya dan ditempelkan di telapak kaki Sang Manager Area itu.

Jempol kaki Dini mulai dimasukkan kedalam mulutnya. Dihisap lembut, dan pelan-pelan mulai dimasukkan kedalam mulutnya.
"Sruuphhh!!"
"Uughh, Bree.."
Dengan telaten, Bre mengulum dan menghisap satu per satu jemari kaki Dini seperti gerakan mengoral. Keluar masuk beberapa kali dan sesekali lidahnya dijepitkan diantara jari kaki yang bersih terawat dan berkulit putih. Kemudian, dengan gerakan perlahan digerakkannya lidah itu untuk menguas keatas sampai lutut sambil wajahnya terus memandang kearah wajah cantik Bidadari Badung yang tampak mengerenyit keenakan dengan menggigit-gigit kecil bibir tipisnya sendiri. Jejak basah langsung terlihat disekujur betis. Tanpa merasa ragu dan takut, lidah Bre pun nekat semakin keatas untuk memoles batang paha dan berusaha mencapai pangkal selangkangan Dini. Mengecup dan melumat kehalusan kulit paha cewek binal yang sekarang terasa begitu hangat.

"Uuugghhh!!.. Ngggghhhh!!" lenguh kekasih Reno seraya mengelojotkan tubuh seksinya dihadapan Bre dengan gerakan yang begitu sensual.
Lenguhan tanda keenakan atas ulah perbuatan Bre, semakin menjadikan sosok dengan perawakan tubuh yang atletis itu semakin liar dalam menggarap tungkai kaki belalang Dini. Sesekali lidah Bre menyelip di daerah pangkal paha bagian dalam dan berusaha untuk menyentuh dan menyentil sedikit lipatan meki chubby tak berbulu jembie kebanggaan cewek mantan model itu. Dini Amalia menghentikan aksi cumbuan Bre diarea pangkal pahanya. Dengan kedua tangannya, kepala Bre yang berambut dreadlock itu ditariknya keatas dan langsung melumat bibir Bre dengan begitu hot dan liar. Seakan menemukan sebuah oase di padang pasir, dengan lihai bibir tipis Dini langsung menyedot-nyedot bibir Bre dan memainkannya. Memagut dengan memiringkan kepala kekanan dan kekiri, juga mengalungkan kedua tangannya kearah leher belakang Bre. Mesraa...

Pasangan beda status itu terus berperang bibir. French kiss dan deep kiss saling bergantian terlihat. Sesekali lidah cowok ganteng itu menyapu bibir dengan telak dan menyusup kedalam mulut Dini untuk meng-invansi rongga dalam mulutnya. Hmm.. So Damn Hot Everybody, yeaaahh!!!

Cewek cantik ber-tatto kupu-kupu itu pun tak tinggal diam. Dan segera melakukan reaksi dengan membalas perilaku Bre dengan mengatupkan bibir tipisnya untuk menjepit batang lidah Bre yang tengah menjajah kenikmatan didalam rongga mulutnya yang hangat. Kemudian, digerakkannya bibir tipis itu maju mundur seakan sedang mengoral lidah Bre. WaaoO..!! Begitu expert Dini melakukan itu semua. Di sela-sela Dini melakukan oral terhadap lidahnya, tangannya pun dengan lincah bergegas melepaskan kancing celana panjang kain yang dipakai Bre. Ritsletingnya pun segera diturunkan sehingga kepala kontie Bre langsung terlihat dengan leher kontie dalam keadaan tercekik oleh karet celana dalam. Leher kontie itu ditekan lembut dengan jempol tangannya, sedangkan jemari telunjuknya yang lentik tak lupa untuk mengusap-usap lubang kemaluan yang telah basah oleh cairan pre cum dan meratakannya.

"Ouughhh!!.. Sshhh!!" desah penuh nikmat Bre terdengar seiring kepala kontienya yang kena rangsang.
Sahabat Karebet itu mulai mencari tali simpul bathrope yang membelit dipinggang ramping Dini. Ketika tangannya berhasil memegang tali itu, Bre memandang wajah cantik Dini seakan meminta persetujuan untuk melepasnya. Dan Dini pun menganggukkan kepala diikuti senyuman mesum tampak pasrah.
"SHREEETT!!"
Dengan sekali tarik, maka terlepaslah tali bathrope di pinggang Dini. Bre menatap body aduhai Dini dengan nanar ketika tangannya langsung menyingkap bathrope itu kekanan kiri, maka terlihatlah keindahan sepasang payudara besar berukuran 36B yang berbentuk indah, masih tampak begitu kencang dan kenyal. Tidak kendor sedikitpun terkena gaya gravitasi bumi. Dua buah puting mungil yang imut dengan warna pinky itu tampak sudah mengeras sehingga menjadikan buah dada Dini semakin merangsang nafsu syahwat. Perutnya ramping dan rata tanpa timbunan lemak sama sekali.

Ketika Bre hendak memangsa susu impian para pria-pria nakal itu, Dini menahan dada bidang Bre kemudian bangkit berdiri dan berjalan kearah kamar pribadinya sambil melepaskan bathrope yang melilit tubuhnya, yang talinya sudah dilepas oleh Bre. Bathrope warna merah menyala itu pun langsung merosot turun kebawah dan terlihat teronggok diatas lantai keramik dengan wajah cemberut. Brian langsung mengikuti Bidadari badung itu dari belakang sembari memperhatikan betapa pantat bohay yang nungging itu terlihat bergoyang mental-mentul seiring langkah kakinya.Dini duduk dipinggiran ranjang kamarnya dengan bertumpu pada kedua tangan yang dia luruskan kebelakang. Sedangkan Bre yang sudah berada tepat didepannya itu langsung mendaratkan mulut tepat kearah puting susu pinky Dini yang sudah mengacung tak sabar untuk cepat-cepat minta di kulum.

Cowok yang pernah berpacaran dengan Karen itu dengan segera langsung mencumbu buah dada sekel yang besar dengan segenap nafsu.  Menjilati, menciumi, mengulum, mengelomoh, dan menyentil puting payudara Dini adalah kesibukannya saat ini yang begitu disukainya karena memang sangat mengasyikkan. Hmm.. Kesibukan yang pasti juga banyak disukai para lelaki.
"Ouughh Bree!!.. Mmphhfff!!.. Nikk.Maatshhh!!!" desis dan lenguh erotis keluar dari mulut kekasih Reno.

Reno yang melihat kejadian dari balik pintu kamar, tampak sedang mengelus-elus batang kontienya yang sudah mengeras minta jatah demi melihat kekasih hatinya yang cantik dan begitu menggairahkan itu sedang digagahi oleh cowok lain. Tangan satunya terlihat menenteng bathrope yang baru saja terlepas dari tubuh semampai Dini. Setelah puas menggarap dan melahap sepasang daging segar buah toked putih Dini beserta putingnya, Bre membenamkan wajah diantara kedua bongkahan susu ber-size gede itu untuk menikmati kehangatan dan aroma wangi yang terpancar.Ditangkupkannya erat kedua buah dada itu untuk menjepit wajahnya. Setelah terjepit erat, Bre pun menggerakkan kepalanya naik turun, sekalian menjilati cekungan lembah yang berada diantara payudara Dini.

"Mmphhh!!" desah suara Bre teredam oleh dinding-dinding toked berkulit putih.
Kemudian, setelah merasa kehabisan nafas, Bre pun mengarahkan pengembaraannya menuju ketiak licin Dini yang tidak ditumbuhi bulu sama sekali. Dini langsung merebahkan tubuh seksinya yang mulai dihiasi peluh itu keatas ranjang, begitu Bre mengangkat kedua tangannya keatas kepala.
Ketiak putih itu sudah tersaji dihadapan Bre. Muyuus, dengan aroma wangi sabun yang bercampur dengan parfum mahal yang disemprotkan ke beberapa bagian tubuh seksinya. Uuughh!! Aroma itu sangat memabukkan dan membangkitkan gairah liar Brian. Melalui ujung lidahnya, Bre pun segera mengulik perlahan lipatan ketiak Dini. Tak berapa lama, lidahnya menguas keseluruhan ketiak itu dengan telak berulang kali dan meninggalkan jejak basah.
"LHEEEPHH!!"
"Geliii..!! Uughhh Bree.eehhh! udahhh.. Aaghhh!!" rengek Dini dengan menggial-gialkan tubuh bugilnya seperti cacing kepanasan. Dengan melatakan lidahnya pelan-pelan laksana ular cobra sedang mencari mangsa, Bre beralih menuju kearah perut.
Hmm.. Perut rata yang tidak ada lipatan lemak sedikitpun disana. Seraya menjilat dan mengecupi perut cewek bertinggi badan 172cm itu, Bre pun memiringkan pinggang ramping Dini yang berhias tatto kupu-kupu dan segera mencupang di setiap sudut selangkangan bagian atas.

"Sshhh!!.. Bree.. Kok Na.. Nakkal bahhngetshhh sihhh!! Oughhh..!!" Dini semakin keenakan. Dan semakin keenakan pula Reno, kekasih cewek cantik ini yang tengah mengocok sendiri lonjoran kontienya dengan cepat.
"Buka celana dan baju kamu, Bree.. Ummphhff!!" pinta Dini dengan mengerang lirih. Dengan yakin, Bre pun memelorotkan celana panjang kain warna hitam sekalian dengan celana dalam yang dipakainya. Dengan cepat jarinya juga langsung melepasi kancing demi kancing baju yang masih melekat ditubuh tegapnya. Sekarang, Brian pun terlihat sudah bugil total tanpa selembar benangpun yang menempel di tubuhnya.

"WaoW!! Lumayan besar juga punya lu, Bre.." kata Dini ketika tahu bahwasanya tonggak kejantanan Bre sudah bener-bener tegang mencuat keatas menodong dirinya. Otot-ototnya tampak menyelimuti batang kekar berhelm bulat itu. Dengan gerakan yang begitu sensual, Cewek jelita bergelar S.psi itu segera mengatur posisi tubuh dengan menungging dengan wajah tepat didepan kontie Bre yang sudah menodongnya seakan minta jatah preman. Face to Dick..
Dikecupnya kepala kontie Bre yang telah basah mengeluarkan cairan kawin itu dengan bibirnya berulang. Setelahnya, tangan kanan Dini menggapai dan menarik batang kontie itu biar lebih mendekat kearah mulut mungil berbibir tipis miliknya. Seperti seorang tahanan, Bre Cuma bisa pasrah dan menurut, ketika dirinya akan segera mendapatkan hukuman nikmat yang akan dilakukan oleh seperangkat mulut mungil, bibir tipis beserta lidah dari seorang cewek cantik bernama Dini.

"Ouughhh!!!"
Sekarang giliran Bre yang merasakan nikmat dari aksi permainan Dini, Si Bidadari Badung. Bidadari badung itu menoleh sebentar kearah pintu kamar dengan mengerlingkan mata kirinya untuk meng-genit-i Reno, bahwa sebentar lagi dia akan memasukkan kontie lain selain miliknya kedalam kehangatan mulutnya. Reno yang juga sedang dilanda nafsu pun hanya bisa terbengong melihat tingkah ceweknya yang begitu bitchy. Dini segera memulai naughty game itu dengan mencium mesra helm kontie Bre. Pertamanya, Bre merasakan hanya dibagian kepala kontienya saja yang terkena hisapan lembut, jilatan menggoda, dan gigitan-gigitan manja dari gigi putih bersih milik Manager Area yang akan memberikan dia hadiah sebuah Galaxy Tablet. Seiring berjalannya waktu, kekasih tersayang Reno itu mulai mengulum dan menelan lonjoran kontie Brian dengan gerakan perlahan-lahan. Tatap mata redupnya mengarah kewajah Bre.

Di benamkannya kemaluan gemuk itu kedalam mulutnya. ¾ batang berotot itu sudah menyumpal mulut mungil Dini. Mata sayu nya masih memandang keatas menikmati ekspresi dari wajah Bre yang terlihat merem melek menikmati sensasi permainan oral dari Dini yang memang sangat memabukkan. Lidahnya yang merah dan basah juga ikutan menggelitik dan membelit kontie Bre. Kepala Dini menggeleng-geleng kekanan dan kiri sambil menganguk-angguk mengeluar masukkan kontie perkasa Sang DonJuan dengan gerakan spiral. Rasa nikmat yang menghantam itu menyusup begitu dalam ke setiap detak jantung dan kedalam setiap aliran darah cowok berambut dreadlock penyuka musik rock itu. Otaknya seakan mengalami kram karena semua darahnya mengalir menuju ke batang kemaluan.

"Uuughh!.. Sshhh!!.. Ngg!!"
Brian mendesah lirih dengan sedikit memegang kepala Dini yang masih saja terus menerus menumbukkan mulutnya memompa batang kemaluan Bre yang semakin basah oleh air liur Dini. Bre mencoba untuk menahan berbagai gejolak yang berkecamuk di dalam tubuh atletisnya biar aliran laharnya tidak buru-buru keluar. Dia ingin menikmati kehangatan tubuh seksi Bidadari Badung ini lebih lama lagi. Dini, cewek penyuka exib itu beralih untuk menjilat dan mengelomoh kedua buah zakar Bre dengan gerakan cepat sedikit liar sehingga Bre pun merasakan perutnya rada mules, dan telur naganya ngilu. Akan tetapi kenikmatan yang tercipta telah mengalahkan rasa ngilu dan mules. Paham apa yang harus dia lakukan, Bre pun membalas serangan dari Dini dengan mengusap-usap punggung mulus berkulit putih yang sekarang terlihat mengkilat terkena peluh yang keluar dari pori-pori kulit tubuhnya. Dielusnya punggung itu dari arah tengkuk kebawah berulang kali hingga akhirnya jari tangan Bre menyelip di celah diantara buah pantat bohay Dini yang nungging.

"Ummmpphhhh!!!!"
Dini melenguh disela-sela mulut yang masih tersumbat oleh kontie Bre. Buah pantatnya yang sedang nungging tersebut bergoyang kekanan kiri dengan gerakan erotis, karena jari tangan mantan pacar Karen itu sekarang tampak bergerak-gerak mengelus dan mengorek-korek lubang pantat Dini. Sementara itu, telapak tangan yang satunya mulai meremas daging pantat sekel yang masih bergoyang mesum. Kadang diseling dengan meneploknya sehingga membuat pantat berkulit putih itu merona berbilur merah akibat tampolan telapak tangan Bre yang kurang ajar.
"Aah!!.. Ahhh!!.. Aahh!!!" suara rengekan keluar dari mulut manis Dini.
Setelah puas mengorek lubang pantat Bidadari Badung yang masih perawan itu, jari tangan Bre mulai menyusup semakin dalam kearah belahan bibir meki chubby tanpa jembie kebanggaan Dini. Terasa basah meki peret tersebut ketika Bre dengan asyiknya membelai-belai celah liang kenikmatan itu.

"Oughh!! Yesshhh!!.. Mmpphh!!" desah cewek cantik kembali terdengar ketika clitorisnya tersentuh jari nakal Bre.
Pantatnya yang nungging itu semakin ditunggingkan keatas. Hisapan dan gerakan memompa pada kemaluan Bre pun semakin liar dan buas dalam meng-counter serangan jari Bre yang begitu lincah mengobel meki dan mengurut clitorisnya yang semakin menegang.
"Dinn!! Shhh!!.. Nggg! ennaakkK, Ugghhh!!" Bre mengerang penuh nikmat karena Dini sangat expert dalam mempermainkan batang kontienya.

Di pintu kamar, Reno melototkan matanya demi melihat adegan yang sangat hot dan tidak senonoh telah tersaji dilakukan kekasihnya dengan orang lain. Kelima jari tangannya tampak memuntir-muntir kepala kontie nya sendiri yang memerah. Reno pun ikutan berdesis nikmat. Kocokan mulut mungil Dini terhadap kontie Bre masih terus berlanjut. Kadang kala, kepalanya naik turun mengangguk-angguk, sesekali kepalanya juga ikut berputar menggoyang mesra tonggak kelelakian Bre. Setiap perubahan gerak dan liukan dari kepala cewek cantik itu terasa sangat nikmat. Kontienya berasa tergiling kuat-kuat. Brian, cowok yang mempunyai tanda tangan sakti di warung Bik Sumi itu terlihat mulai kehilangan arah kendali. Tubuhnya sedikit limbung. There is something move on his big dick. Dini yang sudah berpengalaman tentu tahu apa yang akan terjadi kalo mulutnya yang berbibir tipis itu terus menerus membantai batang kontie milik mahasiswa yang tadi pagi maju sidang skripsi itu. Maka dari itu, tangan kanannya menyentuh perut sixpack Bre dan mendorongnya menjauh. Kekasih pujaan Reno itu menghentikan semua tindakannya dalam menghukum kontie Bre dengan lumatan mautnya.

"PLOOOPHHH!!!" Suara terlepasnya batang kontie dari mulut sensual itu terdengar sangat jelas.
"Ready for main course, sayang? Hmm..? tanya Dini dengan tatap mata maut sembari kedua telapak tangannya menjepit batang kontie dan mengocok-kocoknya ringan benda tumpul yang sudah sedemikian keras itu.
"Uuughh!! Shhh!!" desis Reno sambil mendongakkan kepalanya keatas kearah langit-langit kamar Dini.
Seraya melepaskan genggaman pada batang kemaluan Bre, cewek cantik pengoleksi barang-barang bermerk itu segera merubah posisinya lagi. Kalo tadi dia menungging menghadap Bre, sekarang dia menungging dengan membelakangi Bre. Sehingga, meki terawat yang licin mulus tanpa bulu jembie sudah tersaji tepat dihadapan Brian. Tampak sempit, legit dan peret. Meki kekasih Reno itu pun juga sudah terlihat bergetah basah mengkilat oleh cairan rangsang. Hmm.. Begitu lezat untuk segera disantap.

Cowok yang dulu sempat bermusuhan dengan dosen cantik, Carissa Adell Gayatri itu kini bisa melihat dengan leluasa lubang kenikmatan Dini yang berwarna merah muda segar dan telah merekah. Dipandanginya sejenak kemaluan Sang Manager Area itu dengan lekat-lekat sehingga dia lupa bernafas sesaat karena telah tersihir oleh keindahan celah yang pastinya akan menghadirkan berjuta kenikmatan. Reno yang masih betah mengintip kekasihnya yang cantik itu disenggamai cowok lain juga tampak masih betah memainkan batang kontie nya sendiri karena pemandangan didalam kamar diatas kasur empuk itu semakin hot.
"Hmm.. Buah memang tak jatuh dari pohonnya.." gumam Reno dalam hati.

Reno melihat kalo jemari tangan kanan Dini mempermainkan kemaluannya sendiri yang tampak semakin memerah dan mengedut karena gairah. Di gosok-gosoknya meki legit itu keatas bawah dan kekanan kiri. Persis yang dilakukan Tante Mila terhadap dirinya ketika berada dipinggir kolam renang. Dengan jemari telunjuk dan jari tengahnya, Dini membuka bibir dari meki itu kekanan dan kekiri sehingga apa yang ada didalam rongga meki itu terlihat jelas dimata Bre. Meraah segar, basah, bergerinjal, dan terlihat mengedut berkali-kali menggoda Bre. Dini yang berwajah jelita dan mempunyai rambut indah terurai itu menengokkan kepalanya kebelakang dengan pandangan mata yang sayu dan raut muka yang nakal. Dilihatnya Bre sedang bengong dengan mulut ternganga mengagumi keindahan mekinya dengan tatap mata yang begitu terpesona. Dini Amalia tersenyum. Dengan masih membuka celah lipatan meki legitnya, dia berkata kepada Bre..

"Kenapa bengong?? Mau ini gaa? Enak loh. Hmm? Cobain aja kalo ga percaya. Hihihiii.." goda nakal Bidadari Badung dengan kekehan iblisnya. Pantat putih yang bohay itu dia goyang-goyangkan dengan erotis untuk semakin menunjukkan keindahan lubang surganya.
Terlihat bahwa Bre sudah gila dan ngga tahan lagi dengan semua godaan yang terpampang dikedua bola matanya. Dengan keyakinan penuh, dia dekatkan lonjoran batang kontie miliknya yang sudah mengacung sedemikian keras itu kearah lipatan bibir meki Dini.
"Ouuhhh Bree!!.. Mmphh!!" lenguh Dini ketika kepala helm dari kejantanan Bre sudah menempel di clitorisnya. Digesek-gesekkannya benda keras yang berada diselangkangan Bre itu kesemua area meki Dini.
"Now, Beib!! Dorong kontie kamu sayang.." rengek Dini dengan suara parau yang sudah tidak bisa lagi menahan nafsu birahi.

Tangan berkulit putih itu menggapai batang kontie Bre yang masih saja menggesek-gesek kemaluannya. Digenggamnya, dibimbingnya kejalan yang benar, dan sejurus kemudian di parkirkannya tepat di lubang meki.
"Sleephh!".. Sleephhh!!"
Batang kokoh berurat Brian secara perlahan mulai membongkar pertahanan rapat ala catenaccio dan terbenam didalam rongga meki peret Dini yang bergerinjal dengan warna merah segar. Bre mendorongnya dengan perlahaaan sehingga kenikmatan dari bergeseknya dua alat kelamin itu bener-bener terasa sangat nikmat. Dimulai dari bagian kepala kontie, kemudian bagian leher, dan bagian batang dengan otot yang menonjol, hingga pada akhirnya, semua lonjoran kontie itu amblas ditelan dan tercelup sempurna oleh meki peret kekasih Reno sampai ke pangkal kemaluan Bre.

Reno yang menonton proses penetrasi itu menahan nafas dalam-dalam. Setelah batang kontie cowok berambut dreadlock itu terperangkap dalam kegelapan meki kekasihnya, dia beranjak ke dapur untuk mengambil air es sebelum kembali ke kamar untuk mengintip proses persetubuhan kekasihnya. Bre memompa kontienya dengan santai perlahan tidak terburu-buru, sehingga kontienya pun terbenam dengan perlahan pula.
"Sshh!! Aaghhh!!!" desah Bre dan Dini kompak meresapi rasa nikmat yang tiada banding tiada tanding seiring dengan gerakan memompa dari batang kontie Brian.
Bre mendiamkan kemaluannya sebentar didalam meki peret Dini untuk merasakan lembab dan hangatnya alat kawin cewek cantik yang telah berhasil disetubuhinya itu. Jepitan kuat dari gigitan otot-otot meki yang tengah disumpal kontie sangat membuat angannya melayang tinggi menembus langit ketujuh.

Meski kontie Bre tidak bergerak sama sekali dan hanya diam, namun Bre dapat merasakan bahwasanya meki cewek cantik seorang manager area provider telekomunikasi itu tidak cuman sempit dan peret, tetapi mampu melakukan hisapan kuat dan pijitan erat pada setiap lonjoran batang kontie miliknya. Dengan nakal, Bre mengedut-kedutkan batangnya yang tengah terjebak didalam rongga nikmat yang hangat punya Dini.
"Auww! Auww!! Ii.iih nakal bangetshhh! Cepetan pompa, sayang.. Uughh!!" pinta Dini dengan rengekan manja.
Brian mulai menarik dengan perlahan alat kawin andalannya itu sampai sebatas leher kontie kemudian ditekannya perlahan, tapi hanya sampai setengah batang. Kemudan ditariknya, ditekan setengah, tarik, tekan, tarik, tekan begitu terus secara berulang.

Cowok anak band itu melakukan dengan cara tehnik kamasutra dalam menghadapi kebinalan kekasih Reno, yaitu, menarik keluar sampai sebatas leher dan kemudian masukkan lagi hanya setengah dari batang kontie sebanyak 10 kali, dan kemudian diselingi 1 kali keluar sebatas leher dan masuk sampai amblas tertelan semua batang kontie dan menahannya sejenak untuk memberikan kesempatan kepada Dini untuk melakukan gerakan berputar menggoyang.
*Bagi pembaca atau penulis cernas cewek, silahkan meminta pasangannya melakukan gerakan seperti itu dijamin maknyoss dan bikin nagih dah.. Hihihiii..
"Sleephh!!.. Slephh!!.. Jrebbhhh!!.. Jrebbhh!!!"
Suara mesum langsung terdengar indah mengalun didalam kamar di sebuah kondominium lantai 7. Benturan pangkal paha Bre dengan sepasang bongkahan pantat bohay Dini yang putih itu semakin keras.

Meki peret tanpa jembie yang sekarang sedang di kontie-in Bre itu memang sangat luar biasa. Tanpa perlu memompa dengan cepat, tanpa perlu menusuk dengan keras, meki kebanggaan Dini itu semakin ahli dalam memanjakan kontie siapa saja yang memasukinya. Untuk saat ini, kontie beruntung itu adalah kepunyaan Brian, cowok ganteng berambut dreadlock. Karena begitu sempit dan peret akibat perawatan yang rutin dilakukan, sehingga mengakibatkan lubang penuh nikmat itu mampu menekan dan menggesek semua permukaan kulit kontie Bre yang berotot menonjol dari ujung helm kontie sampai pangkalnya.

Bre sudah tak kuasa lagi mengatur ritme gerakan. Semakin lama gerakan Bre semakin cepat, dan hentakannya pun bertambah keras. Dari posisi Bre yang berada disebelah belakang Dini, maka ia bisa melihat jelas bahwa lonjoran kontienya bergerak keluar masuk dengan cepat membombardir lubang meki Dini. Tampak bibir meki yang chubby tanpa bulu jembie itu ikut tertarik keluar setiap kontienya ditarik keluar dan bibir meki itu pun terlihat terdesak masuk kedalam ketika lonjoran batang kontie dipompakan masuk. Bener-bener pereeet..
"Aaghh!!.. Uughh!! Yesshhh!!.. Mmphhh!! Terr..russhh!!" ucap Dini dengan mendesah juga mengerang. Begitu menghanyutkan..
Sepasang toked ranum Dini yang mengkel tampak terpental-pental menggemaskan seiring tubuhnya yang disetubuhi Bre dari belakang.
"Ummphhff!! Perr.reetshh!!" pekik Bre merasakan kontienya terhimpit dinding meki.
"Sshhhh!.. Enn..Nyaakk sayy.yangg!!.. Terruushhh!! Fasterrr!! Ouughh sshhh!" ceracau Dini yang begitu merasakan nikmat ketika kemaluan Bre membelah mekinya begitu dalam.
"Nggghhh..!"

Terdengar suara mengejan Bre ketika dia mengangkat tungkai kaki kanan Dini agar lubang meki yang menghimpit ketat batang kontienya sedikit lebih longgar dan supaya cewek cantik tersebut semakin menikmati persetubuhan dengan dirinya.
"Uuughh Bree.. Kam.Kamuu hebbatshhh!! Harderr.. Aakhh!! Harderrrr!!" ceracauan Dini semakin menjadi.
Karena himpitan dari meki peret Dini menjadi sedikit rada longgar, maka Bre pun dengan leluasa langsung tancap gas memacu laju kontienya dengan cepat, keras dan menghentak sesuai dengan permintaan kekasih Reno yang bergelar S.psi itu.
"PLOOKK!!.. PLOKKK!!.. PLOOKKKK!!!"
Batang kaki kanan yang dihiasi gelang emas putih itu diturunkan dan dirapatkannya dengan kaki kiri, sehingga jepitan dari meki legit itu kini menjadi erat kembali.

Dengan berpegangan pada pinggul Dini Amalia, Bre pun dengan semangat 17agustus tetap memompa kemaluan Si empunya mobil sedan Audi, yang sekarang terlihat semakin memerah dan bengkak terkena sodokan batang perkasa Bre. Laksana seorang matador, Dini pun terlihat sudah kepayahan menghadapi serangan kontie banteng muda yang terus-terusan menggali kenikmatan dengan beringas
Daaan...

"Diinnn.. Diniii Keluaa.aarrrrgghhh!!! Ouughhh!!!! Ssshhhh!! Aakkhhh!!"
Bre merasakan meki itu semakin licin dan denyutannya begitu terasa. Cowok ganteng itu memejamkan kedua matanya sembari meremas remas kuat pantat bohay Dini yang masih aja bergoyang disela-sela puncak orgasmenya. Di denyutkannya batang kontie yang tertancap sampai pangkalnya itu berkali-kali seakan melawan remasan meki peret Dini. Ouughhh!!! Dini semakin menggelinjang dan merasakan berjuta rasa nikmat yang melanda dirinya bertambah tinggi, ketika denyutan kontie Bre mengaduk-aduk rongga mekinya yang masih mengeluarkan cairan orgasme. Wajah cantiknya menyeringai buas mencoba untuk menahan badai surga dunia. Reno yang melihat langsung kekasihnya mendapat orgasme dari cowok lain pun langsung membelalakkan matanya. Diteguknya lagi air es itu untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba mengering garing.

Tubuh padat berisi yang mulus dan licin oleh peluh itu terlihat melemas. Dengan menjulurkan kakinya, Bre mengait kursi yang berada didekat meja rias dan menempatkan dibelakang tubuhnya. Kedua tangan kekarnya langsung melingkar di pinggang ramping Dini untuk memegangi ketika dia mendaratkan pantatnya diatas kursi. Sekarang, Dini pun dipangku Bre dengan posisi membelakangi.

Lonjoran batang kontienya masih perkasa mem-paku didalam meki dari tubuh telanjang mantan seorang model cantik itu. Terbenam seutuhnya dari kepala sampai pangkal kontie.
"Thanks Bre. Nikmat banget." bisik lirih Dini sambil menengokkan wajahnya kebelakang dan kemudian memagut bibir Bre.
Kedua tangannya yang berkulit putih pun melingkar dileher Bre yang memangku dirinya dari belakang. Pose yang sangat menggairahkan dan sangat sensual. Bre dengan sigap menyambut pagutan Dini dengan liar. Kedua telapak tangannya pun mengelus pinggang ramping ber-tatto kearah atas menuju gundukan sepasang toked mengkel yang masih mengacung kencang. Diusapnya pelan, diurutnya dari pangkal buah dada menuju ujung dimana puting imut merah muda itu tersenyum nakal menggoda Bre. Dengan gantle, diremasnya buah susu putih Dini dengan tak lupa memberi kenikmatan pada kedua putingnya dengan pilinan-pilinan mesra.

"Kamu belon dapet yaah? Ngg.. gimana Bre jepitan punya gue?? Hmm..?" tanya cewek cantik itu sambil memaju mundurkan pinggulnya perlahan merajam kontie Bre.
"Uugghh.. Ngg, nikmatt bang.ngetshh!! sempit dan begitu peret.." jawab jujur cowok yang memecah durennya Ibu Carissa itu diselingi lenguhan keenakan karena merasakan pinggul Dini bergerak maju-mundur melibas batang kontienya.
Bre pun mendenyutkan kontienya sebagai tanda permintaan untuk melanjutkan persenggamaan.
"Aoow!! Ii..iiihhh nakal yaaa!!" rengek Dini kaget seraya mencubit paha Bre.
Dengan gerakan yang lihai, Dini pun memutar posisi tubuhnya dari yang semula membelakangi, menjadi menghadap kearah Bre.

Ketika kekasih Reno itu melakukan gerakan memutar tubuh seksinya, tampak Bre meringis karena kontie yang masih menancap itu selaksa dipelintir kuat. Ouughhh!!! Hmm.. Tungkai kaki yang mulus itu sudah menjepit kedua paha milik Bre. Dini pun melingkarkan tangannya ke leher cowok pengidola Sigmund Freud itu dan langsung memulai permainan dengan melumat bibir Bre. Dengan cekatan, Bre langsung membalas serangan dari Dini. Mereka berdua terlibat dalam pertempuran penuh nikmat.
"Mmpphhfff!!.. Mmphhh!!" lenguh Bre teredam oleh ciuman maut Dini.
Lenguhan yang menandakan dimulainya goyang maju mundur dari pinggul bahenol Dini. Gerakannya sangat memabukkan. Begitu nikmat rasanya. Kadang cepat, sesekali melambat dan kembali bergerak cepat.
Dini juga mem-variasikan gerakannya dengan goyangan memutar. Mengulegkan meki peretnya yang berpinggul aduhai itu untuk melibas kekokohan batang kontie partner seksnya yang masih membelah rongga kemaluan tanpa bulu jembie itu.

"Aaahh!! Uughh!! Mmphhfff!!!" erangan dari mulut Brian kembali terdengar ketika Dini merangkul dan memeluk erat dirinya sambil terus menggoyang pinggul, mencoba memelintir kontie Bre biar berubah bentuk menjadi seperti cakwee.
Sepasang buah melon Dini yang putih dan mulus itu tergencet oleh dada bidang Bre, sehingga tampak tumpah kesamping. Saling bergesekan untuk memercikkan api birahi.
Sedangkan pipinya yang merona merah bersentuhan dengan pipi berjambang halus punya Bre. Dini menoleh kearah pintu kamar dan bertatap muka dengan kekasihnya, Reno. Dini pun mengerlingkan mata kirinya dengan nakal sambil mengeluarkan lidah lancipnya dan melakukan gerakan memutar, membasahi bibirnya sendiri dengan raut wajah yang begitu binal. Gerakan pinggul yang tadinya menggoyang, kini berubah menjadi menghentak keatas dan kebawah memompa batang kontie Brian. Dalam dan semakin begitu dalaam, karena cowok bersuara serak itu juga ikut menyentakkan pinggulnya keatas untuk menyambut hunjaman pinggul Dini kebawah.

Reno ngos-ngosan melihat kekasihnya begitu semangat untuk terus menggagahi kontie cowok lain. Kontienya demikian tegang dan memerah. Reno ngga mau coli karena dia menginginkan mulut mungil kekasihnya itu untuk menampung setiap lelehan sperma yang akan keluar dari kemaluannya.
"Aakhh!! Diin..!! Shhh!! Oughhh yeshhh!!!" jerit parau Bre merespon tingkah binal dari Dini putri tersayang dari Tante Mila.
Cewek dengan balutan tubuh yang sedemikian menggoda setiap lelaki itu tak henti-hentinya bergerak keatas dan kebawah. Di selingi dengan memutarkan pinggulnya juga dengan gerakan maju mundur. Maju mundur. Keatas kebawah, dan kekiri juga kekanan. Kedua tangan Sang DonJuan pun terus sibuk meremas dan memerah payudara besar ber-size36B yang menggantung indah di dada Dini. Jari-jari tangannya pun turut berperan serta untuk menyukseskan persetubuhan yang sedang berlangsung dengan memelintir dan menjepit puting susu berwarna pink segar.

"Ouughhh! Sshhh, Diinn!! Mmphh!!" desah Bre.
"Iiiyaa.aahh Bree.. Ummphhff!! nik.maattsshh!!" balas Dini dengan nafas tersengal-sengal.
Rasa hangat dan gelora nikmat yang tak terkira mulai menyelimuti batangan kontie Bre yang semakin lama mulai berdesiran dengan kuat di dalam keperetan meki seorang Dini. Empotan ayam dari meki gundul tanpa sehelai bulu punya cewek binal itu semakin lama semakin erat. Kontie Bre mulai megap-megap kehabisan nafas karena terjepit dan semakin terhimpit oleh gerinjalan yang ada didalam rongga kemaluan Dini. Basah, lembab, kesat, licin, dan hangat menjadi satu. Menciptakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa. Tubuh atletis Brian bersimpuh peluh, pun demikian dengan tubuh sintal Dini. Nafas keduanya pun mendengus dan menderu bersamaan. Gerakan tubuh telanjang Dini yang ter-paku oleh kontie berurat Bre semakin liar. Berkelojotan dan menggelinjang kesana kemari diiringi lenguhan suara yang begitu menghanyutkan.

Dini menghunjamkan pinggulnya kebawah dengan keras untuk menelan kontie itu seutuhnya, dan mendongakkan kepalanya keatas dengan kedua tangan masih melingkar dileher Bre. Tubuhnya gemetar diatas pangkuan cowok aktivis kampus itu dan meki peretnya pun menyedot, meremas, dan mengedut-kedut kuat, mengempot keseluruh batang kontie berotot punya Bre.
"Ouughh yeesshhhh!!! Aaakhhh!!!" lolongan jerit kebahagian dalam usaha pencapaian puncak kenikmatan terlontar keras dari mulut Bidadari Badung itu. Yuupz.. Dini Amalia, kekasih tercinta Reno itu mencapai pucak kenikmatan seksual untuk yang kedua kalinya. Cairan orgasme yang mengucur dari lipatan celah meki miliknya telah menghangati kemaluan Bre. Dini terkulai diatas pangkuan Bre dan tampak sangat kelelahan. Tapi Banteng matador itu tak memberikan waktu istirahat untuk Dini. Diangkatnya pinggul bahenol berpantat bohay itu sedikit keatas dan segera dikocokkannya dengan cepat lonjoran batang kontie itu untuk mereguk rasa nikmat.


"SLEEPHH!.. SLEEPPHHH!!.. JREEBHHH!.. JREBHHH!!.. SLEEPHHH!!.. SLEEPHH!!!"
"Aaakhh!!.. Uughh!!.. Aaghh!.. Uughhh Bree.eee!! Shhh!!"
Setelah beberapa saat kemudian..
"Diinn.. Uughh!!.. Gu.eee ma.mauu kel.keluarrghh!!!.. Auughh!!" rengek parau Bre seperti binatang yang akan disembelih.
Dini pun dengan sigap langsung mencabut kontie Bre dari dalam mekinya.
"PLOOPHHH!!!"
Dia duduk bersimpuh didepan Bre, kemudian meraih batang kontie yang masih tegang mengacung tampak basah, dan dengan cepat ditempatkannya ditengah-tengah buah dada putih 36Bnya yang bulat kenyal. Tits fuck . .
"Keluarkan sayang.. Ayo keluarkan.. Mmphh! Sshhh!!.. Yang banyakk!!" ujar Dini mendesah manja dengan mengocok batang berurat yang terjepit ketat diantara kedua buah payudara sekelnya itu.
"Oouuhhh Diin!!.. Uuughhh!!" Brian mulai menggerakkan tubuhnya dengan tidak beraturan.
"Iyaa.. Iyaaa.. Sini sayang, sini.. Keluarin di toked, yang banyak yaah.. Uummphhfff.." goda Dini sambil menatap wajah Brian yang merah padam menahan laju ledakan lahar gunung apinya.
"Diin.. Ummphhff.. KELLUAAARRGGHHHH!!!!.. AAAKHHH!!.. SSHHHH!!"
"CROOTHH!.. JROOTHHH!!.. CRROOTHH!.. JROOTHHH!!!.. CROOTHH!!.. CROOTHH!!"

Meledaklah sperma Bre diantara kedua buah melon putih Dini yang masih saja menjepit erat ketika lahar panas itu berhamburan keluar membasahi wilayah dada Dini yang berkulit putih. Kental dan hangat. Kedua buah dada cewek cantik itu mengurut-urut lonjoran batang kontie Bre untuk mengeluarkan sisa-sisa sperma yang ada di batangnya.
"Uughh.. Sshhh!" desah Bre merasa geli ketika batang kontie nya diurut dengan sepasang payudara berkulit lembut itu.
Setelah spermanya habis, Dini pun melakukan cleaning service dengan mengulum dan mengelomoh batang kontie berurat itu hingga bersih mengkilat.
"Gimana Bre? Suka ngga'? Hmm? Tanya Dini seraya merebahkan tubuh bugilnya keatas ranjang.
Sperma Bre tampak menggenang diantara kedua buah susu Dini dan membasahi bongkahan gunung kembar itu. Muncratannya pun sampai dada dan leher.
"Bangeet.. Gilaa!! Luar biasa sekali Diin." jawab Bre sambil menenangkan deru nafasnya.
"Hihihiii.. Jadi nagih gawat doong ntar.." sahut Dini tergelak.
"Bree, Galaxy Tabletnya tuuh diatas meja ambil aja. Gue langsung tidur dulu capek banget nundukin kontie kamu. Thanks yaah. Ntar pintunya lu tutup aja dari luar.." kata Dini langsung memejamkan kedua matanya.
"Okee Din. Thanks juga yaa. Hehehee.." balas Brian seraya mengenakan baju dan celana sebelum mengambil Galaxy Tablet diatas meja.

Brian pun melangkahkan kakinya keluar dari kondominium lantai 7 dengan perasaan riang. Hmm.. Tubuh seksi dan Galaxy Tablet merupakan kombinasi kado hadiah kelulusan yang sangat luar biasa untuk hari ini. Double Gift . .
"Sekarang saatnya menghitung kerikil merah dan kerikil hijau pemberian Keysha.." gumam Bre sambil menunggu angkot yang lewat.
Sepeninggal Bre, Reno pun memasuki kamar kekasihnya yang baru saja di gagahi oleh cowok lain. Reno menaiki ranjang dimana Dini tergolek masih tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Kontienya masih mengacung tegang meminta jatah yang tertunda. Dini membuka mata dan tersenyum manis ketika kontie cowok tercinta sudah berada tepat didepan wajah cantiknya, yang terlihat masih saja menggairahkan walaupun abis di eM eL-in oleh cowok lain.

"Ouughh!! Diin!! Lu ngonakin banget siih?? Mmphff!!.. Bener-benerr binnaaal!" Reno mengerang-erang menikmati sepongan kelas wahid yang diperagakan oleh Dini Amalia.
Diciuminya batang kemaluan kekasih hatinya itu. Lidah basahnya pun ikut menguas ke sekujur lonjoran kontie dengan telaten, sehingga kulit pembungkus benda tumpul itu tak ada yang terlewati. Basaah!! Kontie yang sudah keras itu dipegang Dini kemudian didekatkannya mulut manis berbibir tipis untuk memberikan sensasi lain dengan cara menggesek-gesek batang nya dengan gerakan seperti memainkan harmonika.
"Ouughh, Diin!! Feel's good!! Mmphhfff!!" rengek Reno keenakan dengan service oral yang dilakukan Dini.
Sesekali lidah lancipnya juga terjulur keluar membelit disekujur batang kontie Reno. Setelah puas menggesekkan mulutnya di batang kokoh itu, kepala cewek cantik itu pun mulai menelan alat kawin kebanggaan Reno. Mengangguk-angguk memompa, mengempotkan kedua pipinya berulang kali seakan mem-press kontie itu biar pipih sehingga kenikmatan yang dirasakan Reno pun semakin membuncah berlipat memasuki seluruh urat syaraf diseluruh tubuh.

"SLEEEPHHH!!
Ditelannya kembali kemaluan Sang kekasih mentok sampai ke pangkalnya, DeepThroattSkill, dan kepala Dini pun menggoyang kekanan dan kekiri sembari mengeluarkan kontie itu pelan-pelaaan sebelum menghunjamkan lagi kedalam mulutnya dalam-dalam. Ketika sedang melakukan proses deepthroat, jemari lentik dari kedua telapak tangannya pun ikut mengelus, dan mengurut buah zakar yang menggantung di selangkangan Reno.
"Shhh!! Umphhfff!!.. Aakhhh!! Diin..!"
Rambut yang biasanya tergerai indah itu pun tampak basah dan acak-acakan. Beberapa helainya terlihat menempel dipunggung mulusnya yang berkulit putih.
"CLOPPH!.. CLOPHHH!!.. CCLOOPPHHHH!!" suara seksi akibat gesekan kulit batang kontie yang terkocok sempurna oleh mulut Dini pun terdengar jelas.
Setelah beberapa saat, akhirnya sperma kental yang begitu banyak itu menyembur keluar dari belahan celah kecil kepala kontie Reno.
"Ouughh Diin!! Aakhhh.. SHIITTT!!.. GU.GUEE KELUAARRGHHHH!!!.. OUGGHHH!!"

Begitu deras terpancar masuk kedalam mulut mungil cewek cantik itu. Bukannya berhenti, Dini malah semakin cepat mengocokkan mulut mungilnya untuk melahap lonjoran batang kontie Reno yang sedang menyembur mengeluarkan lahar panas. Tapi, dengan kemampuan teknik tinggi, dengan keahliannya yang tak perlu diragukan lagi, maka tak terlihat sedikitpun sperma itu tumpah keluar dari dalam mulutnya. Semuanya tertampung aman didalam mulut Dini. Setelah batang perkasa berhenti mengeluarkan sperma, cewek high class itu membuka sebentar mulut berbibir tipisnya untuk memperlihatkan genangan sperma kepada Reno, sebelum akhirnya ditelan mentah-mentah tanpa ragu masuk melalui tenggorokannya dan meluncur kedalam perut. Hmm.. Perfect BlowJob has done!! Mereka saling berpelukan dengan mesra dan tertidur untuk beberapa saat, mengistirahatkan tubuh dan nafsu yang baru saja saling memenuhi juga mengisi.

Agen Bola - Bandar Taruhan - Bandar Bola - Taruhan Bola - Judi Bola - Agen Sbobet - Agen Maxbet - Agen 368bet - Agen Cbo855 - Agen Sabung Ayam
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Join Us on Facebook

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. hotceritasex - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger